Sudah sekitar satu bulan Isla dirawat. Namun tidak sembuh yang didapat, karena luka di wajahnya tidak kunjung mengering sempurna.
Jeffrey tentu saja sangat khawatir pada istrinya, mengingat dia ikut andil akan insiden tidak terduga yang mengakibatkan wajah Isla melepuh hebat sehingga mustahil bisa kembali seperti semula kecuali melakukan operasi plastik setelah pemulihan luka.
Berbeda dengan Andrea yang sudah bisa pulang tiga hari kemudian. Karena memang air beruap yang Isla siramkan tidak terlalu panas dan hanya menyebabkan wajahnya melepuh ringan. Tidak seperti Isla yang bahkan sampai mengeluarkan darah dan nanah.
"Jangan menangis lagi, lukamu tidak sembuh-sembuh kalau kau terus menangis."
Ucap Amanda sembari mengupas buah, karena dia adalah satu-satunya orang yang paling sering datang menjenguk Isla. Bahkan, hampir setiap hari dan menginap di malam hari. Tidak seperti Jeffrey yang hanya menengok ketika pagi dan langusung pergi lagi untuk bekerja seperti hari-hari sebelum kejadian ini terjadi.
"Kenapa hidupku selalu menderita? Kenapa aku tidak pernah sedikitpun mendapat kebahagiaan?"
Keluh Isla dengan suara serak. Dia tidak terima karena tidak pernah mendapat kebahagiaan sejak kecil hingga sekarang.
Padahal, kata orang-orang... jika kamu good looking, maka separuh masalah hidupmu akan terlewati karena orang-orang akan meperlakukanmu dengan baik.
Tetapi tidak bagi Isla, sejak kecil dia selalu mendapat pukulan kedua orang tuanya karena tidak pernah mendapat rangking seperti kakak-kakaknya. Kemudian dilarang berkuliah dan membuatnya nekat pergi dari rumah untuk merantau di Jakarta bersama Amanda.
Ketika berhasil menikah dengan laki-laki yang disuka, Isla bahkan semakin menderita. Setiap malam dia harus cosplay menjadi Joanna. Memakai berbagai barang-barang yang wanita itu tinggalkan di rumah. Bahkan, pakaiannya saja diletakkan di lemari berbeda. Sebab Jeffrey melarang barang-barang Joanna disingkirkan dari walk in closet yang terletak di dalam kamar mereka.
Isla tentu saja tidak bisa memprotes ucapan suaminya. Dia tahu diri bahwa dirinya bukan siapa-siapa. Dia hanya anak desa yang kebetulan memiliki kesempatan untuk dinikahi pria kaya yang kebetulan disukai olehnya. Tentu saja Isla tidak kuasa mendebat karena takut didepak.
"Itu salahmu sendiri. Seharusnya kamu bersyukur karena telah diberi wajah cantik. Seharusnya kamu bisa sedikit bekerja keras hingga sukses dan menikahi pria baik-baik. Bukan suami orang seperti Pak Jeffrey!"
"Mas Jeffrey sudah bercerai dengan istrinya kalau kau lupa!"
"Kau kira aku tidak tahu kalau kamu hamil duluan? Kamu jadi selingkuhan Pak Jeffrey dan menghianati Bu Joanna yang jelas-jelas sangat baik pada kita. Sebenarnya apa yang ada di otakmu? Kamu pencuri Isla! Tidak hanya mencuri Pak Jeffrey dari Bu Joanna, tetapi juga dari Andrea! Ini karma yang kau dapat karena telah menjadi orang jahat! Kalau saja bukan karena ingat orang tuamu, aku tidak akan sudi datang mengurusmu! "
Isla semakin menangis kencang, dia menyesal karena tidak mengundang orang tuanya ketika menikah. Karena dendam sebab tidak diizinkan kuliah seperti kakak-kakaknya.
Orang tua Isla sudah meninggal dua tahun yang lalu, mereka meninggal karena kecelakaan mobil bersama kedua kakaknya ketika ingin berlibur di kota Batu. Sehingga Isla semakin dihantui perasaan merasa bersalah seumur hidup karena belum sempat meminta ampun.
"Lebih baik kamu cepat-cepat bertobat dan meminta ampun Bu Joanna sebelum terlambat. Kesalahanmu begitu besar padanya. Padahal Bu Joanna sudah sangat baik padamu, tapi kamu membalasnya dengan perlakuan keji seperti itu. Isla, kebahagian itu berasal dari dirimu sendiri. Kalau sejak awal kamu selalu mengandalkan orang lain untuk mencapai kebahagiaanmu sendiri, maka selamanya kamu akan seperti ini. Tidak akan pernah merasa puas dan bahagia hingga mati. Karena rasa bersyukurmu kalah dengan hati busukmu yang selalu iri pada orang lain!"
Amanda tersenyum sinis, kemudian meletakkan pisau di atas nakas yang sudah diisi segelas air.
"Kamu ingin menyaingi Bu Joanna? Mimpi! Setara dengannya saja tidak akan bisa! Meskipun kalian sama-sama berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di desa, tapi kalian benar-benar tidak bisa disamakan! Bu Joanna sudah berprestasi sejak kecil, kuliah juga karena lewat jalur prestasi. Berbeda denganmu yang sebenarnya SMA saja tidak lulus. Iya, kamu tidak lulus. Orang tuamu sengaja memohon-mohon pada kepala sekolah agar kamu diluluskan. Itu sebabnya mereka tidak mengizinkanmu kuliah, karena mereka merasa bahwa kamu tidak akan bisa beradaptasi di bangku kuliah. Dan satu lagi yang membuatmu tidak akan pernah bisa seperti Bu Joanna, dia jelas baik sekali. Bahkan, dia yang memintaku selalu datang kemari karena dia tahu kalau kamu sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Jelas berbeda denganmu yang selalu diliputi rasa dengki!"
Tangis Isla semakin kencang, membuat perban yang menutupi wajahnya mulai memerah karena lukanya kembali basah terkena air mata.
Udah, ya? Aku gak tega sama Isla :(
Udah kangen Malvin?
Siap nemuin Malvin ke Papa Jeffrey?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
Short StoryParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.