Andrea tampak sedang menahan kemarahan. Pasalnya, Jeffrey tidak kunjung mendengarkan sarannya dan lebih memilih tetap mengunjungi rumah mantan istrinya."Silahkan masuk, Pak. Ibu dan Bapak sudah menunggu di dalam."
Jeffrey mengangguk singkat dan mulai melesakkan mobil menuju pekarangan rumah Joanna.
Di depan rumah, Jeffrey dan Andrea sedang melihat laki-laki bertubuh tinggi besar sedang membuka pintu utama. Seolah ingin menyambut kedatangan mereka yang memang sudah diberiatahukan oleh penjaga gerbang sebelumnya.
"Yakin tidak mau turun?"
Andrea menggeleng pelan dan enggan menatap Jeffrey yang tampak memasang wajah gusar.
"Joanna sedang mandi, tapi sudah kuberitahu akan kedatangan kalian. Oh, iya. Perkenalkan, nama saya Johnny."
Jeffrey yang baru saja keluar dari mobil langsung menyambut jabatan tangan Johnny.
Ada sedikit rasa enggan di hatinya, namun karena takut menciptakan keributan sebelum bertemu Joanna, akhirnya Jeffrey harus pura-pura ramah sekarang.
"Ada dua kardus mangga titipan Ibu dan Bapak."
Ucap Jeffrey bangga, karena dia ingin menunjukkan bahwa dia yang lebih dekat dengan orang tua Joanna dibanding dirinya.
Johnny mengangguk singkat dan mengikuti Jeffrey yang sedang membuka pintu di kursi penumpang.
"Andrea, kenapa tidak ikut turun? Mamamu sudah menunggu."
Ucap Johnny semabari melirik Joanna yang sudah berdiri di depan pintu utama dengan rambut setengah basah.
Jeffrey yang melihat itu tentu saja merasa panas. Karena tidak mungkin Joanna mandi dan keramas di siang hari kalau tidak sedang melakukan hal yang tidak-tidak sebelumnya.
"Sudah tua masih saja suka bermain siang-siang!"
Gerutu Jeffrey agak kencang, di sengaja mengatakan itu untuk menyindir Johnny yang memang sudah berkepala empat kata sekretarisnya.
Johnny tentu tidak tersulut, dia bahkan masih berusaha membujuk Andrea agar mau turun.
"Andrea..."
Ucapan Johnny terjeda ketika Andrea mulai melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil agak kasar. Kemudian berlari menuju Joanna yang sedang berjalan pelan ke arah Jeffrey yang sedang mengangkat kardus besar.
"Sedang apa kemari?"
Tanya Joanna santai, namun dibalas oleh Jeffrey tidak kalah santai.
"Tidak lihat aku sedang bawa apa?"
Joanna kesal dan berniat menyusul suaminya yang terlihat kesusuahan mengambil sesuatu di kursi penumpang. Karena kepalanya tidak kunjung keluar hingga membuat tubuh bagian bawahnya saja yang terlihat.
Deg...
Joanna mulai berhenti melangkah ketika melihat Andrea yang sudah berlari ke arah dirinya. Berhenti tepat di depannya dan memeluknya erat-erat seolah tidak ingin lepas darinya.
Meskipun Andrea sering mengatakan bahwa dia benci ibunya, namun tetap saja Andrea masih anak-anak dan suka labil jalan pikirnya. Apalagi Joanna adalah role modelnya. Diberi kesempatan bertemu dengannya tentu akan membuatnya ingin semakin dekat dengannya.
Jeffrey yang baru saja memberikan kotak tadi pada salah satu pekerja, kini mulai terkejut ketika menyadari Andrea sedang memeluk ibu kandungnya.
Batinnya senang, namun dia juga merutuki kebodohannya yang tidak sejak dulu saja memaksa Andrea menemui Joanna.
"Masuk, yuk! Di luar panas."
Ucapan Johnny membuat Andrea mulai melepas pelukan. Air mata yang sudah mengalir, perlahan mulai diseka setelah Joanna merangkulnya ketika berjalan memasuki rumah.
"Mama senang kamu datang."
Jeffrey yang melihat Andrea berdiri di tengah-tengah Johnny dan Joanna, kini mulai merasa semakin panas karena rasa iri tiba-tiba saja menggerogoti hatinya.
Sebelum Jeffrey ikut memasuki rumah, tiba-tiba saja ponselnya bergetar pertanda ada panggilan datang.
Mas, Jeno jatuh dari tangga! Sekarang kita sedang menunggu ambulan datang! Mas Jeffrey kapan pulang? Aku takut, Mas!
"Jangan panik! Aku pulang sekarang!"
Jeffrey segera berlari memasuki rumah, berniat membawa Andrea pulang saat ini juga.
Sesuai request nih :)
Sesuai ekspektasi kalian?
Kalo jadi Joanna, kalian ngizinin Andrea dibawa pulang sekarang?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
ContoParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.