Chapter 18

638 98 2
                                    


Mendengar pembicaraan kedua prajurit istana, Skye memutar arah langkahnya menjauhi istana dan kini pintu gerbang istana sudah ada di depannya. Melihat banyaknya penjaga di gerbang membuat Skye yakin bahwa menembus gerbang itu takkan membuatnya selamat. Setelah memutar otak cukup keras, Skye akhirnya memilih mundur dan berlari menuju istal dengan secepat yang ia bisa.

"Gerbang utara menjanjikan kita untuk keluar melihat keramaian kota saat malam tiba."

Skye mengingat pembicaraan beberapa pelayan bagian dapur perihal jalan alternatif untuk keluar dari istana Vienna dengan resiko tertangkap penjaga yang minim, dan itu adalah gerbang utara yang sangat dekat dengan istal dan lapangan berkuda istana. Skye bersembunyi sambil mengawasi gerak-gerik penjaga istana, setelah merasa semua terkendali, wanita dengan kaus tangan panjang dan celana longgar itu berlari menuju istal menghampiri Maple yang tenang saat Skye menyentuh kepalanya.

"Hai Maple! Ingin jalan-jalan denganku malam ini, kan?" bisik Skye perlahan mengeluarkan Maple dengan hati-hati karena tak ingin membuat kaget kuda-kuda lainnya. Maple hanya menurut saat Skye membawanya keluar kandang juga saat Skye menaikinya.

"Ayo Maple, kita lewat gerbang itu!" ucap Skye setengah berbisik pada Maple yang segera berlari dengan cukup kencang dan sukses melewati gerbang tanpa tertangkap ataupun diketahui penjaga. Skye terus menuntun Maple untuk menuju pemukiman yang sangat sepi.

"Gadis penjaga bar itu pasti tidak menyangka bahwa pria yang memintanya bertemu di luar itu akan menentukan hidupnya."

Berdasar dengan ucapan prajurit itu, Skye pun memacu kudanya menuju bar malam yang cukup terkenal di Vienna dan Skye tahu letaknya karena ia pernah singgah di sana dengan Barend sebelum menikah dengan Dehaan dulu. Begitu akan sampai, Skye menghentikan laju Maple dan mengikatnya di sebuah tiang yang kokoh namun cukup tersembunyi.

"Maple, kau harus menungguku di sini! Jangan ribut ataupun pergi! Aku cuma sebentar saja," bisik Skye sambil memeluk Maple sebentar lalu berlari dengan langkah yang pelan. Tampaknya panggilan 'walking like thief' dari Barend untuk Skye itu benar-benar terbukti karena kemampuan Skye melangkah dengan tanpa menghasilkan suara langkah layaknya manusia umumnya padahal dia mengenakan boots yang ber-hak cukup keras dan tebal.

Cukup lama berlari, Skye merasa cukup lelah dan baru saja berniat istirahat, tiba-tiba matanya melihat seorang wanita dengan dress acak-acakan berlari terengah-engah memasuki gerbang tempat ia berdiri.

"Tolong! Tolong aku!" teriak gadis itu dengan parau. Skye menghampirinya dengan cepat.

"Ada apa? Apa yang membuatmu begini?" tanya Skye menatap iba pada kondisi gadis yang penuh darah di bajunya itu.

"Mereka ... mereka membunuh teman-temanku dan sekarang ingin menangkapku juga. Tolong aku, Nona. Aku mohon selamatkan aku!" pinta gadis itu dengan isakan. Skye ingin bertanya lagi tapi dia segera menghentikannya saat melihat orang-orang dengan seragam serba hitam tengah berlari ke arah mereka.

"Kita harus lari!" Dan Skye menuntun gadis itu menuju kudanya. Saat Skye akan memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar kudanya, Skye yang meninggalkan gadis itu di salah satu lorong pun kembali untuk mengajak gadis itu karena kudanya tampak aman, tapi gadis itu tidak ia temukan di manapun. Skye berlari memutari lorong demi lorong dan kembali beberapa kali ke tempat terakhir ia meninggalkan gadis itu, namun nihil, gadis itu menghilang. Skye terduduk lemas di tengah jalan dengan Maple di sisinya. Hingga seorang wanita yang sepertinya dari tadi sudah memperhatikan Skye akhirnya memberanikan diri keluar rumahnya untuk menghampiri Skye.

"Nona ... apa yang kau lakukan di sini?" Wanita itu menggengam tangan Skye dengan erat.

"Apa kau ada melihat wanita lewat sini selain aku?" Wanita itu menggeleng menjawab pertanyaan Skye.

"Apa kau orang baru di tempat ini, Nona? Kau tidak boleh berkeliaran pada malam hari di Vienna ini. Ada malam tertentu yang bisa membuatmu terbunuh jika kau telah masuk dalam daftar calon korban mereka. Terutama jika kau masih perawan, kusarankan jangan keluar jam berapapun selepas gelap tiba. Mungkin malam ini keberuntungan masih ada padamu tapi tidak esok hari. Bisa jadi salah satu dari kita adalah korbannya," jelas wanita itu.

"Siapa pelakunya? Dan atas motif apa mereka melakukan hal mengerikan seperti itu?" Wanita itu mendekatkan wajahnya ke arah telinga Skye.

"Orang-orang tak pernah menyadarinya dan menganggap aku gila setiap mengatakannya, tapi aku pernah melihat orang-orang itu membawa para gadis malang itu memasuki istana Vienna. Aku tahu kau juga pasti tidak percaya, tapi itulah kenyataan, terkadang terlihat tidak mungkin tapi memang benar terjadi," ucap wanita itu dengan raut serius. Seketika Skye mengingat pertemuannya dengan 2 prajurit yang membawa wanita dalam karung itu le istana.

"Aku percaya padamu, Bi. Aku percaya bahwa seluruh wanita itu dibawa ke istana, walau aku tidak tahu apa tujuannya. Namun aku akan mencaritahu semuanya," gumam Skyw sambil menaiki Maple.

"Nona! Mau ke mana?!" teriak wanita itu tapi Skye tak peduli sedikitpun dan terus melaju dengan cepat ke istana. Skye mengembalikan Maple ke kandangnya dan kembali menuju tempat di mana dia menemukan 2 prajurit tadi. Keanehan lain yang ia temukan adalah tempat itu bersih dari noda darah yang tadi ia lihat. Semua menghilang seakan tidak pernah ada di sana. Skye sampe harus mencium rerumputan guna mencari bau amis, namun semuanya benar-benar bersih tanpa cela sedikitpun.

"Sial, mereka membersihkan semuanya dengan sangat baik. Apa yang tertinggal untukku," gumam Skye mengeluh dan menguap karena ngantuk mulai menyerangnya. Mati-matian Skye ingin menahan ngantuknya, tapi tetap terasa berat. Dengan terpaksa gadis itu melangkah menuju istana tanpa memperhatikan sekelilingnya di mana di saat dia hampir tiba di mulut pintu masuk istana, di saat bersamaan 2 orang prajurit tadi lewat dengan menggotong sebuah mayat yang pucat dan keriput dan terlihat sangat ringan lalu membawanya ke belakang istana dengan tergesa-gesa.

Begitu tiba di dalam istana, Skye serta merta menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dengan sembarangan. Untuk naik ke lantai 3 rasanya sangat tidak sanggup lagi.

"Maafkan aku ratu dan raja, mungkin ini tidak sopan tapi aku sangat ngantuk. Selamat makan dan simpan marahmu untuk besok saat kita bertemu lagi," gumam Skye setengah sadar lalu melipat kakinya dan tertidur dalam gelapnya ruang tamu istana utama Vienna.

Wanita itu menggeliat kesakitan, mulutnya terbuka ingin menjerit namun gigitan pria yang masih menempel di lehernya itu menahan pita suaranya untuk tidak bergetar menghasilkan suara. Hanya tangannya yang mencakar tubuh tegap yang menindihnya dengan kuat. Skye termangu melihat penderitaan wanita namun tidak mampu berbuat apapun karena tubuhnya terasa membeku. Wanita itu mengulurkan tangannya ke arah Skye untuk meminta pertolongan, hingga tangan itu jatuh lemas dan tubuh wanita yang tadinya segar itu menjadi sangat kurus dan mengerut. Perlahan tapi pasti Skye dapat melihat mahluk bertubuh pria yang Skye tak bisa melihat wajahnya itu mendekatinya dan suara geraman yang tidak manusiawi terdengar sangat jelas. Skye takut saat menyadari pria itu berkuku panjang dan sedikit memiliki kerutan di kulit tangannya. Skye beringsut mundur hingga membentur dinding.

"Tidak! Jangan mendekat!" teriak Skye sambil menutup matanya,  saat membukanya, Skye melihat wajah yang familiar di depannya. Wajah yang datar bak tanpa dosa. Dan sedang menatapnya dengan tatapan tak biasa.

"Dehaan?"

Maaf Gaje, semoga suka dan jangan lupa vote dan komennya ya

Terima kasih
Senin, 12 April 2021 (13:20)

Salam sayang Wintersugar

GEHEIM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang