Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeffrey menatap keadaan sekitar. Sepi, sunyi dan mencekam. Hingga membuatnya merasa sedih karena kesepian. Padahal, dia bisa saja ikut masuk ke ruang rawat bersama anak dan istrinya.
Anakku ❤️
Andrea, masih bangun? Maaf kalau Papa baru sempat menghubungi. Bagaimana kabar Nenek dan Kakek? Mereka pasti senang karena kamu datang.
Andrea, maaf karena Papa sering mengabaikanmu dan lebih mementingkan Jeno daripada kamu. Tapi, Andrea...
Papa tidak pernah sekalipun melupakanmu. Tidak ada seharipun Papa lewati tanpa memikirkanmu.
Pa, bisa berhenti? Jeno dan Bunda sedang tidur, kan? Itu sebabnya Papa mencari selingan karena kesepian. Tidak perlu menghiburku, Pa. Sebaliknya Papa istirahat. Aku. Sudah. Besar. Aku bisa mengerti kalau Papa lebih menyangi Jeno karena masih ada Bunda Isla yang menemani Papa. Tidak seperti Mama yang meninggalkan aku dan Papa.
Setelah mengetikkan balasan, Andrea mulai mematikan ponselnya dan berusaha memejamkan mata.
Aku benci kalian! Kenapa kalian membuatku ada kalau akhirnya dibuang dan diabaikan!
Umpat Andrea dalam hati, karena dia baru saja membuka album pernikahan orang tuanya di dalam lemari.
Keduanya tampak bahagia dan saling mencintai. Sehingga perpisahan ini tidak dapat diprediksi dan membuatku Andrea selaku korban keegoisan mereka terluka sebanyak ini.
Andrea pernah ingin bunuh diri dengan cara menenggelamkan diri di bak mandi. Namun tetap saja diurungkan karena dia berambisi untuk menjadi orang yang lebih hebat dari ibu kandungnya sendiri.
7. 20 AM
Andrea bangun ketika mendengar suara bising di luar. Kedua mata yang masih setengah terpejam terpaksa membuatnya meraba tembok ketika berjalan.
"Aku tidak habis pikir dengan Kakak! Andrea itu anaknya sendiri! Kenapa juga dia bersikap seolah tidak peduli dan menolak datang kemari!"
"Tenang. Kakakmu mungkin sedang sibuk sekarang, dia juga harus mengurus suaminya."
Ucapan Rendy membuat Evan semakin murka dan berniat berangkat kerja tanpa sarapan.
"Kak Joanna terus yang dibela! Dia memang pintar dan membanggakan! Pialanya bahkan berjejer di ruang tamu kita! Tapi apa gunanya itu semua kalau dia menjadi orang tua durhaka yang tidak mempedulikan anak!?"
"Mas..."
Kinara berusaha meredam kemarahan Evan, membuat Rendy diam saja karena takut semakin memperkeruh suasana.
"Jangan keras-keras, keponakanmu nanti bangun. Tidak apa-apa kalau dia tidak bisa datang sekarang. Andrea juga mau liburan di sini selama satu bulan sampai masuk kuliah. Masih lama."
Evan mulai menduduki kursi makan karena ditarik istrinya. Kinara merasa tidak enak tentu saja, karena mertuanya sudah susah-susah memasak tetapi terancam tidak dimakan.
Menurut kalian, langkah paling tepat yang Andrea lakukan untuk memperbaiki hubungan dengan orang tuanya apa?