Garin
Setelah mendapatkan kabar bahwa kedua orangtuaku sedang berada di Bandung, aku dan Maya segera menyusul meninggalkan pekerjaan kami demi bertemu dengan mereka.
Aku tak menyangka kalau kedatangan mereka akhirnya membawa hubunganku dengan Maya menuju kejenjang yang lebih serius lagi. Mamih meminta dipertemukan dengan kedua orangtua Maya untuk membicarakan hubungan kami kedepannya. Mereka merasa bahwa aku dan Maya sudah cukup matang untuk menikah dan memiliki seorang anak.
Setelah dua jam bertemu akhirnya mereka sepakat dan memutuskan untuk menggelar pertunangan kami minggu depan tanpa meminta pendapatku dan Maya terlebih dahulu.
Sebetulnya aku masih terkejut karena pada akhirnya Maya bersedia bertunangan, mengingat penolakan-penolakan dia sebelumnya yang membuatku tak berharap banyak pada perkembangan hubungan kami kedepannya dan menjalaninya dengan santai.
Dengan waktu yang sangat singkat, niscaya acara akan terlaksana jika kami tidak bertindak cepat. Maka dari itu mamih kemudian mengambil alih persiapan pertunangan kami dan mempercayakan sepenuhnya kepada sepupuku yang merupakan pemilik salah satu WO terkenal di Bandung.
Setelah menghubungi sepupuku yang bernama Nina, hari ini dia mengajak kami bertemu di suatu tempat untuk membicarakan persiapan acara. Tempat yang dipilih Nina kali ini adalah sebuah kedai kopi yang letaknya cukup strategis karena berada dipusat kota.
"Selamat datang kembali di Bandung." Sambutnya.
"Kamu ngajak bertemu ditempat yang tepat. Kebetulan om lagi pengen banget ngopi." Ucap papih sambil mengamati desain interior kedai kopi ini yang sangat kental dengan perpaduan antara nuansa modern dan tradisional. "Kalau tempatnya senyaman ini kopinya juga pasti nikmat."
"Pastinya om. Ownernya kebetulan temen Nina."
"Oh ya?"
"Dia juga ownernya toko kue sebelah."
"Temen maen atau temen bisnis?" Tanya mamih penasaran.
"Dua-duanya Tante, lebih tepatnya dia udah kayak adekku sendiri."
"Masih muda banget dong?"
"Dia juga masih kuliah om."
"Orangnya cantik nggak Nin?" Tanyaku.
"Udah mau tunangan juga, masih nanyain cewek cantik." Nina mencebik.
"Bukan buat aku tapi buat Prasada. Kenalin dong sama Pras, biar dia nggak jomblo terus."
"Boleh aja, tuh dia orangnya." Tunjuk Nina pada seorang wanita yang tampak sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
"Manda..." panggilnya dan wanita yang dipanggil Manda itu pun menoleh sambil berdiri hendak menyambut kami.
Dia tampak terkejut, begitu juga dengan kami. Tidak menyangka kalau ternyata orang yang akan dikenalkan Nina pada kami adalah Amanda, gadis yang sudah lama kami kenal.
"Loh Amanda." Mamih seolah tidak percaya bahwa orang yang beberapa hari ini dia cari berada di hadapannya.
"Apa kabar sayang? Tante pikir kita nggak akan ketemu lagi." mamih kemudian memeluk rindu tubuh Amanda yang sepertinya masih terkejut dengan pertemuan ini.
"Manda baik tante. Om sama tante apa kabar?"
"Kami juga baik-baik aja Manda. Kata ibumu, kamu pindah rumah yaa?"
"Manda sengaja pindah rumah supaya lebih dekat dengan toko dan kampus."
"Tante kenal sama Manda?" tanya Nina yang terlihat masih kebingungan dengan interaksi kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/260614458-288-k90361.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendiri (END)
ChickLit~ Garin & Amanda ~ (Sudah terbit di Karyakarsa mulai part 37-52) Amanda Greya si gadis tomboy yang sangat mencintai Garin Danandjaya, pria dewasa yang usianya terpaut delapan tahun dan sudah memiliki kekasih. Garin Danandjaya merasa terusik dengan k...