Garin
Hari ini aku mengadakan sebuah pesta kecil untuk memperkenalkan kantor baruku pada beberapa kolega, staf dan juga sahabat-sahabat dekat. Selain mengundang mereka, aku juga mengundang kedua orangtuaku untuk datang ke Jakarta. Namun karena mereka tengah berada di surabaya akhirnya Prasada yang hadir mewakili keluarga.
Saat Prasada datang menghampiri, tatapanku malah fokus pada wanita cantik yang berada di samping Prasada. Penampilannya kali ini sangat jauh berbeda dari biasanya membuatku hampir saja tidak mengenalinya. Harus kuakui kalau malam ini dia tampak cantik dengan balutan dress yang membungkus tubuh sempurnanya. Ternyata dress pilihanku sangat cocok untuknya karena malam ini dia menjelma menjadi seorang wanita cantik, bukan lagi gadis remaja.
"Selamat ya mas, kantornya keren." Prasada berdecak kagum saat mengamati semua sudut kantorku.
Aku memang sengaja membuat konsep kantor yang dirancang menyerupai cafe dengan tujuan agar semua karyawan lebih produktif dibanding bekerja dalam suasana kantor dengan konsep desain konvensional.
"Kalau mau, kamu bisa bergabung disini setelah lulus nanti." Aku memberikan tawaran pekerjaan pada Prasada.
"Gue nggak mungkin nolak dong mas. Tapi gajinya juga harus memuaskan." jawab Prasada penuh semangat.
"Gampang, bisa diatur."
Pandanganku kembali mengarah pada Amanda. ini adalah kesempatan aku untuk memandang wajahnya lebih dekat. Amanda hanya menghias wajahnya dengan polesan ringan saja namun entah mengapa itu justru terlihat begitu pas dan membuatnya menjadi lebih cantik dan menarik.
"Selamat ya mas untuk kantor barunya." ucap Amanda dengan senyumnya yang mengembang.
"Makasih juga udah meluangkan waktu untuk datang kesini." jawabku. "Gimana, kalian mau langsung naik?"
Aku mengajak mereka untuk menuju lantai atas, tempat dimana acara berlangsung. Namun Prasada menolak dan menyuruh Amanda untuk ikut denganku terlebih dahulu karena dia ingin berkeliling sambil mengabadikan kantorku lewat kamera yang dibawanya untuk dikirimkan pada kedua orangtuaku.
Akhirnya aku membawa Amanda ke ruanganku terlebih dahulu. Entah kenapa tiba-tiba saja aku jadi bersemangat ingin memperlihatkan kantorku padanya.
"Mas, kita dimana sekarang?" Tanya Amanda.
"Kita ada di ruangan mas."
Kedua mata Amanda berbinar dan terlihat semakin antusias. "Nyaman banget." puji Amanda sambil terus memperhatikan sekelilingnya.
"Kamu suka?"
"lebih dari suka. Ini sangat keren."
Aku tersenyum melihat bagaimana antusiasnya dia melihat ruanganku. Amanda memang fans garis kerasku. Apapun yang aku lakukan dan aku kerjakan dia pasti menyukainya.
"Mas, kok bisa sih kepikiran bikin konsep begini? lihat kantor dilantai bawah aja aku udah jatuh hati, apalagi lihat ruangan ini. Ya ampun, sumpah ini keren banget. Nuansa warnanya juga kesukaan aku banget." ternyata gadis itu benar-benar tertarik dengan konsep kantorku, bukan hanya tertarik denganku saja.
"Bisa dong, ngapain jauh-jauh belajar sampai keluar negeri kalau nggak bisa bikin rancangan yang bagus. Intinnya, semua konsep terbaik yang ada dikepala mas, tertuang di gedung ini."
"Nggak usah diragukan lagi. Mas Garin memang keren." decakan kagum kembali terlontar dari Amanda.
"Gedung ini menjadi jati diri dan bukti dari kerja keras mas Garin selama ini. Aku nggak nyangka kalau pencapaian mas akan sebesar ini. Sebagai orang yang tahu persis bagaimana perjuangan mas dari awal, Manda bangga dan kagum banget sama mas Garin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendiri (END)
ChickLit~ Garin & Amanda ~ (Sudah terbit di Karyakarsa mulai part 37-52) Amanda Greya si gadis tomboy yang sangat mencintai Garin Danandjaya, pria dewasa yang usianya terpaut delapan tahun dan sudah memiliki kekasih. Garin Danandjaya merasa terusik dengan k...