Ada yang masih bangun?Dulu, dulu sekali Jeffrey pernah berjanji akan mencintai Joanna hingga mati. Sangaja mengekori kemanapun Joanna pergi agar wanita itu tidak berpaling ke lain hati.
Bahkan, ketika memasukkan lamaran kerja di berbagai instansi... Joanna selalu diantar oleh Jeffrey. Tidak itu saja, ketika interview... Jeffrey juga selalu menemani.
Hingga akhinya setelah satu tahun menanti, Joanna akhirnya menyerah dan mau menerima lamaran Jeffrey. Ketika usianya hampir 22 dan belum pernah sekalipun merasakan bekerja di sebuah instansi.
Serius, meskipun mau sepintar apapun Joanna. Kalau memang belum ditakdirkan mendapat kesempatan, dia tidak bisa memaksa juga.
Meskipun Joanna sudah memilki kualifikasi yang matang, dimulai dari IPK yang nyaris sempurna, kemampuan public speaking yang lancar, skor TOEFL di atas 550, dan akif mengoperasikan Microsoft Office seolah tidak cukup bagi mereka.
Entah apa salahnya. Joanna juga heran. Tidak mungkin selama satu tahun berjuang tidak kunjung mendapat titik terang kalau bukan karena ada campur tangan orang dalam, kan? Itu yang masih dipikirkan Joanna sampai sekarang.
Kita menikah saja, ya? Kita bangun bisnis sendiri. Kebetulan sekali aku memiliki dana besar untuk modal nanti.
Tapi aku tidak punya tabungan, apa kata orang tuamu kalau akau tidak menyumbang apa-apa.
Uang bukan segalanya. Asal aku bahagia, Mama dan Papa tidak akan mempermasalahkan apapun yang kulakukan. Usiaku sudah 24. Aku juga sudah siap mental dan finansial untuk menikah. Mau, ya? Besok pagi kita ke Jawa Tengah. Lebih cepat lebih baik, kan?
Setelah Jeffrey melihatkan total tabungan yang dipunya, Joanna mulai mempertimbangkan permintaan kekasihnya untuk menikah muda sebelum bekerja.
Ya, sudah. Ibu dan Ayah tidak melarang. Ibu justru senang kalau kamu menikah cepat. Ibu dan Ayah juga tidak mengharapkan gajimu. Tidak apa-apa, terima saja. Jeffrey juga terlihat sangat bertanggungjawab karena tidak pernah absen mengatarmu melamar dan interview kerja selama satu tahun ke belakang.
Karena sudah mendapat restu dari kedua belah pihak keluarga, akhirnya pernikahan Jeffrey dan Joanna dilangsungkan tiga bulan kemudian.
Tidak lama setelah itu, Joanna hamil Andrea.
Tahun pertama pernikahan Jeffrey dan Joanna berlangsung sangat berat. Dimulai dari masa-masa adaptasi mereka, masa-masa kehamilan Joanna sampai masa-masa pusing mereka karena harus mengikuti banyak pelatihan sebelum memulai bisnis baru yang sekarang sudah dipegang penuh oleh Jeffrey saja.
Sebab Joanna ingin fokus mengurus Andrea dan mengajar di salah satu sekolah luar biasa dekat rumahnya.
Setelah tiba di ruangan suaminya, Joanna hanya diam sembari menatap Jeffrey yang tampak sibuk dengan layar monitor yang masih menyala.
"Sayang, tumben datang. Ada apa? Kengen, ya?"
Goda Jeffrey sembari melirik istrinya, raut jenaka juga mulai ditampilkan sembari menggigit bibir bawah pertanda sedang memikirkan hal kotor sekarang.
"Sabar, ya? Sebentar lagi aku selesai."
Joanna masih diam dan mulai menduduki sofa di depan suaminya yang mulai mepercepat laju mouse di bawah telapak tangannya.
Sepuluh menit kemudian Jeffrey berdiri dari kursinya, mulai meregangkan otot kepala dan menghampiri istrinya.
"Akhirnya kita bisa pacaran tanpa diganggu Andrea lagi."
Jeffrey mulai memeluk istrinya dari samping sembari ikut mendudukan diri di atas sofa.
"Aku kangen banget! Di rumah, Andrea pasti marah-marah kalau melihat kita seperti ini."
Jeffrey mulai menangkup wajah istrinya, menyapukan bibirnya dan menggigit kecil bibir bawah Joanna karena gemas sebab tidak kunjung dibalas.
"Sayang, ada apa? Ada masalah apa?"
Tanya Jeffrey sembari menjauhkan wajah, menatap istrinya cemas yang sejak tadi diam saja dan tidak kunjung mengeluarkan suara.
"Aku mau bercerai!"
Jeffrey tertawa di tempat, namun rahangnya mulai mengeras dengan kedua telapak tangan yang mulai mengepal.
"Cara bercandamu benar-benar kelewatan! Siapa yang mengajarimu mengatakan itu? Joanna, jawab aku!"
Air mata Joanna mengalir perlahan, bersamaan dengan Jeffrey yang mulai berdiri dari sofa dan menatapnya tajam.
Tidak lama kemudian pintu ruangan diketuk dari luar. Ketika pintu terbuka, di sana sudah ada Isla yang sedang berdiri tegang sembari memegangi perut yang masih rata.
Masih mau lanjut flashback-nya?
Kalo jadi Joanna, kalian bakalan ngelakuin hal yang sama apa enggak?
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
Короткий рассказParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.