Pukul 9 pagi Deysy dan yang lainnya sudah di sibukkan dengan menyiapkan pesta barbeque, biasanya pesta barbeque akan diadakan malam hari tetapi mereka berbeda. Kalau kata Leo sih berbeda itu lebih baik.
Selain itu juga mereka memang akan pulang sore nanti, karena mereka ingin istirahat untuk beberapa hari sebelum kembali melakukan aktivitas seperti biasa.
Mereka melakukan pesta barbeque, di depan halaman villa. Yang dimana langsung menghadap ke arah pantai.
Samuel dan Jino kebagian memanggang daging. Shasa, Yuna, dan Naya kebagian memasak makanan yang lainnya dan menata meja. Sedangkan yang lainnya malah bersantai sambil bernyanyi-nyanyi tak jelas."El, tinta....tinta apa yang bikin kamu salting?"tanya Leo.
"Alah basi, aku tinta padamu"jawab Elyna.
"Yah gagal gombal deh"ledek Jevan, membuat yang lainnya tertawa.
"Hewan apa yang suka berhenti?"tanya Elyna.
"Nyerah"ucap Deysy, Jevan, dan Leo kompak.
"Ikan pause"ucap Elyna.
"Ikan paus bego!!!!"kesal Yuna yang mendengarkan obrolan random itu.
"Apa bukti wortel baik untuk kesehatan mata?"tanya Yuna yang sudah bergabung dengan mereka.
"Deysy tuh, dia kan ngemilin wortel mulu mana mentah lagi. Gue gak pernah liat dia susah baca"jawab Elyna.
"Salah"ucap Yuna.
"Terus apa?"
"Pernah liat kelinci pake kacamata?"ucap Yuna.
"Apa sih Yuna, garing anjir"ucap Elyna.
"Gue ada nih, Binatang apa yang paling panjang?"tanya Jevan.
"Ular purba"jawab Leo.
"Salah"
"Apa dong?"
"Ular ngantri beras"ucap Jevan.
"Goblok!!! Mana ada ular ngantri beras cuk!!! Tuh ular mau masak nasinya gimana tolol tangan aja kagak punya"ucap Leo ngegas.
"Kalau gajah mati siapa yang paling sedih?"ucap Deysy.
"Emaknya"tebak Yuna.
"Yang bener penggali kuburnya, karena diperlukan lobang yang besar untuk mengubur gajah"ucap Deysy.
"Minta banget di maki heran"ucap Elyna.
"Kenapa orang botak selalu terlihat bahagia?"ucap Naya, yang sudah selesai membantu dan ikut bergabung.
"Gue tahu!!!! Karena orang botak gak ada beban di kepalanya. Iyakan!!!"pekik Jino.
"Yang manggang daging diem aja deh, tar dagingnya gosong gue buat 'lo jadi penggantinya"ucap Naya, membuat Jino menatapnya julid.
"Kenapa pohon mangga yang di depan rumah harus ditebang?"ucap Shasa, membuat semuanya berpikir keras.
"Nyerah kak"ucap mereka serempak.
"Karena kalau dicabut berat"ucap Shasa.
Bugh!!!
"Anjing napa gue yang di gaplok!!!!"teriak Leo saat Jevan memukulnya dengan cukup keras.
"Lo gemesin Leo"ucap Jevan.
"Idih homo"ucap Leo lalu berpindah tempat duduk menjauh dari Jevan.
"Mau memaki tapi takut kualat"ucap Naya.
"Hooh apalagi kakak sendiri"ucap Deysy menimpali.
"Udahan tebak-tebakan nya, kita makan sekarang"ucap Samuel sambil membawa daging yang sudah dipanggang.
"Asyik makan!!!"pekik mereka, dan mulai menyerbu makanan yang sudah tersedia di meja.
Mereka tidak henti-hentinya bercanda membuat suasana sangat ramai, setelah selesai makan mereka kembali berfoto.
*****
Terhitung sudah satu minggu lebih mereka kembali beraktivitas, mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tetapi mereka tetap menyempatkan untuk berkumpul.
Dan sudah terhitung 4 bulan lebih Deysy tidak pernah bertemu dengan pamannya itu, entah apa yang pamannya itu sedang rencanakan. Tetapi Jevan mengatakan jika Reno belum merencanakan apapun.
Tok!tok!tok!
"Masuk!"ucap Deysy, masih dengan fokus pada laptopnya. Ia tengah berada di kantornya, tetapi ia tengah mengerjakan tugas kuliahnya. Waktunya semakin sibuk, karena harus mengurus kantor dan juga berkuliah.
"Deysy, kakak ganggu enggak?"tanya Shasa.
"Eh kak, enggak kok"jawab Deysy.
"Bagus deh, kakak kesini bawa makan siang. Tadi malem kamu gak sempet pulang, Samuel bilang kalian lembur tadi malem jadi kakak bawain makanan, kakak tahu kamu belum makan"ucap Shasa.
"Hehe kakak tahu aja"ucap Deysy cengengesan.
"Iyalah, kakak kan kakakmu!!! Udah sekarang berhenti dulu, kita makan bareng!!"ucap Shasa dengan nada paksaan.
Deysy akhirnya meninggalkan kursinya dan duduk di sofa, Shasa menyiapkan makanannya dan menyodorkan sendok berisi makanan pada Deysy.
"Kak aku udah gede loh"ucap Deysy.
"Lah emang siapa yang bilang kamu masih kecil hm..."ucap Shasa.
Deysy berdecak dan menerima suapan Shasa, Shasa benar-benar menyuapinya hingga perutnya terisi penuh. Jika seperti ini ia tidak bisa bekerja, dan memilih untuk tidur.
Deysy benar-benar tertidur setelah makan di sofa, Shasa terkekeh melihat adiknya itu dan menyelimuti tubuh adiknya dengan selimut yang berada di sana.
Setelah itu Shasa beranjak pergi untuk pulang, karena ia harus menyiapkan makan siang untuk Naya yang akan pulang setelah kuliah.
*****
Malam harinya Deysy pulang ke mansionnya, saat sudah sampai ia melihat yang lainnya tengah duduk di ruang tamu dengan wajah yang cemas dan khawatir.
"Muka kalian kenapa? Kok kayak cemas?"tanya Deysy.
"Lo udah pulang? Kak Shasa mana?"tanya Naya.
"Hah! Kak Shasa? Bukannya dia udah pulang dari siang ya? Tadi dia emang ke kantor, tapi abis makan terus gue tidur dia pulang deh kayaknya"jawab Deysy, sekarang ia mulai khawatir.
"Kalian udah cari di sekitar mansion belum? Siapa tahu kak Shasa mampir kemana dulu"ucap Deysy.
"Udah, dan kita gak nemuin dia"ucap Elyna.
"Ya udah, gue coba lacak handphonenya"ucap Deysy, yang diangguki semuanya.
Baru saja ia mengeluarkan handphonenya, sebuah pesan masuk ke dalam handphonenya. Deysy menghembuskan nafasnya, dan menatap Naya yang terlihat cemas.
"Kalian gak usah khawatir, kak Shasa ngirim pesan kalau dia akan pulang dulu ke apartemennya"ucap Deysy, membuat yang lainnya menghela nafas lega kecuali Naya yang terlihat tak percaya.
"Lo yakin? Sedari tadi gue hubungin kak Shasa dia gak aktif sama sekali"ucap Naya.
"Udah gak usah khawatir, kalaupun kak Shasa kenapa-napa anak buah gue pasti ngehubungin. Lo gak lupa kan, semua pergerakan kalian gue pantau lewat orang-orang kepercayaan gue"ucap Deysy, Naya mengangguk.
"Udah malem kalian balik ke kamar gih, istirahat"suruh Deysy.
Satu-persatu dari mereka pergi menuju kamarnya, menyisakan Deysy di ruangan itu.
Deysy mengarahkan handphonenya ke arah telinga, dan mendengarkan seseorang di sebrang sana berbicara.
"Besok aku akan menemuimu"ucap Deysy, lalu mematikan sambungan telepon. Yang sebenarnya adalah, Shasa tidak mengiriminya pesan melainkan salah satu anak buahnya yang mengirimkan pesan jika bawahan Deysy yang ia suruh mengawasi Shasa, tewas.
Deysy sama sekali tidak tahu dimana keberadaan Shasa, ia bahkan tidak bisa melacak Shasa padahal ia sudah memasukan sebuah chip pelacak ke dalam handphone Shasa.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE ✔️
Mystery / Thriller'GONE' kata yang selalu ada di dalam hidup semua orang. Begitupun dengan kehidupan seorang gadis yang hidupnya selalu di bayangi oleh kata itu, ia telah banyak kehilangan. ⚠️18+ ⚠️cerita pure dari imajinasi author ⚠️vote+Comment