Sepanjang malam aku terus memikirkan ucapan Bhale. Aku juga memikirkan ucapanku. Bayangan kejadian di kedai ice cream terus terputar berulang-ulang di dalam kepalaku. Apa hubunganku akan berakhir dengan adanya perdebatan ini. apa yang harus orang lakukan ketika berdebat. Putus ? aku tidak mau. Aku memang kesal dengan Bhale tapi aku tidak ingin menyelesaikan hubungan ini begitu saja.
Aku terus menangis di balik bantal. Aku mulai memikirkan kesalahanku. Mungkin aku juga bersalah, aku terlalu terbawa emosi. Ini hanya masalah sepele kenapa aku mempermasalahkannya. Kenapa aku begitu kekanak-kanakan. Bhale sudah membujukku tapi aku terus merajuk. Sepertinya memang aku yang menyebalkan disini.
Aku terus menangis sampai aku tertidur. Lalu keesokan paginya aku terbangun dengan mata yang berat. Kedua kantung mataku membengkak sampai kelopak mataku menyipit. Ketika aku melihat pantulan diriku di cermin inilah wujud penyesalan, jika saja aku tidak berpikir buruk ini semua tidak akan terjadi.
Aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi kulihat bengkak di mataku sedikit membaik. Aku mulai mencari ponselku di tas yang kupakai kemarin. Aku melihat pesan yang kuterima tapi tidak ada satupun pesan dari Bhale. Seketika itu membuatku takut. Apa Bhale sudah menyerah denganku. Apa ini artinya hubunganku berakhir. Tidak-tidak, aku tidak mau, tidak boleh.
Aku mengirim pesan untuknya.
Elee : maaf
Tidak berapa lama Bhale membalasku.
Bhale : maafkan aku juga
Elee : kau ingin putus ?
Bhale : tentu saja tidak
Elee : maafkan aku yang memulai pertengkaran ini
Bhale : aku juga bersalah seharusnya aku tidak mengatakan itu
Elee : aku yang paling bersalah
Bhale : aku lebih banyak bersalah
Elee : aku yang paling banyak bersalah
Bhale : bukan Elee, ini aku yang paling banyak bersalah
Elee : aku pokoknya aku
Bhale : yasudah iya kau yang salah
Elee : tapi kau juga salah
Bhale : ?
Elee : hanya sedikit
.................................................................
Selama liburan semester aku mendaftarkan diri ke kelas bahasa inggris. Sedangkan Bhale sibuk dengan penelitian dan jurnal yang belum tuntas dia lakukan. Kesibukan yang kita lakukan membuat kita jarang bertemu. Kami hanya saling menyapa melalui telfon, ketika malam kita sudah selesai dengan segala aktifitas. Jika akhir pekan kami juga akan bertemu untuk menghabiskan waktu bersama. Semakin sedikit waktu bertemuku dengan Bhale, belum lagi jika akhir pekan Kiran dan Kavi mengajakku bertemu.
Semester empat sudah dimulai. Di semester ini ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan kita lebih sering berada di dalam laboratorium. Tugas lab yang semakin banyak dan semakin sulit.
Seperti sekarang, aku harus pergi dengan Kavi untuk mencari katak sebagai bahan praktikum. Kebetulan kali ini aku dan Kavi berada di satu kelompok yang sama. semoga Kavi bisa diandalkan karena aku belum pernah memegang katak.
KAMU SEDANG MEMBACA
academic adventures
Teen FictionElee sudah berusaha mati-matian untuk bisa diterima di Universitas impiannya. Tapi kenyataannya dia gagal. Masa depan yang direncanakan semua gagal. Merasa tidak punya masa depan lagi dia hancur tidak tahu harus berbuat apa. Elee tidak membuat renca...