Part 8

39.3K 2.9K 15
                                    

Amanda

Saat mengingat kembali semua perbuatan yang sudah kulakukan dengan mas Garin beberapa menit yang lalu, aku merasa seperti wanita yang kurang belaian kasih sayang karena tidak mampu mengendalikan diri saat berada di dekatnya.

Entah kenapa ketika berhadapan dengan mas Garin akal sehatku rasanya menghilang begitu saja, menyisakan otak mesumku yang sudah tidak terkendali. Sepertinya setelah ini aku harus benar-benar mencuci otakku untuk melupakan kejadian tadi.

Aku kembali memandangi mas Garin dan mbak Maya yang tampak sedang berbincang. Melihat mbak Maya, perasaan bersalahku kembali muncul. Tidak seharusnya aku dan mas Garin mengkhianati dia seperti tadi.

"Hai manis boleh kenalan nggak?"

Aku langsung memandang pria yang baru saja menyapaku. Sosok dewasa dan berparas tampan itu tersenyum kepadaku.

"Aku Dewa sahabatnya Garin dan Maya."

Diam mengulurkan tangan yang langsung aku sambut. "Amanda."

"Temen atau pacarnya Prasada?" Dia bertanya kembali.

"Temen kak."

"Oohh kirain kalian pacaran. Soalnya cewek cantik kaya kamu nggak mungkin sendirian."

"Emang harus banget yaa punya pacar." Jawabku.

"Nggak juga sih. Tapi aneh aja." Ucapnya. "Kalau aku ngajak kamu jalan, nggak keberatan kan?"

"Gue yang keberatan. Lo jangan macem-macem ya."

Itu adalah suara mas Garin yang kini sudah berada dihadapan kami.

"Siapa yang mau macem-macem, gue serius tahu. Kasihan dia dari pada ngeliatin terus orang yang lagi pacaran."

"Terus apa urusannya sama lo?"

"Ya nggak ada sih."

"Aku disini aja, kak. Nggak enak juga sama Pras." Tolakku.

Kak Dewa tampak kecewa mendengar penolakanku. "Yaudah nggak apa-apa. Aku juga disini kok."

"Awas jangan nawarin dia minum!" Ancam mas Garin.

"Gila, lo! Posesif banget sih." Umpat kak Dewa sambil mengekori mas Garin yang pergi entah kemana.

Aku mengedarkan pandangan dan memperhatikan orang-orang disekitarku yang sedang minum sambil mendengarkan musik. Rupanya hanya tinggal aku dan Prasada saja yang masih bertahan untuk tidak ikut minum sementara yang lainnya sudah dalam keadaan mabuk berat.

Aku jadi menyesal kenapa tidak langsung undur diri saja begitu acara selesai. Kenapa juga harus mengikuti ajakan mbak Maya untuk ikut party lanjutan yang membuat aku terjebak lebih lama disini bersama mereka.

Aku baru tahu kalau ternyata party-nya orang dewasa itu seperti ini. Mereka rela merogoh kocek yang dalam demi minuman memabukan yang harganya selangit. Apa istimewanya coba, hanya buang uang dan buang waktu saja.

"Aku mau antar dulu mbak Maya pulang ke rumahnya." ucap Pras tiba-tiba.

"Terus aku gimana dong?"

"Tunggu aja dulu disini. Aku nggak lama kok."

"Aku nggak mau." tolakku.

Sesaat Prasada nampak berpikir. "Gimana kalau pulang ke hotel aja."

"Sendirian?" tanyaku.

"Nggak apa-apa kan? Atau kamu bawa mas Garin ke hotel aja sekalian. Kasihan kalau dia tidur disini."

"Mas Garin lagi mabuk. Gimana caranya coba aku bawa dia?lagian kenapa bawa ke hotel? Dia kan punya rumah."

Cinta Sendiri (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang