Part 19

45.9K 3.3K 120
                                    

Garin

Setelah selesai melakukan zoom meeting dengan beberapa staf kantor, aku segera berkemas. Rencananya hari ini aku akan kembali ke Jakarta setelah satu pekan lebih meninggalkan pekerjaanku disana.

"Mas jadi balik ke Jakarta sore ini?" Tanya Pras yang siang ini ikut meeting bersamaku.

"Jadi lah. Mau ikut bareng?"

"Sebelum balik, boleh minta waktunya sebentar nggak mas? ada yang mau aku bicarain."

Aku memandang wajahnya Prasada yang tampak serius. "Okay, kalau begitu tunggu aja di bawah, nanti mas nyusul."

Setelah selesai berkemas, aku segera turun menemui Pras dan kedua orangtuaku yang sudah berkumpul. "Ada apa sih Pras, penting banget keliatannya?" tanyaku.

"Begini mas, tujuanku mengumpulkan kita semua disini karena aku ingin membahas tentang kehamilan Amanda."

Aku dan kedua orangtuaku saling bertatapan, sedikit heran dengan apa yang akan dibahas Prasada.

"Memangnya Manda hamil lagi?"

"Enggak mih."

"Lah, terus kamu mau bahas kehamilan yang mana lagi?"

"Aku mau bahas soal kehamilan Amanda yang dulu mih. Waktu dia hamil Denawa."

"Kamu tahu apa tentang kehamilan Manda waktu itu. Sudah lah Pras, kita nggak usah bahas yang sudah-sudah deh, kasihan Amanda." pinta mamih.

"Please, dengerin aku dulu mih. Ini penting banget. Jangan sampe kita semua menyesal karena terlambat mengetahuinya." pinta Prasada.

"Silahkan, bicara saja Pras." Perintah papih.

"Kita semua tentu masih ingat waktu tante Tia bilang kalau Amanda melahirkan pada bulan Maret. Jika dihitung mundur berarti Amanda hamil dibulan Juli kan mih?"

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, mamih pun mulai ikut berhitung. "Iya, Juli itu terhitung sudah satu bulan kehamilan." ucap mamih.

"Mas ingat kapan launching kantor di Jakarta?" Tiba-tiba Pras melempar pertanyaanya kepadaku.

"Bulan Juni." jawabku.

"Aku ingat banget setelah acara launching selesai, mas Garin dan teman-teman termasuk mbak Maya malam itu mengadakan pesta dan kalian semuanya mabuk."

"Kenapa jadi ngebahas soal mabuk sih Pras. Bukannya kita lagi ngebahas soal kehamilan Amanda."

"Karena itu adalah titik awal kehamilan Amanda. Dan kenapa aku membahasnya, karena mas Garin ada kaitannya dengan itu."

"Maksudnya?"

"Ketika kalian mabuk, aku berinisiatif mengantarkan mbak Maya pulang ke rumah kakaknya sementara Amanda membawa mas ke hotelku."

"Jadi bukan kamu yang bawa mas ke hotel?"

"Bukan aku, tapi Amanda." Tegasnya.

Entah kenapa tiba-tiba perasaan takut menyergapku begitu mengetahui kalau Amanda yang mengantarku ke hotel. Ditambah lagi dengan pernyataan Prasada yang mengatakan bahwa kehamilan Amanda ada kaitannya denganku.

"Aku tiba dihotel satu jam setelah mengantar mbak Maya pulang. Setelah itu aku langsung masuk ke kamar untuk mengecek kondisi mas. Saat itu kamar sudah sangat berantakan dan aku melihat sabuk dan celana mas sudah dalam keadaan terbuka, bahkan ada sedikit cairan basah yang masih menempel dicelana dalam mas Garin. Aku menduga, satu jam sebelum kedatanganku telah terjadi sesuatu antara mas Garin dan Amanda."

"Kenapa kamu bisa menyimpulkan begitu Pras?"

"Karena aku melihat kondisi keduanya mih."

"Memangnya kamu melihat mereka tidur seranjang?" Tanya mamih.

Cinta Sendiri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang