Part 29

29.2K 2.5K 100
                                    


Garin

Awalnya aku sempat kecewa ketika mendengar tuduhan yang dilontarkan Amanda terhadapku. Namun aku juga cukup mengerti dan memahami betul akan keraguannya. Sangat wajar apabila dia mempertanyakan sejauh mana hubunganku dengan Maya, mengingat hubungan yang aku jalani bersama Maya memang berlangsung sudah sangat lama.

Seandainya aku tidak datang dan mendengar langsung curahan hatinya pada Anggi, mungkin aku tidak akan tahu isi hati Amanda yang sebenarnya. Tentang bagaimana dia melihat dan menilaiku dari sudut pandangnya selama ini.

Aku sadar betul bahwa perjuanganku kali ini tidaklah mudah. Butuh pembuktian dan juga pendekatan secara intens untuk memperlihatkan keseriusanku pada Amanda. Maka dari itu, moment penolakanku pada Shena aku harap mampu menunjukan dan memperlihatkan seberapa besar kesungguhanku padanya.

Malam ini aku sengaja membawa Amanda mengunjungi villa milik keluargaku yang berada di daerah Lembang Bandung. Suasananya yang hening dan penuh ketenangan sangat mendukung upayaku untuk memperbaiki hubungan kami.

Kami berdua duduk disebuah sofa yang posisinya menghadap langsung ke area taman terbuka. Air hujan yang tumpah deras malam ini cukup memberikan sensasi berbeda dengan menguarnya aroma petrichor yang langsung mendominasi indera penciuman kami.

"Dingin?" Tanyaku saat melihat Amanda semakin mengeratkan kedua tangan didadanya. Udara lembang memang sangat dingin, ditambah lagi dengan derasnya hujan membuat tubuh kami rasanya ingin berlindung dibalik selimut.

Keadaan Amanda nampak lebih baik setelah mendapatkan pelukan hangat dari selimut yang aku berikan padanya. Tidak lupa, aku menggosokan kedua telapak tanganku agar hangat lalu meletakanya di kedua pipi Amanda yang dingin, persis seperti yang sering aku lakukan padanya dulu ketika kami mengunjungi villa ini.

Saat telapak tanganku menyentuh pipinya, pikiranku seakan kembali kemasa lalu ketika melakukan hal yang sama padanya dimalam perpisahan kami. Bertahun-tahun tidak bertemu dengannya membuat aku merasa takjub dengan perubahan yang terjadi pada diri gadis itu. Amanda tumbuh menjadi wanita cantik, cerdas, mandiri dan pandai merawat tubuhnya dengan baik walaupun dia mencoba menyembunyikan keindahanya itu dibalik penampilan tomboynya.

Amanda juga begitu membanggakan. Dia berada di level yang berbeda untuk ukuran gadis seusianya yang rata-rata masih mementingkan kesenangan. Amanda itu ibarat cerminan diriku sendiri yang berani bermimpi dan tidak segan-segan dalam mengambil keputusan.

Tapi aku juga tidak habis pikir, bagaimana bisa gadis yang selama ini sudah aku anggap seperti adikku sendiri ternyata memiliki perasaan lain terhadapku. Menyadari hal itu, aku pun mulai menjaga jarak dengan Amanda. Bukannya aku tega atau berlebihan tapi aku perlu menjaga perasaan Maya dan tidak ingin rasa yang tumbuh dihati Amanda semakin berkembang dan semakin menyulitkan kami berdua kedepannya.

Sehari sebelum pindah ke Jakarta, aku memutuskan untuk menemani Amanda bahkan sampai rela menjadi supir pribadi yang siap mengantar kemana pun dia mau. Hari itu aku ingin bersamanya, mengahabiskan waktu dengannya dan memberi kenangan yang indah pada gadis itu karena kedepannya mungkin kami akan jarang bertemu.

Semakin aku menjauh, pesona yang dimiliki Amanda semakin meresahkan saja. Sosoknya melesat masuk dan mulai membayang-bayangi otak dan pikiranku setiap saat. Aku tahu ini salah tetapi semakin aku menolak, aku semakin tidak bisa mengontrol diriku sendiri.

Saat kami dipertemukan kembali diacara kantor baruku, aku dibuat terpana oleh penampilanya yang begitu cantik dan tampak lebih dewasa. Amanda tampil sangat sempurna sebagai seorang wanita dan harus kuakui kalau kali ini aku benar-benar tertarik padanya.

Kami terbawa suasana ketika berada disatu ruangan yang didalamnya hanya ada kami berdua. Dalam gairah yang menggebu, kami saling melepas rindu tanpa bicara. Saling menyentuh dan menikmati tubuh satu sama lain tanpa paksaan dan penolakan. Aku memang gila tapi Amanda pun sama gilanya karena tidak kuasa memendam hasrat yang tertahan selama ini.

Cinta Sendiri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang