Sehari setelah Jevan dan Elyna di bebaskan. Jino, Juan, dengan Sam kembali dari luar negeri.
Naya mendengus kesal, ia melirik Samuel yang berjalan di sebelahnya. Mereka memang akan menuju ke ruang inap Yuna untuk memberikan sarapan, Yuna bilang tidak ingin makanan dari rumah sakit, jadi Naya dengan terpaksa membeli makanan di luar dan saat di depan tadi ia bertemu dengan Samuel.
Rasanya telinga Naya bisa meledak kapan pun, sedari tadi Samuel terus berceloteh menceritakan semua yang ia alami saat perjalanan bisnis ke luar negeri.
Naya bisa bernafas lega saat mereka sudah berada di depan pintu ruangan Yuna, dengan perlahan Naya membuka pintu rumah sakit.
Naya berhenti saat melihat jika Jevan tengah menyuapi Yuna, mereka terlihat menikmati waktu bersama membuat Naya ragu untuk masuk.
"Kenapa berhenti?"tanya Samuel.
"Di dalem udah ada Jevan, gue gak mau ganggu waktu mereka"jawab Naya sambil menutup kembali pintu ruangan.
"Jadi kita tidak jadi memberi sarapannya"ucap Samuel yang langsung di angguki Naya.
"Kalau begitu, kamu ikut saya"ucap Samuel lalu menggenggam tangan Naya.
"Kemana?"tanya Naya.
"Kamu belum sarapan bukan, jadi ayo kita sarapan bersama"jawab Samuel sambil tersenyum hangat, sesaat Naya mematung melihat senyuman itu.
"Kamu tenang saja, saya yang akan traktir dan makanan yang kamu bawa itu kita berikan ke satpam di depan"ucap Samuel ceria.
Naya menunduk untuk melihat tautan tangan mereka, entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Naya lalu menatap samping wajah Samuel.
"Jangan terus natap saya seperti itu, nanti jatuh cinta"ucap Samuel.
Wajah Naya seketika berubah datar, "cih geer lo jadi manusia"ucap Naya.
Samuel hanya tersenyum, senyuman nya semakin mengembang saat merasakan Naya mengeratkan genggaman tangan mereka.
*****
Jevan dan Elyna sebenarnya sudah di jemput Deysy tadi malam, tetapi Jevan baru bisa menjenguk Yuna pagi harinya. Deysy melarangnya untuk langsung ke rumah sakit, dan menyuruhnya untuk beristirahat terlebih dahulu di mansion.
Sebelum matahari terbit Jevan sudah bangun dan membuat sarapan untuk Yuna, ia juga memasak untuk Deysy juga Elyna yang masih belum bangun. Setelah itu ia langsung berangkat ke rumah sakit, saat tiba ia melihat Yuna masih terlelap.
Jevan menunggu Yuna bangun dengan menggenggam tangan Yuna, ia terus memperhatikan wajah Yuna yang tengah terlelap itu. Selama di sel, ia terus memikirkan Yuna juga anaknya.
Tidak lama setelahnya, Yuna terbangun. Hal pertama yang ia lihat adalah Jevan yang tengah tersenyum di hadapannya, seketika tangis Yuna langsung pecah.
"Lihatlah baby, bunda mu sangat jelek saat menangis"ucap Jevan membuat Yuna merengek.
Jevan terkekeh, ia lalu menangkup wajah Yuna. Ia mencium kedua kelopak mata Yuna yang sedikit bengkak itu.
"Sudah jangan menangis, aku sekarang ada di sini bersama kalian"ucap Jevan, Yuna lalu memeluk Jevan dengan erat. Seolah-olah Jevan bisa pergi kapan saja.
"Astaga lucu sekali sih, ayo nikah sekarang"ucap Jevan.
"Ayo"cicit Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE ✔️
Mystery / Thriller'GONE' kata yang selalu ada di dalam hidup semua orang. Begitupun dengan kehidupan seorang gadis yang hidupnya selalu di bayangi oleh kata itu, ia telah banyak kehilangan. ⚠️18+ ⚠️cerita pure dari imajinasi author ⚠️vote+Comment