Adreana tampak kecewa. Satu kalimat sederhana yang baru saja Jeffrey lontarkan sangat tepat melukai hatinya. Untuk sejenak dia bahkan meragukan kalau laki-laki tinggi berlesung pipi di depannya adalah ayah kandungnya.
"Maaf, Andrea. Papa benar-benar lupa, Papa belum menyiapkan kue dan hadiah sekarang. Sebentar, Papa akan menelepon Lucas."
Jeffrey langsung merogoh ponselnya di saku celana, berniat menghubungi Lucas selaku asisten pribadinya guna meminta dua barang yang baru saja dijanjian pada putrinya.
"Tidak perlu, Pa. Andrea tidak butuh kue dan hadiah. Andrea mau Papa. Temani Andrea makan malam dan tidur di rumah, ya? Andrea belum makan, Andrea juga kesepian karena selama satu minggu ini Papa menemani Bunda dan Jeno yang sedang dirawat."
Wajah Andrea tampak sendu, namun dia berusaha menahan senyum agar Jeffrey luluh.
"Andrea, maaf... Papa harus kembali ke rumah sakit lagi, Jeno belum membaik. Papa harus menemaninya setelah ini."
Jeffrey kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Berjalan mendekati Andrea yang mulai berkaca menahan air mata.
"Apa aku benar-benar anak Papa? Kenapa Papa selalu mementingkan Jeno daripada aku? Apa benar kalau sebenarnya Mama selingkuh dan melahirkanku?"
"ANDREA!"
Pekik Jeffrey ketika mendengar ucapan asal Andrea. Dia tidak suka dengan ucapan tidak sopan yang baru saja putrinya lontarkan mengenai mantan istrinya, Joanna.
Air mata Andrea turun perlahan, karena ini adalah kali pertama dirinya dibentak oleh ayahnya.
"Jadi benar, Pa? Kalau aku bukan anak Papa. Itu sebabnya Mama dan Papa berpisah. Lalu kenapa Papa tidak mengusirku? Kenapa Papa tidak mengatakan dari awal agar aku memilih tinggal bersama Mama atau bahkan Ayah kandungku!"
Andrea mulai menangis sekarang, kedua telapak tangannya mulai digunakan untuk menutupi wajah yang sudah memerah dan berurai air mata.
"Kamu anak Papa, Nak. Andrea anak Papa, anak kandung Papa. Maaf kalau selama ini Papa pilih kasih dan lebih memperhatikan Jeno. Ini semua Papa lakukan karena adikmu istimewa, karena Jeno tidak sesempurna kakaknya. Andrea, Papa percaya kamu adalah anak yang hebat. Kamu tidak hanya pintar, tetapi juga sangat dewasa. Kamu sudah bisa bersikap tegas terhadap sesuatu yang baik dan tidak. Itu sebabnya Papa jarang memberi perhatian dan membiarkanmu melakukan apapun tanpa kekangan. Papa minta maaf, Papa memang belum bisa menjadi sosok Ayah yang sempurna. Tapi Papa akan mencoba memperbaikinya mulai sekarang."
Jeffrey ikut menangis dan memeluk anaknya. Hatinya terluka ketika mendengar perkataan Andrea yang seolah meragukan statusnya sebagai ayah kandungnya.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
Krótkie OpowiadaniaParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.