Part 30

35.5K 2.6K 107
                                    

Amanda

Setelah semua bahan yang diperlukan sudah tersedia di atas meja dapur, aku segera mengenakan apron dan bersiap untuk membuat sebuah dessert. Dan dessert yang akan aku buat kali ini adalah Basque Burnt Cheese Cake.

Sebetulnya menu ini sudah tidak asing lagi dikalangan penikmat dessert. Namun yang berbeda kali ini, aku ingin sedikit memodifikasi rasa dan tampilannya yang akan dikemas dalam bentuk muffin atau cup cake dengan tujuan supaya harganya lebih terjangkau dari sebelumnya.

Melihat bagaimana lahapnya Denawa memakan dessert tersebut, aku yakin sekali kalau Burnt Cheese Cake ini akan disukai balita juga mengingat bentuknya yang lucu dan banyaknya pilihan toping.

Selain Denawa, mas Garin adalah sosok yang aku jadikan reviewer
Selanjutnya. Kenapa harus mas Garin? Karena dia termasuk salah satu picky eater yang tidak selalu welcome dengan beberapa jenis makanan. Dan biasanya, orang seperti itu akan jujur dalam memberikan penilaian.

Mengingat pria itu, aku langsung mengecek ponselku karena biasanya mas Garin akan menanyakan kabar kami setiap harinya, setelah kita berdua sepakat untuk melakukan pendekatan.

Aku jadi teringat percakapan kami sebelum akhirnya aku memutuskan untuk menerima permintaan mas Garin.

"Sekarang coba tanya sama diri kamu sendiri kenapa mau melakukannya waktu itu, padahal kamu kan bisa menolaknya. Kalau kamu udah dapat jawabannya, maka bisa dipastikan kalau jawaban kamu itu sama seperti apa yang mas pikirkan waktu itu."

"Karena kita sama-sama merasakan perasaan yang sama. Rasa yang terpendam itu akhirnya tidak terkendali lagi saat kita bertemu karena sama-sama saling merindukan."

Apa yang dikatakan mas Garin memang benar adanya. Saat itu aku pun tak kuasa menolak karena aku juga begitu menginginkanya.

Dan setelah mendengar semua pengakuan darinya, aku pikir tidak ada salahnya kalau aku mulai membuka diri lagi padanya. Menganggap kalau semua yang terjadi antara mas Garin dengan mbak Maya adalah bagian dari masa lalunya. Yang penting buat aku, mas Garin tidak pernah melakukannya dengan mbak Maya.

"Maaf mas aku baru pegang handphone." Aku memutuskan untuk mengirim pesan kepadanya saat dua panggilan tak terjawab darinya luput dari pendengaranku.

Lima menit kemudian mas Garin membalas chat yang aku kirim. "Mas ganggu yaa?"

"Nggak kok. Aku lagi santai."

"Nggak ke outlet?"

"Nggak mas. Kebetulan hari ini aku di rumah seharian."

"Manda..." tulisnya.

"Yaa mas."

"Sekarang hari apa ya?"

"Hari sabtu."

"Berarti malam minggu dong."

"Iyaa..."

"Terus kalau malam minggu biasanya ngapain?"

"Ya dirumah aja sama Nawa. Seperti biasanya."

"Boleh ke rumah?"

"Kalau mau ke rumah yaa kerumah aja. Biasanya juga begitu. Kenapa harus ijin."

"Kali ini beda."

"Beda apanya?"

"Soalnya mas mau ngapelin kamu."

Tubuhku jadi merinding saat membacanya. Ini pertama kalinya mas Garin bertingkah seperti itu.

"Jalan yukk..mas pengen ngajak kamu kencan."

Kencan?? OMG.....

Terus terang aku bingung harus menjawab apa. Jika aku langsung menjawab yess, rasanya aku ini seperti wanita gampangan. Tapi jika aku menjawab tidak, itu artinya aku tidak menuruti kata hati. Tidak ada salahnya kan mencoba menerima tawaran mas Garin?

Cinta Sendiri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang