𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 [✓]

29 • 민윤기

"Jika suatu hari nanti kami sudah tak bersama lagi (bubar). Apakah Army akan tetap mencintai kami?"—BTS

Me: Tentu! Tapi... Disaat kalian bubar, mungkin kecintaanku pada dunia K-Pop gak akan sekuat ini lagi. Ketika kalian bubar, aku gak akan pernah bisa pindah fandom apalagi mencintai idol lain. Gak akan pernah bisa.

• • •

-Hana Elvia

Aku baru saja selesai mandi. Aku mengecek ponsel yang kutinggalkan di atas nakas. Alisku berkerut ketika mendapati enam panggilan tak terjawab dari Yoongi. Tumben sekali.

Karna merasa ada sesuatu yang tak beres aku langsung menelponnya balik.

"Tak perlu menelpon balik. Aku di sini." Seseorang dari belakangku berucap.

Aku lantas berbalik dan meneriakinya. "ANJIR!!" Dadaku hampir meledak karenanya.

Dia mendesis tak peduli. "Disaat penting kau susah sekali dihubungi, jadi aku datang. Jika kau ingin bertanya kenapa aku kemari."

"Bagamana kau bisa masuk?" tanyaku. Sedikit membentak.

"Menggunakan kartu akses," jawabnya. Singkat dan jelas.

Kedua tanganku menyilang di depan dada. Layaknya seorang ibu yang tengah mengintrogasi anaknya. "Bagaimana bisa kau mendapatkan kartu akses apartemenku? Kau masuk tanpa ijin. Aku bisa saja melaporkanmu pada pihak keamanan," ancam ku.

Dia tak menujukan ekspresi apapun. "Laporkan saja." Bahunya terangkat. "Aku mempunyai kartu aksesnya. Aku tak membobol pintu atau sejenisnya. Pihak keamanan tak akan menindaknya."

"Di mana kau mendapat kartu akses itu? Kembalikan!" Aku mengulurkan tangan padanya.

Sebelah alis tebalnya terangkat. Matanya beralih pada tanganku lalu menghela nafas panjang. "Nanti," jawabnya.

"Kembalikan, Yoon! Kau mengacak-acak privasiku," kesalku. "Kau tahu password studioku. Bahkan kau punya kartu akses untuk masuk ke apartmenku."

"Kau tak mempercayaiku?" Kepalanya sedikit memiring dengan mata yang memicing ke arahku.

"Aku percaya!" kataku cepat. "Tapi setidaknya mintalah ijin lebih dulu."

"Aku sudah meminta ijin. Aku menelponmu tapi kau tak mengangkatnya," katanya bersikeras.

"Kau bisa menunggu."