Chapter 21

751 114 63
                                    


Bukannya merasa senang, Skye malah merasa merinding mendengar ucapan itu dari bibir Dehaan dan tanpa sengaja dia kembali membantingkan kepalanya ke kepala Dehaan dengan cukup keras.

"Ouh, apa yang sebenarnya kau pikirkan?! Kau tidak tahu kepalamu itu sangat keras, hah?!" cicit Dehaan sambil memegang kepala kirinya yang sangat sakit karena ulah Skye.

"Sorry, aku sedikit kaget karena ulahmu yang tiba-tiba itu. Jangan berbuat aneh padaku atau kau bisa lebih kesakitan lagi, nanti!" ancam Skye. Dehaan kembali ingin mendekat, tapi Skye langsung menghampiri pria itu dan segera mengeluarkan kekuatannya untuk mendorong pria itu keluar kamar.

"Kau mengusirku?" tanya Dehaan kaget saat dia sudah berada di luar kamar.

"Terserah bagaimana kau menanggapinya," ucap Skye sambil tersenyum manis dan langsung membanting pintu sangat keras hingga dia sendiri kaget setelah melakukannya. Dehaan tersenyum kecil, namun tiba-tiba mengubah ekspresinya menjadi lebih serius saat dia menangkap suara derap kaki mendekatinya dan benar saja, itu suara langkah kaki Larine yang datang menghampirinya.

"Apa yang kau lakukan padanya di dalam sana selama itu?" tanya Larine curiga. Dehaan mengubah ekspresinya menjadi tersenyum.

"Hanya meminta maaf setelah kejadian tadi sore. Aku hanya ingin tidak ada kesalahan pahaman antar aku dan dia soal kecelakaan itu, aku tidak ingin dia menggagalkan keinginanku juga keinginan ayah." Larine bergelayut manja di lengan Dehaan yang tersenyum dengan tatapan dingin.

"Ingin jalan-jalan? Ada yang ingin kubicarakan denganmu," tawarkan Dehaan dan disambut anggukan senang Larine.

Setelah membanting pintu dengan keras, Skye tak bisa berhenti memikirkan Dehaan. Bagaimana pria itu akan menanggapinya? Apakah pria itu marah atas ulahnya tadi? Atau akan menceraikannya? Atau, ahk ... jujur, walau Skye tak mencintai Dehaan, ahk mengingat cinta Skye terkikik sendiri karena geli memikirkannya. Ehm biarpun Skye tidak mencintai Dehaan, tapi Skye tidak ingin menjadi janda secepat itu. Dan bagaimana ia tidak bisa menyukai Dehaan adalah karena ia dan Dehaan belum saling memahami, pikiran polos Skye selalu berkata begitu dan itu yang sering membuatnya marah kalau Dehaan mencuekinya dan merasa bersalah jika Dehaan sempat ia lukai. Hmm kadang rasa suka itu rumit. Saat asyik berpikir, tiba-tiba Skye diingatkan dengan perkataan Larine pada Klaus tadi sore.

"Kakak? Larine memanggil Klaus, kakak? Apa mereka bersaudara? Aku harus mencari tahu!" gumam Skye bertekad dan segera keluar kamar setelah celingak-celinguk melihat keberadaan Dehaan.

Skye melangkahkan kakinya mencari tempat di mana pihak istana menyimpan arsip pekerjanya. Setelah bertanya ke sana-sini, akhirnya Skye menemukan tempat itu dan mulai mencari. Namun, hingga 8 buku besar dan delapan jurnal kecil ia telusuri tak ada satupun yang membahas tentang Klaus, di mana setau Skye Klaus adalah pekerja telaten istana, pasti dia memiliki daftar riwayat hidup atau paling tidak istana pasti punya biodatanya, tapi semuanya nihil. Skye menggerutu tak suka dengan kesia-siaan waktunya lalu keluar dengan muka masam dan penuh peluh padahal malam sangat dingin. Namun sepertinya malam ini langit sangat suka dengan wajah masam Skye karena baru saja dia meninggalkan gedung arsip, Skye yang berniat melewati taman bunga mendapati Dehaan sedang bergandengan mesra dengan Larine di bawah salah satu pohon cemara. Skye memalingkan wajahnya saat merasa ada yang aneh pada hatinya.

"Apa yang kurasakan ini? Mengapa ada rasa sedih setiap aku melihat mereka bermesraan akhir-akhir ini. Apa ini yang namanya rasa suka? Bodoh bodoh bodoh! Aku membencimu jika menyukainya, Skye!" ancam Skye pada dirinya sendiri sambil memukul-mukul dadanya sendiri beberapa kali dan berjalan dengan mulut terus mengoceh hingga tanpa sadar menabrak tubuh Klaus yang sudah berada di hadapannya, dan itu semua disaksikan Dehaan dari kejauhan.

GEHEIM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang