2

324 58 5
                                        

Yuna baru saja sampai di rumahnya yang sudah ia tinggali semenjak ia lahir dan langsung di buang oleh kedua orang tuanya, di panti asuhan yang sekarang menjadi rumahnya juga anak-anak yang memiliki nasib sama seperti nya. Tidak diinginkan dan dibuang oleh keluarga sendiri.

Sudah 2 tahun terakhir Yuna lah yang mengurus para anak panti dan membiayai semua keperluan mereka, Yuna adalah satu-satunya yang tetap tinggal disana di saat para teman seumurannya memilih pergi untuk menemukan jati diri mereka yang sebenarnya, mereka pergi semenjak sang ibu panti yang mereka anggap adalah ibu kandung mereka meninggal dunia 2 tahun yang lalu.

"Kak Yuna!!!!"seru anak-anak panti yang berusia 5-7 tahun itu, tidak banyak anak panti hanya ada sekitar 6 anak saja.

Yuna tersenyum saat para anak panti menyambutnya, apalagi si bungsu yang langsung merengek minta di gendong.

"Luna ayo turun kak Yuna pasti sedang lelah"ucap Deva yang berumur lebih tua dari anak-anak yang lainnya.

"Tidak papa, kak Yuna gak lelah kok"ucap Yuna, mereka semua masuk ke dalam rumah sederhana itu.




Yuna langsung menyiapkan makan malam untuk anak-anak setelah ia mengganti pakaian dan membersihkan tubuhnya. Anak-anak sedang belajar bersama di ruang tengah, Yuna sesekali melirik ke arah anak-anak bibirnya terus tersenyum. Entah kenapa ia selalu bahagia melihat anak-anak, hatinya menghangat melihat anak-anak tertawa bahagia dan hatinya akan merasakan sakit jika anak-anak itu bersedih.

Kegiatan Yuna memasak terhenti saat pintu rumah di ketuk dan terdengar suara teriakan, mendengar itu anak-anak terlihat ketakutan, Yuna menghela nafas lalu pergi untuk membukakan pintu tapi sebelum itu ia berpesan pada anak-anak agar masuk ke dalam kamar dan jangan keluar sampai ia memanggilnya.

Terlihat 3 pria dengan wajah seram dan penampilannya yang seperti preman.

"Bayar utang lo!!!! Lo udah nunggak selama 1 bulan!!!"seorang pria yang berada di tengah langsung membentak Yuna.

Memang sebelumnya ibu panti terpaksa harus meminjam uang kepada rentenir untuk membiayai anak panti dan membiayai sekolah anak-anak, dan entah kenapa hutang itu tidak pernah lunas malahan semakin besar.

"Bukankah harusnya udah lunas, gue udah transfer ke kalian bulan kemarin"ucap Yuna.

"Iya udah lunas itu murni utangnya tapi lo belum lunasin bunganya!"ucap pria itu.

"Jangan pikir kalian bisa bego-in gue ya!!! Jelas-jelas gue udah lunasin semuanya beserta bunganya!"ucap Yuna yang mulai tersulut emosi.

"Heh lo berani sama gue!!!"bentak pria itu lalu mencengkram kerah baju Yuna yang menatapnya tajam.

"Lepasin!!! Lepasin kak Yuna!!!!"seru Deva lalu mencoba melepaskan cengkraman pria itu pada Yuna.

"Diem lo anak kecil!!! Anak buangan kayak kalian harusnya musnah!!!"bentak pria itu lalu mendorong Deva hingga terjatuh.

Yuna segera melepaskan cengkraman pria itu dan menghampiri Deva.

"Deva kamu gak papa?"tanya Yuna.

"Deva gak papa, kak"jawab Deva.

Yuna memeluk Deva sebentar, walaupun anak yang sudah ia anggap adik itu tidak papa tapi amarahnya sudah memuncak, ingin rasanya ia menghajar pria-pria itu tetapi ia tahan, ia tidak mau anak-anak melihatnya.

"Masuk lah kedalam"titah Yuna.

"Tidak! Nanti kak Yuna di apa-apain sama mereka"ucap Deva.

"Mereka gak bakal apa-apain kakak"ucap Yuna meyakinkan, dengan terpaksa Deva masuk ke dalam rumah.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang