30. No Sleep

24 1 0
                                    

"keren ya Dosen kita yang ini" Kavi ikut bergabung diantara aku dan Kiran yang sedang berjalan menuju ke kantin. Dia merangkulkan lengannya pada bahuku dan Kiran. Kami baru saja menyelesaikan kelas dari Dosen yang menghapal semua essay mahasiswa. Aku dan Kiran dari tadi juga masih membahas kekaguman kami mengenai beliau.

"aku setuju. Sangat setuju. Beliau bahkan ingat bagian typo yang kutuliskan. Aku belum pernah melihat orang cerdas seperti beliau. Apa mungkin Dia menghapal semuanya sebelum kelas ya" Kiran bersemangat.

"bisa jadi" ucap Kavi

"tapi apa seorang Dosen memiliki waktu luang sampai mau menghapal essay hanya untuk membuat mahasiswanya terkesan. Apa Dia sampai se-kurang kerjaan seperti itu ?" ucap Kiran lagi. Aku tertawa mendengarnya.

"kurasa Bapak ini benar-benar orang yang berkompeten dibidangnya ditambah otaknya cerdas dan IQ nya tinggi. Makanya beliau mudah menghapal isi essay kita" ucapku.

"kau benar" ucap Kiran dan Kavi mengangguk menyetujui.

"kalian pulang ?" tanya Kavi ketika kami sudah berada diluar gedung kampus.

"karena sudah sore sepertinya aku akan istirahat sebentar lalu bersiap kerumahmu" Kiran menunjuk Kavi. Akhirnya kita batal ke kantin

"ya aku juga" aku dan Kiran melepas lengan Kavi dari bahu kami. kami berdua pergi meninggalkan Kavi lebih dulu.

"oke aku akan makan sendiri di kantin" ucap Kavi lesu. Sepertinya dia pura-pura sedih.

"aku tidak percaya kau kesulitan mencari teman makan" Kiran memutar badan untuk berteriak pada Kavi. Aku hanya tertawa, itu benar aku setuju. Kavi pandai bergaul, ramah dan tampan. Dia bahkan dicap playboy karena sering terlewat ramah dengan para wanita.

.........................................................................

Aku, Kiran, Kavi dan Bhale sudah berkumpul di garasi rumah Kavi. Kami melanjutkan tugas kami masing-masing. Ada beberapa kelas yang kami tidak sama jadi kami bisa berbagi informasi mengenai materi yang diberikan oleh dosen berbeda itu. lagi-lagi aku merasa beruntung berada di kelompok belajar ini. Lebih produktif.

"kalian bisa menolongku ?" Juno datang dengan tergesa-gesa dan langsung menjatuhkan tas miliknya diatas meja sampai bunyi benturan laptop dan meja kayu terdengar keras.

"kau bisa langsung masuk ?" tanya Kiran dengan tangan menunjuk Juno lalu Kavi bergantian. Karena Kavi dari tadi tetap disini dan tiba-tiba Juno bisa masuk. Siapa yang membukakan pintu untuk Juno atau siapa yang mempersilahkan dia masuk.

"ada papa Kavi di depan langsung menyuruhku masuk. Aduh itu tidak penting" Juno mengacak-acak rambut panjangnya frustasi. Dia mengeluarkan laptop miliknya dengan tergesa-gesa. Aku mendengar Kavi tertawa dengan tingkah Juno.

"ada apa ?" tanya Kavi santai. Padahal aku sudah ikut panik lalu Kavi masih bisa santai menghadapi Juno.

"aku lupa kalau besok aku harus presentasi, kalian harus membantuku. Ini perintah bukan permintaan" aku bisa bernapas lega sekarang, aku pikir terjadi kecelakan, kehilangan atau kejahatan semacamnya, hemm Juno.

"apa kau tidak punya anggota kelompok yang bisa mengingatkanmu ?" tanya Kavi.

"atau semuanya lupa seperti kelompok Kavi semester lalu" Kiran tertawa mengingat kejadian konyol itu.

"apa kalian lupa mata kuliah besok presentasinya selalu mandiri. Nah aku sudah mengirim ke email kalian sub-bab makalahku jadi aku akan membagi tugas sekarang" aku mengangguk ingat, saking banyaknya tugas aku sering lupa jika tidak membuka catatan tugas. Aku segera mengecek emailku.

academic adventuresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang