Chapter 24

620 94 4
                                    


Langit tak bersahabat dengan suara petir yang menggelegar dan badai yang tidak kunjung berhenti dengan hujan yang tak kunjung reda. Di atas kapal dengan logo phoniks dan bendera milik Amsterdam  yang terombang-ambing, Evie mulai merasakan reaksi yang menyakitkan di perutnya. Dengan segenap kekuatannya, Evie melangkah bak orang sakit pinggang meninggalkan kamarnya yang sepi karena para pelayannya sedang mencari makanan untuknya dan kandungannya, menuju ruang rapat di mana Alex dan beberapa rekannya sedang membahas sesuatu yang berhubungan dengan Amsterdam.

"Alex!" teriak Evie yang tiba-tiba tergelincir di dek kapal yang basah dan licin. Evie jatuh telungkup dan menjerit kesakitan dengan tubuh bagian bawah yang berdarah.

"Evie!" teriak Alex kaget melihat istri dan calon bayinya dalam bahaya. Langsung saja dia gendong wanita yang sudah memucat itu ke kamar dan dukun beranak yang bertugas merawat Evie pun datang setelah dipanggil oleh Albert, adik kandung Alex.

"Yang Mulia, ratu kehilangan banyak darah dan bayinya juga sekarat dan takkan bisa tertolong. Kita harus mengeluarkannya dengan jamu ini!" ucap si dukun beranak memberi keputusan. Tapi Evie menahan tangan Alex untuk menerima jamu itu.

"Aku tidak ingin membunuhnya! Kalau dia harus pergi maka dia akan pergi bersamaku. Tidak ada salah satu diantara kami yang boleh mendahului sebelum ia bisa melihat dunia!" tegas Evie sambil menahan rasa sakit pada perutnya.

"Tapi."

"Aku tidak akan kehilangan putriku, Alex. Aku yakin dia adalah putri yang selama ini aku mimpikan. Aku takkan berani melepasnya setelah aku melihatnya dalam mimpiku. Tidak akan walau aku harus kehilangan nyawaku!" Evie terisak dan darahnya semakin deras.

"Tolong lakukan sesuatu! Tidak adakah pilihan lain?!" Albert angkat bicara. Sang dukun menggeleng lemah.

"Ayolah! Dia sudah sangat menginginkan bayi itu. Dia bahkan tak keluar untuk urusan negara hanya untuk merajut dan menyulam baju untuk putri kecilnya yang sangat dia impikan seumur hidupnya itu. Pasti ada jalan, bukan?!" paksa Alber yang menganggap Evie adalah kakak kandungnya karena Evie yang selalu ada untuknya sejak ia dan Alex ditinggal mati ayah dan ibunya di usia muda.

"Ada satu cara!" Semua orang termasuk Alex dan Albert menatap ke sumber suara yang tidak lain seorang pria setengah abad yang kehilangan penglihatannya secara total dan permanen. Dan dia tidak lain adalah suami sang dukun beranak.

GEHEIM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang