"Mama!"
Joanna dan Jeffrey langsung menghampiri Andrea yang berusaha turun dari ranjang. Keduanya kompak mencegah Andrea dan tidak sengaja saling menautkan tangan di punggung Andrea.
"Papa kenapa jahat sekali? Jadi selama ini kalian berpisah karena Papa selingkuh dengan Isla? Memangnya apa kurangnya Mama? Apa yang membuat Papa berpaling pada perempuan seperti Isla yang kerjaannya hanya merawat tubuh saja?"
Andrea melirik Isla yang masih berada di pintu kamar. Dia sengaja mengatakan itu keras-keras agar hinaannya terdengar jelas.
"Papa boleh pulang sekarang! Urus saja Isla dan anaknya! Andrea hanya butuh Mama! Bukan Papa!"
Tubuh Jeffrey menegang, takut Andrea membenci dirinya. Takut Andrea tidak mau bertemu lagi dengannya.
"Andrea, Papa khilaf. Itu hanya kesalahan..."
"Kalau kesalahan, lalu kenapa Papa masih hidup dengan orang itu hingga sekarang? Itu bukan khilaf dan kesalahan, Pa! Tapi memang Papa yang tidak setia! Papa penghianat! Pergi, Pa! Andrea tidak mau bertemu Papa!"
Joanna diam saja dan mulai melepas tangan Jeffrey dari punggung Andrea. Wajah Jeffrey tampak kaku sekarang, karena ketakutan akan kehilangan dua orang yang sangat dicinta akan segera terlaksana.
"Pergi dan bawa istrimu jauh-jauh dari anakku!"
Mau tidak mau Jeffrey bergegas pergi, meninggalkan Andrea yang mulai memeluk erat Joanna saat ini.
Di rumah, Jeffrey tampak diam saja. Dia bahkan tidak mempedulikan tangisan Jeno yang memekikkan telinga dan membuat Isla kuwalahan.
"Bisa tolong bantu buatkan susu, Mas?"
Jeffrey tidak bersuara dan mulai berjalan menuju dapur berada.
Prang...
Jeffrey membanting beberapa perabotan rumah yang berada di depannya. Dia bahkan tidak peduli kalau Jeno yang masih berada di belakangnya mulai ketakutan ketika menatapnya.
"Isla, ayo bercerai! Aku sudah tidak tahan hidup seperti ini. Kalau uang yang kau inginkan, akan kuberikan berapapun yang kau minta!"
Isla meninggalkan Jeno yang sedang duduk di atas meja guna mendekati Jeffrey yang masih berdiri di depan kompor yang masih menyala.
"Mas, kalau ini soal Andrea. Aku minta maaf, Mas. Aku tidak sengaja. Lagi pula, air yang kusiramkan pada Andrea tidak benar-benar panas dan sudah kucampur dengan air biasa sebelumnya. Dia saja yang berlebihan sampai berteriak-teriak kepanasan."
Jeffrey geram karena Andrea dikatai berlebihan. Karena bagaimanapun juga Andrea anaknya, anak kandungnya. Satu-satunya bukti nyata bahwa dia dan Joanna pernah saling cinta.
"Kamu sudah keterlaluan, Isla! Kau pikir kamu ini siapa sampai-sampai berani mencelakainya yang bahkan aku dan Joanna saja tidak pernah lakukan. Isla, ternyata aku baru menyadari satu hal. Bahwa kamu memang tidak pernah becus mengurus anak. Itu sebabnya Jeno tidak kunjung sembuh sampai sekarang. Padahal kamu tahu alasanku menikahimu hanya karena Jeno, anakku. Isla, ayo bercerai saja! Mulai sekarang, Jeno akan kuurus sendirian!"
Isla sudah menangis sekarang, dia berusaha memeluk pinggang Jeffrey dari depan yang tentu saja membuat Jeffrey murka dan meronta.
"Aku tidak mau, Mas. Aku benar-benar mencintai Mas Jeffrey, aku tidak mau berpisah, Mas! Tolong ampuni aku sekali ini. Aku janji akan berubah menjadi lebih baik. Aku akan menjadi seperti Mbk Joanna, aku akan mengurus rumah dan anak seperti Mbak Joanna. Aku akan memakai apapun yang dipakai Mbak Joanna, semuanya! Aku akan berusaha lebih keras supaya Mas bisa mencintaiku seperti Mas mencintai Mbak Joanna. "
Jeffrey tentu saja semakin meronta dan mulai menjauhkan kepala Isla dari perutnya hingga air mendidih di atas kompor yang masih menyala tiba-tiba tumpah dan mengenai Isla.
Instant karma is real. Do you believe it?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
Short StoryParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.