Garin"Ini Amanda kan?" tanya Anggi saat melihat kedatanganku bersama Amanda.
"Iya, dia Amanda yang aku ceritakan tadi."
"Manda.. kenalin dia Anggi ibunya Abel." Kedua wanita itu kemudian saling berjabat tangan dan memperkenalkan dirinya masing-masing. Anggi memang belum sempat bertemu dan berkenalan secara langsung karena ketika aku dan Amanda berpapasan, dia sudah masuk lebih dulu ke ruangan bersama Abel.
"Aku nggak nyangka loh kalau Amanda yang dimaksud Garin itu Amanda Greya."
"Kamu tahu Manda sebelumnya?" Tanyaku.
"Amanda ini salah satu influencer yang aku kagumi. Buku resepnya juga sangat membantu. Ternyata aslinya lebih cantik dan lebih imut." puji Anggi.
Amanda tertawa kecil saat mendapatkan pujian itu. "Mbak Anggi bisa aja. Terima kasih loh udah beli buku saya." ucapnya.
"Jadi anak yang ada di cover buku kamu itu?" tanya Anggi menggantung.
"Itu anak saya mbak, namanya Denawa."
"Berarti anak kalian berdua kan? kenapa aku baru nyadar ya."
"Kenapa memangnya?" tanyaku.
"Wajahnya mirip kamu banget." jawabnya.
"Aku kan papahnya, masa iya mirip orang lain." Ucapku. "Oh ya, gimana kondisi Abel Gi? Sudah dipindah ke ruangan PICU?" tanyaku.
Anggi menggelengkan kepalanya. Mungkin dia bingung dan tidak tahu harus menjawab apa.
"Sekarang Abel dimana?"
"Sedang diobservasi. Dia ditemani abangku didalam."
"Aku akan mengurus semuanya, termasuk menemui Dewa. Dia harus tahu kondisi anaknya."
"Saya juga akan membantu mas Garin untuk meyakinkan kak Dewa mengenai Abel. Kalau kak Dewa masih bersikap sama, mbak nggak perlu khawatir karena kami berdua yang akan membantu biaya perawatan Abel." Ujar Amanda.
"Selama ini aku sudah banyak ngerepotin Garin, sekarang malah ngerepotin Amanda juga. Aku benar-benar berterima kasih sama kalian berdua."
"Mulai sekarang mbak Anggi nggak boleh sedih lagi karena kalau mbak sedih Abel juga akan ikut merasakanya karena ikatan batin antara ibu dan anak itu sangat kuat."
"Kalau boleh meminta, lebih baik aku saja yang sakit, jangan Abel. Rasanya ingin mati saja, dunia ini terlalu kejam buat aku."
"Dunia nggak jahat mbak, kitanya saja yang sedang dilatih untuk kuat dan sabar." ucap Amanda.
"Bertahanlah Anggi dan buang semua pikiran bodoh kamu itu. Ini nggak seburuk yang kamu pikirkan."
"Maaf...maafkan aku."
"Jangan pernah merasa sendirian mbak. Ada kami yang akan selalu mendukung." ucap Amanda.
"Denawa pasti bangga sama kalian. Dia beruntung karena punya seorang papah yang bertanggung jawab dan mama yang berhati malaikat seperti Amanda." ucap Anggi sambil mengusap air matanya. "Oh ya, bagaimana kondisi Denawa sekarang? Kemarin Garin cerita banyak tentang kalian dan aku merasa bersalah begitu tahu kalau ternyata Denawa juga dirawat disini. Maaf yaa.. kemarin Garin aku pinjem."
"Nggak apa-apa mbak, saya ngerti kok. Kondisi Denawa juga sudah mulai lumayan membaik." jawab Amanda.
Aku tersenyum dalam hati saat Amanda mengatakan tidak apa-apa. Anggi belum tahu saja kalau sebelumnya Amanda sempat misuh-misuh kepadaku gara-gara dia.
Melihat bagaimana rapuhnya Anggi, malam ini juga aku langsung menyuruh Amanda untuk menghubungi Dewa dan memintanya bertemu di cafetaria rumah sakit. Tujuannya tak lain adalah untuk mempertemukan Dewa dan Anggi supaya mereka dapat duduk bersama berbicara mengenai Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendiri (END)
ChickLit~ Garin & Amanda ~ (Sudah terbit di Karyakarsa mulai part 37-52) Amanda Greya si gadis tomboy yang sangat mencintai Garin Danandjaya, pria dewasa yang usianya terpaut delapan tahun dan sudah memiliki kekasih. Garin Danandjaya merasa terusik dengan k...