"Army adalah hadiah terindah yang pernah kami dapatkan. Melebihi semua penghargaan atau tropi yang pernah kami dapatkan."—BTS
• • •
Aku tak henti-hentinya berdo'a. Memohon agar dia baik-baik saja. Kepalanya berdarah. Meskipun tidak banyak tetap saja hal itu membuatku sangat takut. Aku sudah mengobatinya dengan tangan super gemetar seraya melihat tutorial di YouTube. Aku tidak pelit uang untuk memanggil dokter. Hanya saja, itu akan sangat beresiko mengingat siapa lelaki dengan topi, masker dan Hoodie serba hitam yang tengah terbaring pingsan di atas tempat tidurku sekarang.
"Gimana kalo dia amnesia? Geger otak? Astaga!" Aku mengacak rambutku frustasi.
Sekali lagi. Aku membuat kesalahan yang sangat fatal.
Waktu terus berlalu. Entah sudah berapa menit dia pingsan. Aku yang masih sibuk mondar-mandir di sekitar tempat tidur lantas mendudukkan bokongku di kursi kayu dekat pintu menuju balkon. Dahiku tak henti-hentinya berkerut. Ketukan pada jam dinding yang menghitung menit jelas terdengar di kedua telingaku. Padahal biasanya tak terdengar sama sekali.
"Kenapa dia bisa punya akses masuk ke sini?" Aku menanyai diri sendiri sambil menelisik Hoodie hitam yang dipakainya. "Kalo iya ... Dia dapet dari mana ya?" Aku terus bergeming dalam bahasa Indonesia yang sudah sangat jarang kugunakan.
Perlahan namun pasti dia mulai melakukan pergerakan. Tangannya terangkat untuk memegangi kepalanya yang sekarang terlilit oleh perban. Matanya perlahan terbuka. Memandangi atap apartemenku selama beberapa saat.
"A-aku di mana?" Dia buka suara.
Aku lantas berdiri dan menghampirinya. "Sungguh Yoongi. Maafkan aku! Aku benar-benar tidak tahu bahwa yang datang adalah kau. Aku pikir itu adalah penjahat karna aku tidak pernah memberikan kartu akses masuk apartemenku pada siapapun. Aku sungguh ceroboh. Sekali lagi maafkan aku," kataku dengan serius. Bahkan selama mengatakan itu aku membungkuk sebanyak tiga kali padanya.
Aku bisa merasakan Yoongi tengah menatapku. Tapi aku terlalu takut untuk membalas tatapannya. Dia bergerak lagi. Namun kali ini dengan perlahan. Menyandarkan punggungnya pada dashboard tempat tidur lalu menghela napas panjang.
"Kau siapa?" tanyanya. Terdengar santai.
Mataku terbelalak. Aku lantas menatapnya kaget. Jujur saja, aku ingin mati saja rasanya. Apa yang baru saja dia katakan? Dia tak mengenalku? Apa dia benar-benar amnesia?
"A-aku Hana Elvia. Rekan kerjamu di Agensi BigHit. Kau lupa?"
Alis Yoongi nampak berkerut. Atmosfir ruangan yang harusnya sejuk mendadak berubah seperti musim panas. "Rekan kerja? BigHit? Aku tak pernah mendengarnya. Dan kau memanggilku dengan nama apa tadi? Yoongi?"
Aku ingin menangis. Khawatir dan takut. Aku merasa benar-benar seperti seorang penjahat untuk saat ini.
"Iya! Namamu Min Yoongi. Tapi penggemarmu lebih akrab dengan nama Suga."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 [✓]
Fanfiction"Kau percaya padaku kan? I'm not gonna hurt you, Bae. Beritahu jika terasa sakit, oke?"-Myg -Namanya Min Yoongi. Si kucing tsundere berkulit pucat yang berhasil merubah setiap ons cerita hidupku.- ───•°•🕊️•°•─── Hana Elvia, gadis penuh semangat dan...