14

72 50 11
                                        

Sesuai perkataan Deysy, Yuna dan Elyna di antar pulang oleh Leo dan Jevan. Di dalam mobil yang melaju itu menguar aura gelap dari Elyna, matanya terus menatap tajam cowok yang pernah ia tabrak di koridor fakultas--Leo yang tengah menyetir.

"Lo kenapa sih El?"tanya Yuna, membuat Leo menatap ke arah Elyna lewat kaca.

"Gue kesel aja!"jawab Elyna ketus.

Leo tersenyum kecil, ia kembali fokus melihat jalanan. Bukankah seharusnya ia yang kesal, lagi pula kejadiannya sudah sebulan yang lalu.



*****



Deysy berjalan masuk ke dalam perusahaannya, beberapa karyawan menyapanya dengan ramah yang di sapa balik oleh Deysy dengan ramah juga. Tujuan utamanya sekarang adalah ruangan khusus pemilik perusahaan, ruangan papa nya dulu yang sekarang di ambil alih oleh pamannya untuk Sementara.

Deysy menaikan sebelah alisnya saat melihat sepupunya Shasa adik dari Revan, keluar dari ruangan pamannya dengan wajah kesal. Deysy tidak ambil pusing dan tetap melangkah, ia bisa melihat Shasa yang menatapnya sinis saat mereka berpas-pasan.

"Dasar otak duit"gumam Deysy sebelum memasuki ruangan.

Saat memasuki ruangan terlihat pamannya tengah memijat keningnya pelan, wajahnya terlihat kelelahan entah karena apa.

"Paman"panggil Deysy.

"Ouh Deysy, kau sudah disini"ucap sang paman, Deysy mengangguk lalu duduk di sofa yang ada di sana.

"Baguslah kau datang di waktu yang tepat, bisakah kau membantu paman untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan"minta Reno.

"Tentu, lagi pula aku harus banyak belajar karena sebentar lagi perusahaan ini resmi jadi milikku"ucap Deysy, Reno tersenyum.

"Kalau begitu, paman akan membeli minuman di cafe sebrang. Kau mulai lah mengerjakannya"ucap Reno, lalu pergi dari sana.

Setelah sang paman pergi, Deysy duduk di kursi kekuasaan itu dan mulai mengerjakan pekerjaannya.

Tak selang beberapa lama, pamannya datang dengan membawa minuman yang sering Deysy pesan.

"Minumlah dahulu"ucap sang paman.

Deysy mengangguk dan mengambil minuman itu, ia menaruhnya di pinggir meja dan kembali fokus pada pekerjaannya sedangkan Reno duduk diam di sofa sambil memperhatikan Keponakannya itu.

Tuk! (Gimana sih suaranya, gini bukan?)

Minuman yang di belikan Reno tadi terjatuh dari meja, karena Deysy tak sengaja menyenggolnya.

"Astaga!!"kaget Deysy.

"Deysy kau seharusnya hati-hati"ucap Reno.

"Maaf paman aku tidak sengaja"ucap Deysy.

"Ya sudah tidak apa-apa, biar OB yang membersihkannya"ucap Reno.

Deysy mengangguk dan kembali mengerjakan pekerjaannya, sedangkan sang paman terlihat keluar dari ruangan.





*****






Ting!

Pintu lift terbuka menampakkan seorang Deysy dengan wajah lelahnya, hari sudah sangat larut malam tapi ia baru saja pulang dari perusahaannya itu.

Deysy berjalan pelan menyusuri lorong gedung apartemennya, tidak seperti biasanya lampu lorong redup. Deysy mengusap tengkuknya, tiba-tiba hawa di sekitarnya menjadi mencekam.
Dan tanpa Deysy sadari, seseorang dengan pakaian serba hitam, topi dan masker. Mengikuti nya dari belakang, orang itu juga memegang sebuah pisau yang terlihat tajam.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang