Happy Birthdate Cha Eunwoo'ssi ... semoga sukses selalu my yearmate
🌷🌷
Skye menatap cemas kedua pria di hadapannya yang masih betah dengan posisi mereka masing-masing sejak 15 menit yang lalu.
"Ada apa ini, Dehaan?" Suara Larine memecah ketegangan di antara kedua pria itu, juga memberi Skye kesempatan hidup untuk kedua kalinya karena nyaris mati karena tak sempat menarik napas tadi.
"Klaus?" tanya Larine lagi setelah tak mendapat jawaban dari Dehaan yang masih menggengam tangan Skye. Tak mendapat jawaban juga, Larine memutar tatapannya ke arah Skye yang mengedikkan bahu sebelum ditanya.
"Kau, siapa?" tanya Larine pada Skye.
"Ahk, aku ...."
"Dia adalah Putri Skye, putri tunggal Kerajaan Amsterdam yang baru saja dinikahi putra mahkota," jelas Klaus mendahului Skye yang terlihat sedikit gugup.
"Akh, itu benar. Aku Skye dari Amsterdam." Larine segera membungkuk hormat.
"Saya Larine, Yang Mulia. Maafkan ketidakhormatan saya," ucap Larine terus membungkuk.
"Tak apa, aku baik-baik saja dengan itu," jawab Skye sebisanya. Ya, Skye belum terlalu paham dengan bahasa negara Vienna yang jauh berbeda dengan bahasa negaranya.
"Dia begitu cantik, Dehaan," bisik Larine namun terdengar jelas di telinga Skye.
"Wah, tampaknya kalian sangat akrab," sindir Skye. Dehaan menatap Skye dengan tajam menusuk.
"Ahk, kami sudah dekat sejak kecil, Putri." Jawaban Larine hanya dijawab Skye dengan anggukan.
"Apa kita jadi berkudanya, Putri?" tanya Klaus. Skye menatap tangan Larine yang menggengam tangan Dehaan dengan perasaan campur aduk.
"Putri?" tanya Klaus lagi.
"Tentu, kita akan berkuda dan kau harus menemaniku, Klaus!" perintah Skye sambil melepas genggaman Dehaan padanya.
"Baik, Putri," jawab Klaus sambil menuntun Skye menuju istal, di mana banyak kuda kualitas terbaik milik keluarga istana yang terparkir di sana.
"Silahkan pilih kuda Anda, Yang Mulia," ucap Klaus mempersilakan Skye memilih sendiri kudanya. Skye tampak bingung.
"Apa gadis manja sepertimu mampu memilih kuda terbaik untuk naiki?" tanya Dehaan sinis. Skye tersenyum manis namun dengan tatapan berapi.
"Aku tidak sebodoh itu, Yang Mulia Putra mahkota!" ucap Skye penuh penekanan.
"Maka buktikan!" tantang Dehaan. Skye tak banyak bicara, hanya mengambil beberapa rumput dan menjulurkan tangannya ke arah kumpulan kuda yang sedang berjemur.
"Apa kau sudah kalah?" tanya Dehaan remeh.
"Diamlah Putra Mahkota! Sepertinya kau lebih baik diam dan lihat dengan serius bagaimana kuda ini memilihku," jawab Skye tak senang diremehkan.
"Memilihmu? Kau yakin?" tanya Dehaan masih dengan nada mengejek.
"Aku tidak berhak memilih mereka, tapi mereka yang akan memilihku," jawab Skye yakin. Dan masih setia dengan rumput di tangannya. Satu dua kuda mendekatinya, namun hanya membau rumput yang Skye pegang tanpa berkeinginan untuk memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEHEIM✔
Fantasy(Historical-Fantasy) Kendati ingin menolak, Skye tidak bisa memalingkan wajahnya dari penderitaan yang dialami rakyatnya dan merelakan kebebasannya untuk sebuah pengorbanan. Amsterdam dan Vienna, dua kerajaan yang sama besar namun terikat masa lalu...