Kalian sahur apa hari ini?
Saat ini Andrea sedang melangsungkan makan malam dengan Jeffrey dan Jeno. Tanpa Johnny dan Joanna karena Malvin tiba-tiba saja mengatakan ingin pulang dan tidak mau malam mingguan di alun-alun Surabaya seperti beberapa minggu sebelumnya.
"Andrea ada masalah apa? Kenapa melamun terus?"
Tanya Jeffrey sembari menggenggam tangan Jeno yang awalnya telah dilurkan untuk menyentuh tangan Andrea, namun tidak kunjung mendapat balasan karena Andrea terlalu fokus mengaduk-aduk minuman yang baru saja datang.
"Pa, nanti bisa antar Andrea ke rumah Mama saja? Nanti Andrea izin ke penjaga asrama kalau tidak tidur di sana nanti malam."
"Memangnya kenapa? Papa dan Jeno jauh-jauh datang dari Jakarta untuk bertemu kamu, Andrea. Seharusnya kamu menginap dengan Jeno dan Papa. Kebetulan Papa sudah memesan kamar yang ada connection door-nya di hotel biasa. Malam ini menginap di hotel saja, ya? Nanti Papa antar ke asrama untuk mengambil baju ganti. "
Andrea tampak bimbang. Karena perasaannya tidak enak sebab terus saja memikirkan Malvin yang tiba-tiba saja menjadi lebih pendiam ketika dia selesai kontrol mingguan. Bahkan, usapan di kepalanya mulai ditepis kasar dan tentu saja hal itu sangat mengejutkan dirinya.
"Bagaimana kalau Papa dan Jeno menginap di rumah saja? Ada banyak kamar, kok. Andrea kabari Mama sekarang, supaya disiapkan kamar."
Mau tidak mau Jeffrey menyetujui usulan Andrea, karena bagaimanapun juga dia juga ingin melihat Joanna lebih lama jika diberi kesempatan.
"Terserah Andrea."
Ucap Jeffrey sembari mengusap kepala Jeno perlahan. Anak itu tampak manis seperti Isla dan tampan seperti ayahnya tentu saja. Hingga membuat Jeffrey selalu gemas dan ingin selalu melindunginya sampai akhir hayat.
Di rumah, Malvin sedang menangis di pelukan Joanna. Karena mau bagaimanapun juga Malvin masih anak-anak. Diperlakukan kurang baik oleh orang yang dianggapnya istimewa tentu saja akan membuatnya terluka.
"Maaf, Nak. Mama minta maaf. Mama hanya ingin melindungimu, Mama tidak ingin kita berpisah. Mama sengaja merahasiakan ini, paling tidak sampai kamu sudah diizinkan mengambil keputusan dan dianggap sudah dewasa oleh negara. Cukup Kakakmu yang hidup menderita tanpa Mama, kamu jangan."
Joanna memeluk Malvin erat-erat, karena hal ini salahnya. Salahnya karena tidak bisa mempertahankan pernikahan sehingga membuat anak-anaknya berakhir hidup menderita dan terluka seperti sekarang.
Setelah Malvin terlelap, Joanna bergegas turun ke bawah. Guna menyiapkan kamar tamu yang akan dipakai mantan suaminya bersama sang anak.
"Andrea sudah di depan."
Ucap Johnny semabari mengantongi ponselnya, karena dia baru saja menerima telepon dari Andrea.
Jeffrey sedang menggedong Jeno yang sudah tertidur pulas, hingga membuat Joanna mulai menghembuskan nafas kesal karena tiba-tiba mengingat akan perilaku kurang baik Jeffrey terhadap Malvin sebelumnya.
"Andrea langsung ke kamar. Capek banget!"
Seru Andrea sembari menyalimi Johnny dan Joanna. Membuat Jeffrey merasa iri karena dianggap seperti orang asing sekarang.
"Ayo, kuantar di kamar yang sudah disiapkan!"
Johnny menunjukkan jalan untuk Jeffrey menuju kamar tamu berada. Joanna juga ikut mengekori mereka dan sedikit melamun ketika menatap punggung lebar mantan suaminya.
"Ma?"
Joanna terlonjak karena Johnny tiba-tiba saja mengagetkan dirinya.
"Kenapa? Masih memikirkan soal Malvin? Aku minta maaf, tadi salahku karena sok berinisiatif menyenangkan Malvin."
Ucap Johnny sembari memijat pundak Joanna pelan sekali, sesekali dia juga melirik cermin tempat istrinya bertengger setiap setelah mandi.
Iya, saat ini mereka sudah berada di kamar. Keduanya juga sama-sama sudah mandi bergantian dan siap menaiki ranjang setelah memastikan Jeffrey dan Jeno tidur di tempat yang nyaman.
"Bukan salahmu. Aku seharusnya berterima kasih karena kamu mau menerima dan tulus menyayangi anak-anakku. Terima kasih, ya?"
Johnny mengangguk singkat, senyum lebar juga mulai tersungging di bibirnya ketika Joanna mulai membalikkan badan dari kursi rias dan memeluk pinggangnya erat-erat.
3 chapter lagi selesai, setuju???
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PARENTLESS [ END ]
Short StoryParentless it means having no parent or parents or not cared for by parent surrogates.