Amanda
Siang ini aku berencana pergi ke toko bahan kue untuk membeli beberapa stok bahan yang habis. Minggu ini aku berencana akan memulai rutinitasku kembali setelah sempat terhenti selama dua minggu lamanya karena persiapan ujian.
Aku memutuskan untuk mengendarai mobilku sendiri walaupun sebenarnya sedikit tidak yakin, karena memang belum lancar menyetir. Dan Arka yang biasanya setia menemaniku berbelanja, kali ini aku perintahkan dirumah saja untuk menjaga ibu.
"Manda.."
Aku terkejut saat mendapati mas Garin sudah berdiri di depan pintu rumahku.
"Iya mas. Ada apa?" Tanyaku.
"Gimana keadaan ibu?"
"Ibu udah baikan kok. Barusan langsung tidur setelah minum obat."
"Ya udah kalau gitu, lebih baik nanti mas kesini lagi. Ini ada buah-buahan untuk ibumu dan juga hadiah dari mas dan mamih buat kamu." mas Garin kemudian menyimpan kedua bingkisan itu di meja tamu.
"Makasih ya, udah ngerepotin sampe mas sendiri yang nganter."
"Nggak masalah. Tadinya mau sekalian nengok ibu soalnya mamih baru bisa kesini nanti sore." ucapnya.
"Kamu mau pergi?" tanya mas Garin saat melihatku sudah bersiap.
"Iya mas."
"Nyetir sendiri? Arka mana?"
"Kebetulan Arka lagi aku suruh jagain ibu dirumah."
"Emangnya udah lancar nyetirnya?"
"Belum sih. Tapi kan harus dicoba supaya terbiasa."
"Kalau nyetir itu jangan coba-coba karena nyawa taruhannya. Kamu tunggu disini sebentar, mas keluarin mobil dulu biar nanti mas yang anter."
Lima menit kemudian mobil mas Garin sudah tiba di depan rumahku. Dia membukakan pintu dan langsung mempersilahkanku duduk disampingnya.
Penampilan mas Garin kali ini sangat berbeda. Dia terlihat lebih santai dengan gaya casualnya. Tidak seperti biasanya yang selalu tampil formal dengan stelan kerjanya.
"Aku suka loh ngeliat penampilan mas Garin kayak gini. Kelihatanya lebih fresh dan lebih muda."
Mas Garin tersenyum simpul saat aku memujinya. "Sebenarnya mas juga lebih nyaman kayak gini. Tapi kalau lagi kerja, kita harus tampil rapih dan formal. Apalagi kerjaan mas itu ketemu klien setiap hari."
"Pake setelan kerja juga tetep keren kok. terlihat lebih seksi dan maskulin gitu."
"Kamu itu lagi muji atau ada modus terselubung?"
"Ya muji lah mas. Soalnya mas Garin itu keren, ganteng, cool, mapan. Pokoknya laki-laki idaman banget deh, makanya Manda suka."
"Nggak ada receh."
"Ugghhh, berasa disawer."
Perjalanan kami diisi dengan obrolan-obrolan ringan dan canda tawa. Jujur, melihat tawa mas Garin yang lepas seperti saat ini merupakan moment langka bagiku. Dulu, mas Garin adalah pribadi yang hangat, namun setelah menyelesaikan kuliahnya dan kembali lagi ke tanah air, sikapnya banyak berubah. Dia lebih pendiam dan menjadi orang yang gila kerja.
"Kenapa kemaren nggak beli sesuatu?" pertanyaan mas Garin langsung membuyarkan lamunanku. "Maaf ya, harusnya mamih nemenin kamu belanja juga, bukan malah nyuruh belanja sendiri."
"Nggak apa-apa mas, lagian aku tuh nggak terlalu suka belanja. Kalau beli baju juga banyakan online."
"Kemaren setelah kamu pulang, mamih merasa bersalah dan langsung nyari hadiah buat kamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendiri (END)
ChickLit~ Garin & Amanda ~ (Sudah terbit di Karyakarsa mulai part 37-52) Amanda Greya si gadis tomboy yang sangat mencintai Garin Danandjaya, pria dewasa yang usianya terpaut delapan tahun dan sudah memiliki kekasih. Garin Danandjaya merasa terusik dengan k...