Setelah sekretaris Jeffrey mempersilahkan Joanna langsung masuk saja. Kini Joanna mulai mebuka pintu cukup kencang dan menutupnya tidak kalah brutal. Hingga membuat Jeffrey yang sedang menerima telepon dan menghadap jendela mulai berbalik menatapnya.
"Nanti kuhubungi lagi."
Setelah mengantongi ponselnya, Jeffrey berjalan mendekati Joanna. Tidak ada raut kemarahan di sana, hanya wajah penasaran karena tiba-tiba saja Joanna memutuskan menemui dirinya setelah sekitar empat tahun bersembunyi entah di belahan dunia mana.
"Apa kabar?"
Tanya Jeffrey setelah berada tepat di depan Joanna. Kedua matanya tidak berhenti menatap takjub mantan istrinya yang sama sekali tidak menua meskipun sudah empat tahun terlewat.
Tidak ada yang berubah. Rambut panjang yang digulung ke atas dan setelan polos berwarna putih tulang membuatnya tampak elegan seperti biasa.
Tidak lupa bibir tipisnya yang dilapisi lipstik merah akan membuat siapapun yang melihat pasti akan takut jika mendekat. Apalagi mata triple eyelid yang selalu menatap tajam setiap orang yang mengusik dirinya.
Plak...
Jeffrey yang sedang mengagumi keidahan paras mantan istrinya, kini sedikit tersadar karena tamparan yang Joanna layangkan cukup keras hingga membuat wajahnya menoleh ke samping kanan.
"Kau apakan anakku? Sebesar apa salahnya sampai-sampai kau memukulnya seperti itu!?"
Jeffrey diam saja, dia bahkan tidak berani menatap Joanna yang sudah pasti sangat murka terhadap dirinya.
"Selama ini aku sudah merelakan Andrea bersamamu! Berharap dia akan mendapat kasih sayang lengkap karena kau akan segera menikahi Isla saat itu! Tapi ini apa? Mana janjimu yang akan membuat Andrea tumbuh dengan baik? Mana janjimu yang akan menjaga Andrea dengan baik TANPAKU, JEFFREY!?"
Jeffrey mencoba meraih tangan Joanna, ingin menenagkan wanita itu ketika isakannya mulai terdengar.
"Maaf, aku kelepasan. Aku tidak..."
"Lepas! Aku tidak sudi disentuh oleh tangan kotormu! Jeffrey, ini peringatan terakhir! Sekali lagi kamu ataupun istrimu menyentuh anakku, akan kupastikan kau tidak akan bisa bertemu dengannya seumur hidup! Aku tidak main-main! Aku sudah menikah sekarang, suamiku bisa menjadi wali jika Andrea menikah!"
Emosi Jeffrey tersulut ketika Joanna menyebut suaminya yang akan menjadi pengganti dirinya untuk menjadi wali nikah Andrea di masa depan.
"Andrea anakku! Satu-satunya wali sah ketika dia menikah hanya aku! Bukan suamimu!"
Joanna tersenyum miring, menatap remeh Jeffrey yang memang selalu tampak menawan meskipun dalam keadaan marah seperti ini.
"Anak? Andrea masih anakmu, Jeff? Lalu kenapa kau pukul anakmu? Lalu kenapa kau mengabaikan anakmu demi jagoanmu? Jeno namanya, kan? Anak laki-laki yang sangat kamu nanti-nantikan kehadirannya, anak laki-laki yang bisa menggantikanmu di masa depan."
Sindiran Joanna mambuat Jeffrey tidak lagi dapat mengelak sekarang. Sebab dia sadar karena telah pilih kasih pada Andrea.
Tapi itu manusiawi, kan? Jeffrey manusia biasa, dia tidak bisa 100% adil meskipun telah banyak berusaha.
"Perbaiki sikapmu! Kau tahu alasanku melakukan semua ini hanya untuk anakku. Tapi kau justru melukainya seperti itu. Kalau sudah tidak sanggup, cukup katakan padaku! Aku akan dengan senang hati membawanya bersamaku!"
Setelah Joanna pergi, kaki Jeffrey terasa lemas sekali. Dia bahkan sampai berpegangan pada meja terdekat karena rasa takut mulai menggerogoti hati.
Sebab... Joanna yang dulu pernah berkata akan selalu berada di pihaknya hingga akhir, kini justru berbalik arah melawannya seperti ini.
Setelah ini Mama Jo mau ke rumah lama. Kira-kira ada yang mau disampein ke Mama sebelum ketemu Isla?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
PovídkyParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.