Sudah 3 bulan setelah kejadian itu, hubungan Deysy dan Shasa kembali seperti dulu. Shasa meminta maaf atas semua sikapnya, ia juga menyesal karena sudah menjadi kakak yang buruk dan tidak berada di sisi Deysy di masa sulitnya. Ia terlalu di butakan oleh kebencian, Shasa juga sudah mengetahui jika Naya adalah adiknya namun berbeda ibu, Shasa memperlakukan Naya sebagaimana ia menyayangi Deysy. Shasa juga sekarang tinggal bersama mereka di mansion Deysy. Selain itu juga, teman-teman Deysy yang lainnya juga sudah mengetahui hubungan Deysy dan Naya yang merupakan sepupu, juga siapa target balas dendam Deysy.
Di samping itu Deysy dan yang lainnya juga sedang libur semester ganjil selama sebulan, saat mereka kuliah kembali mereka sudah berada di tingkat 2.
Dan sudah 3 bulan ini, Juan sama sekali tidak ada kemajuan maupun penurunan. Deysy sempat ingin menyerah tapi orang-orang di sekitarnya selalu menyemangatinya.Karena mereka sedang libur, mereka memutuskan untuk berlibur ke sebuah pulau milik keluarga Elyna sepenuhnya itu.
Sudah 3 minggu lebih mereka di pulau itu untuk bersenang-senang, bahkan Deysy mengajak sekretarisnya yang bawel itu dan Jevan juga Leo yang mengajak Jino. Entahlah, mereka sangat terlihat akrab.
"HEY KALIAN PARA ORANG UTAN BANGKIT LAH!!!!!!! PAGI-PAGI GINI ENAKNYA KITA BUAT OLAHRAGA DI PANTAI!!!!!!!"teriak Naya di lantai 1,hari ini ia sangat bersemangat.
Sedangkan Shasa hanya tersenyum sambil menyiapkan makanan untuk dibawa nanti ke pantai. Ia sudah hapal betul sifat para remeja (-Samuel) yang baru menginjak usia 19-18 tahun itu, sampai di pantai mereka tidak akan olahraga melainkan bermain.
"GAK BANGUN GUE BAKAR NIH VILLA!!!!!"teriak Naya kembali.
"JANGAN NGADI-NGADI YA NAY, NIH VILLA WARISAN DARI EMAK BAPAK GUE!!!!"teriak Elyna dari lantai 2, ia baru bangun tidur.
"BERISIK WOY MASIH SUBUH JUGA!!!!"teriak Leo yang masih berada di kamarnya. Ngomong-ngomong kamar mereka berada di lantai 2, dan masing-masing memiliki kamar.
"MATA MU SUBUH!!!! INI UDAH JAM 7 BRO!!!!!"teriak Jevan yang sudah keluar kamar dan siap dengan kaos oblong putih dan celana training hitamnya.
"Beh pagi-pagi udah menggoda iman aja, bapak satu ini"celetuk Yuna yang juga baru keluar dengan pakaian olahraga nya.
"Iman lo yang letoy itumah"ucap Jevan.
Sekarang yang sudah siap dan bangun hanya Yuna, Deysy, Jino, Jevan, dan Samuel.
"Lah anjir kalian dah siap aja, bentar deh gue ganti baju. Gak usah mandi aja lah, nanti di sana mandi aja"ucap Elyna.
"WOY LEO IKUT KAGAK?!"teriak Elyna dari kamarnya sambil bersiap-siap.
"IYA BEB IKUT!!!!!"balas teriak Leo dari kamarnya.
*****
Sesuai dugaan Shasa, para remaja itu malah asyik bermain setelah sampai di pantai. Shasa duduk di tikar yang mereka bawa dari villa, Samuel yang berbaring di sebelahnya tengah berjemur sambil membaca novel tak lupa ia juga memakai kacamata hitamnya. Jino dan Jevan yang tengah mengubur Leo di pasir. Yuna dan Naya yang malah berjoget toktok. Dan terakhir Elyna dan Deysy yang memilih membuat istana pasir, walaupun berbentuk seperti rumah bintang laut sahabat si spon kuning.
"AYO FOTO DULU BUAT KENANG-KENANGAN!!!!"teriak Yuna, mendengar teriakan Yuna mereka langsung merapat pada Yuna untuk berfoto.
"Jino Jevan tolongin bangke, gue gak bisa bangun anjir!!!!!"pekik Leo.
Jino dan Jevan membantu Leo, dan mereka langsung berlari mendekati yang lain yang sudah siap berfoto.
"Satu.... Dua.... Tiga..... Cekrek"
Setelah berfoto yang mengakibatkan ruang penyimpanan Handphone Yuna penuh, mereka duduk di tikar dan mulai sarapan.
*****
Deysy memandangi matahari yang mulai terbenam, ia tengah duduk sendirian di pinggir pantai. Membiarkan air laut menerpa kakinya yang tidak memakai sandal ataupun sepatu itu.
"Jangan keseringan sendirian, gak baik"ucap Shasa yang berdiri tak jauh dari tempat Deysy.
"Lagi pengen aja kok, kak"ucap Deysy.
Shasa melangkahkan kakinya untuk mendekati Deysy, dan duduk di sebelahnya. Untuk beberapa saat tidak ada pembicaraan diantara keduanya, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Pasti berat ya jadi kamu"ucap Shasa.
Deysy terkekeh, "justru kukira pasti berat jadi kak Shasa, selama ini harus hidup sama seorang pria yang udah bunuh ibu kak Shasa sendiri, apalagi pria itu ayah kakak"ucap Deysy.
"Iya berat, banget malahan. Tapi saat kakak mikir kehidupan kamu selama ini, kakak tahu semua yang kakak rasain bukan apa-apa dari apa yang kamu rasain. Selama ini kamu harus ngerasain kebencian dari paman kamu sendiri, begitupun dengan kakak dan Revan. Maaf.... Maaf buat kedua orang tua kamu. Kakak gak tahu ayah bakal ngelakuin sejauh ini, kakak gak tahu kalau ternyata ayah seorang monster"ucap Shasa dan setelahnya menangis.
"Kakak gak salah apa-apa, mungkin ini emang udah takdir"ucap Deysy.
"Kak Shasa"Shasa menoleh dan terlihat Naya yang tersenyum ke arahnya, Shasa membalas senyuman adiknya itu.
"Kakak gak lupa kan kita mau buat sesuatu"ucap Naya.
Shasa mengangguk, dan pamit untuk pulang terlebih dahulu bersama Naya. Sedangkan Deysy mengangguk dan membiarkan kedua kakak beradik itu kembali ke villa terlebih dahulu.
Senja sudah berganti dengan malam tetapi Deysy sepertinya masih enggan untuk beranjak, Deysy menoleh saat merasakan seseorang kembali duduk di sebelahnya.
Deysy terus menatap wajah orang itu, ia enggan untuk mengalihkan pandangannya takut jika orang itu akan menghilang.
"Kau masih sama, menyembunyikan kesedihan mu dari orang lain dan membiarkan kesedihan itu terus menumpuk di hatimu"ucap orang itu.
"Deysy, kata kau harus kuat dan tidak boleh menangis bukan berarti kau harus memendam kesedihanmu. Walaupun kau menangis bukan berarti kau lemah, nak"ucap Davin Xavier papa Deysy, yang berhasil membuat Deysy meneteskan air matanya untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun lamanya.
"Menangis lah jika kesedihan di hatimu tidak bisa kau tahan lagi dan menangis lah jika kau berbahagia, air mata bukan sebuah kelemahan seseorang, air mata adalah sebuah bukti apa yang dirasakan orang itu"ucap orang yang berada di sisi lain Deysy - mama Deysy.
"Selamat ulang tahun kesayangan papa dan mama. Kami sangat bangga padamu, kamu telah membuktikan siapa itu seorang Xavier sejati. Jangan pernah menyerah dan terus berjuang, kami akan menunggumu di sana. Suatu hari nanti kita akan kembali lengkap untuk selamanya, kami mencintaimu"
Angin berhembus dengan kencang, bersama dengan kedua orang tua Deysy yang menghilang, meninggalkan Deysy yang menangis sambil menyembunyikan wajahnya. Hari ini merupakan ulang tahunnya yang ke 19 tahun, yang berarti merupakan tahun ke-3 ulang tahunnya tanpa kedua orang tuanya.
*****
Setelah memenangkan diri, Deysy kembali ke villa. Tanpa rasa curiga, Deysy membuka pintu villa dan langsung di sambut oleh teriakan yang berada di dalam.
"HAPPY BIRTHDAY DEYSY!!!!!!!!"teriakan itu begitu menggelegar di sertai dengan terompet yang di tiup Leo dan Jevan.
Jino yang membawa kue nya pun mendekat.
"Gak usah make a wish, buru tiup udah laper nih kita!!!!"celetuk Yuna.
"Merusak suasana!!!"seru Jevan.
"Bodo"acuh Yuna.
Deysy hanya berdecak kesal, dan meniup lilin itu hingga mati. Ia tidak perlu meminta apapun karena ia sudah memiliki segalanya, memiliki mereka sudah cukup untuk Deysy. Karena menurut Deysy, mereka lebih berharga dari apapun bahkan hidupnya sendiri.
Tbc.
Gue nulis apaan dah?! Gak jelas banget asli.......
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE ✔️
Mystery / Thriller'GONE' kata yang selalu ada di dalam hidup semua orang. Begitupun dengan kehidupan seorang gadis yang hidupnya selalu di bayangi oleh kata itu, ia telah banyak kehilangan. ⚠️18+ ⚠️cerita pure dari imajinasi author ⚠️vote+Comment