Setelah Andrea menutup kembali pintu kamar, Jeffrey tidak lagi dapat membendung isakan. Karena tidak hanya anaknya yang terluka, namun dia juga. Joanna, dia pergi dengan meninggalkan banyak luka yang sangat membekas untuknya.
Jeffrey kembali ke kamar, menatap Isla yang baru saja selesai menidurkan Jeno di kamar yang terletak tepat di depan kamarnya.
"Andrea sudah tidur? Mas, aku benar-benar minta maaf."
Isla memeluk Jeffrey dari belakang, menempelkan kepala pada punggung tegap suaminya. Aroma mint dari tubuh suaminya juga mulai menguar dan membuatnya ingin terus memeluknya sepanjang malam.
"Sudah."
Bohong Jeffrey, karena dia tidak ingin membuat istrinya semakin merasa bersalah lagi.
"Jeno sudah tidur, Mas."
Jeffrey mengangguk singkat dan mulai menduduki tepi ranjang sembari memijat kepala karena rasa pening tiba-tiba menyerang.
"Mau kubuatkan jahe hangat, Mas?"
Jeffrey lagi-lagi hanya mengangguk saja dan menatap punggung Isla yang mulai meninggalkan kamar.
Dengan gerakan pelan Jeffrey memainkan ponselnya. Di sana, dia tidak lagi menemukan foto-foto Joanna dan sudah pasti Andrea pelakunya. Karena hanya dia yang tahu kode akses ponselnya di rumah.
Jeffrey mengeraskan rahang, dia juga mulai mencari nomor Joanna di riwayat pesan dan panggilan. Namun tetap saja hasilnya nihil, tidak ada. Andrea benar-benar menghilangkan semua jejak Joanna di ponselnya seolah dia memang benar-benar membenci ibu kandungnya.
Jeffrey mulai merebahkan diri di atas ranjang karena rasa kantuk tiba-tiba menyerang. Namun bayang-bayang di hari pertengakaran dirinya bersama Joanna benar-benar tidak bisa lagi ditahan.
Joanna sedang menangis di kamar mandi, sedangkan Jeffrey hanya berdiam diri di atas ranjang sembari memikirkan apa yang baru saja terjadi.
Mereka bertengkar hebat di tengah malam karena Joanna tiba-tiba saja membangunkan dirinya.
Tidak ada angin dan hujan, perempuan berparas lembut yang biasanya bersikap hangat tiba-tiba saja menjadi garang setelah matanya terbuka.
Bahkan, tapa basa-basi Joanna langsung mengucap kata perceraian saat itu juga yang kemudian langsung disanggupi oleh suaminya.
"Ini bukan kehidupan yang aku inginkan, ini juga bukan jenis pernikahan yang aku inginkan. Jeffrey, memangnya salah kalau aku ingin berpisah?"
"Kamu benar. Pernikahan kita tidak bisa diperbaiki lagi. Ayo selesaikan dengan cepat dan jangan sampai membuat Andrea terluka terlalu dalam."
Esok harinya, setelah sarapan... Jeffrey dan Joanna langsung mengatakan pada Andrea kalau keduanya akan hidup berpisah dan memintanya untuk memilih ingin tinggal bersama siapa.
Tentu sudah jelas Andrea lebih memilih ingin tinggal dengan ayahnya karena Joanna telah memberi gambaran buruk tentang opsi jika Andrea lebih memilih tinggal dengannya.
Bukannya merasa senang, Jeffrey justru semakin diliputi rasa kecewa. Kemudian ditambah rasa bersalah karena bagaimanapun juga dia telah ikut andil akan keputusan besar istrinya yang ingin berpisah.
Iya, karena dia tidak bisa mewujudkan jenis kehidupan dan pernikahan sempurna yang diinginkan Joanna.
( was coming )
Versi Jeffrey Joanna nanti aku update di sini juga. Jadi jangan buru-buru remove dari library kalo gak mau ketinggalan. See you ~
Anyway, kalian ngapain blm tidur? T.T yoouchy _hanyapembaca_ Gxxxxb
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
Short StoryParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.