40. Parentless [ END ]

14.8K 727 291
                                    


Already miss me???

Last chapter, are u ready?

Rumah Johnny hancur tidak tersisa. Padahal, rumah itu memiliki pondasi cukup kuat karena didesain oleh arsitek ternama dan dibangun oleh tukang-tukang yang profesional.

Johnny tidak selamat, begitu juga dengan beberapa pekerja yang masih berada di dalam. Karena keadaan rumah hancur tidak semua. Begitu juga dengan Jeno yang awalnya sudah aman karena berada di bawah meja ketika gempa.

Seharusnya Jeno bisa selamat kalau saja salah satu asisten rumah tangga yang berniat membantunya tidak menarik tubuhnya dari meja dan menggendongnya keluar rumah. Sehingga membuat keduanya berakhir tertimpa reruntuhan rumah dan tewas saat itu juga.

Bayangkan, rumah Johnny tiga lantai. Gempa 6. 5 SR yang menerjang seluruh pulau Jawa memang berpusat di Jawa Timur. Sehingga banyak sekali bangunan tinggi yang runtuh.

Isla yang memang masih dalam masa pemulihan di rumah sakit, lebih memilih bunuh diri karena merasa tidak lagi memilki alat untuk mempertahankan Jeffrey.

Andrea dan Malvin, keduanya bahkan harus izin sekolah berhari-hari karena masih trauma akan kejadian ini.

Beruntung sekali Joanna tidak terlalu larut dalam kesedihan sehingga masih bisa merawat Andrea dan Malvin dengan baik.

Begitu juga dengan Jeffrey yang juga tidak ikut terlalu larut bersedih akan meninggalnya Jeno dan Isla di hari yang berdekatan.

Jelas saja, karena masih ada Malvin dan Andrea. Meskipun harus tetap merasa kesepian karena Joanna memutuskan untuk tinggal di rumah kedua orang tuanya di Jawa Tengah dan menolak ikut tinggal di Jakarta bersama dirinya.

Khem, maksudnya... Joanna bisa tinggal di rumah lama dan Jeffrey bisa membeli rumah lain di dekat sana.

Satu tahun setelah terjadi gempa.

Joanna sedang menjemur pakaian, karena lampu masih padam sehingga mesin cuci tidak bisa menyala. Sedangkan matahari sudah mulai terik dan memancarkan sinar.

Usia Malvin sudah genap enam tahun dan sebentar lagi akan masuk sekolah dasar. Begitu juga dengan Andrea yang sudah melewati di tahun pertama kuliah dan sekarang masih dalam masa liburan.

"Ma, hari ini mau masak apa?"

Tanya Andrea sembari mengangkat bak berukuran sedang. Karena dia juga baru saja selesai menjemur pakaian yang baru saja dicuci ibunya.

"Terserah Andrea, memangnya mau makan apa?"

"Nanti Papa datang."

Jawab Andrea sembari mendekati ibunya, dia agak salah tingkah karena berbicara tentang ayah kandungnya.

Joanna menghembuskan nafas panjang, karena dia agak terganggu akan kedatangan Jeffrey di setiap weekend menjelang.

Padahal, perjalanan dari Jakarta ke Jawa Tengah bisa memakan waktu sekitar lima jam paling cepat. Itu saja harus melewati jalur udara dan darat. Namun Jeffrey tidak pernah absen datang selama satu tahun ke belakang.

"Nanti mau jalan-jalan ke mana lagi? Mama tidak bisa ikut."

Bukan tanpa alasan, Joanna mengatakan itu karena dia kurang nyaman akan Kehadiran mantan suaminya. Apalagi para tetangga juga sering menggosipkan dirinya kumpul kebo dengan sang mantan suami ketika menginap.

Kedua orang tua Joanna tidak masalah. Toh, mereka sudah kenal Jeffrey luar dalam. Mereka juga sudah tahu kalau Jeffrey yang menyebabkan perceraian karena khilaf menghamili Isla. Namun mereka masih bisa memaafkan dan masih menganggap Jeffrey sebagai anak karena perilaku baiknya selama di depan mereka.

PARENTLESS [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang