5

171 57 14
                                    

Setan👿

|Dia sekarang tengah sendiri di apartemennya.kau bisa langsung masuk, aku sudah menyabotase password nya juga CCTV tentunya.
11.47 PM.

Elyna memasukan handphonenya ke saku jaket, setelah menerima pesan dari 'dia'.

Dengan menggunakan celana jeans, kaos yang dibalut dengan jaket kulit, topi dan masker. Elyna perlahan memasuki gedung lewat pintu masuk belakang gedung.

Setelah menaiki lift dan menuju lantai 24, Elyna sudah berdiri tegak di depan pintu apartemen gurunya itu.

Elyna melirik ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang yang melihatnya masuk. Setelah memasang saru tangan, Elyna membuka pintu dan masuk ke dalam apartemen.

Senyum Elyna mengembang saat melihat sebuah tongkat baseball, Elyna baru akan mengambil tongkat itu sebelum handphonenya bergetar.

Setan👿

|Jangan ngebuat kerjaan gue nambah! Lakuin seperti biasanya!!!
11.53 PM.

Whatever!|
11.53 PM.

|Sialan lo!!
11.53 PM.

Elyna kembali memasukkan handphonenya, tidak peduli dengan peringatan itu. Ia lalu mengambil tongkat baseball dan menaruhnya di bahu, tidak sampai disitu Elyna menoleh pada cctv yang terdapat di atas pintu lalu menunjukkan seringainya, membuat orang yang tengah memantaunya mendengus kesal.

Tanpa menimbulkan suara Elyna masuk ke kamar targetnya, terlihat Kenzo tengah duduk membelakanginya dengan menatap layar komputernya serius.

Elyna berdecih saat mendengar suara dari komputer gurunya itu, Elyna menatap bengis ke arah punggung Kenzo.

"Ck, gue heran kenapa dia bisa jadi guru. Otak kotor gitu juga"gumam Elyna.

Duk!

Dengan sengaja Elyna memukul lantai, membuat Kenzo menoleh dan berdiri dari duduknya.

"SIAPA KAMU!!!!"seru Kenzo.

"Malaikat pencabut nyawa elo!"

Bugh!!!

Tanpa aba-aba Elyna memukul Kenzo dengan menggunakan tongkat baseball. Tidak sampai di sana, Elyna terus memukuli Kenzo sampai pria itu terbaring tak berdaya dan pasrah, Kenzo sama sekali tidak di beri kesempatan melawan oleh Elyna.

Di sisi lain, 'dia' menatap layar laptopnya dengan penuh minat. Yang dimana Elyna tengah memukuli targetnya yang juga merupakan musuhnya, bibirnya terus mengembangkan senyum puas. Senyuman semakin mengembang saat adegan pembunuhan akan mencapai klimaksnya.


Tanpa belas kasihan Elyna menyeret tubuh Kenzo dengan menarik kaki kiri pria itu, tubuh Kenzo penuh lebam dengan hidung dan mulut sudah mengeluarkan darah.

"Njir ni orang banyak dosa kayaknya, berat banget dah"keluh Elyna, dengan masih menyeret tubuh Kenzo ke arah balkon kamar.

Elyna menghempaskan kaki Kenzo, lalu menghirup nafas sebentar. Ia tidak habis pikir kenapa tubuh gurunya itu sangat sangatlah berat. Padahal jika dilihat tubuh Kenzo tidak terlalu besar.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang