Satu bulan setelah kejadian pembunuhan di kampus, keadaan kembali normal. Meskipun polisi masih belum bisa menemukan siapa pelakunya hingga kini, tetapi pihak kepolisian akan tetap mencari tahu siapa pelakunya.
Dan sejak hari itu Deysy selalu mengajak Rafael untuk bergabung dengannya dan sahabat-sahabatnya, ketiga sahabatnya tentu senang Rafael bergabung, tanpa curiga.
Deysy melakukan itu hanya agar Rafael tidak memberitahu kejadian malam itu pada siapa pun, Rafael sebenarnya merasa tertekan dengan rahasia ini tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hari ini kebetulan Deysy dan yang lainnya memiliki jadwal yang sama. Setelah jadwal kelas mereka selesai, mereka memilih berkumpul di kantin dan mengobrol seperti biasa.
Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba handphone Deysy berdering.
"Gue angkat telpon dulu ya"izin Deysy lalu pergi dari kantin menuju tempat yang agak sepi, karena kebetulan kantin sedang ramai dan berisik.
Rafael yang melihat itu terlihat gelisah, ia sudah membulatkan tekatnya untuk mengatakan jika Yuna lah pembunuhannya pada Elyna. Selama bergabung dengan Deysy dan yang lainnya, Rafael merasa jika Elyna satu-satunya yang dapat membantunya.
"Eh tar dulu, gue ke toilet dulu ya. Kebelet!"pamit Elyna, dan tanpa menunggu jawaban sahabatnya ia berlari pergi.
Apa gue kasih tahu El sekarang ya-batin Rafael.
"Rafael, dari tadi kau hanya diam saja"ucap Jino, karena sedari mereka berkumpul Rafael hanya diam saja.
"Hmm.... Barang gue ada yang ketinggalan, gue ambil dulu ya"pamit Rafael.
"Oh ya udah sana ambil takutnya ada yang ngambil duluan"ucap Yuna.
Rafael mengangguk dan pergi dari sana, bukan untuk mengambil barangnya tetapi untuk menemui Elyna.
Rafael sedikit mempercepat jalannya, di depan toilet wanita terlihat Elyna tengah mengobrol dengan salah satu temannya.
Rafael menghela nafas dan membulatkan tekadnya, perlahan ia melangkah mendekati Elyna.
"Gue harus kasih tahu Elyna sekarang atau enggak sama sekali"ucap Rafael.
"Ini Elyna kemana sih?! Ke toilet kok lama banget"gerutu Yuna.
"Sekalian pup kali"celetuk Naya.
"Jorok!!! Gak liat apa gue lagi nyuap!!"kesal Yuna.
"Kan lo nanya, ya gue jawab lah"ucap Naya.
Ngomong-ngomong disana hanya tersisa mereka berdua, Jino sudah di jemput oleh ayahnya, Deysy masih sibuk dengan telponnya, dan Rafael yang juga belum kembali.
Keadaan kantin yang memang sudah ramai, bertambah ramai saat semua yang ada di sana berlomba untuk keluar kantin.
"Lah ada apa tuh?"bingung Yuna.
"Ada apaan sih"ucap Naya yang penasaran.
"Ikutin yuk"ajak Yuna.
Akhirnya mereka berdua mengikuti yang lain, Yuna dan Naya semakin di buat bingung saat mereka berkumpul di taman belakang kampus.
"Eh ada apa nih?!"tanya Deysy, dengan terengah-engah. Sepertinya ia berlari.
"Gak tahu"jawab Naya.
"Terobos udah"ucap Yuna.
Bermodalkan tubuh mereka yang tidak terlalu besar, mereka bertiga menerobos kerumunan.
Setelah sampai di paling depan, mereka bertiga sangat terkejut. Terlihat tubuh seseorang yang terlentang dengan darah menggenang, bahkan mata orang itu terlihat melotot.
"R-rafael"ucap Yuna terbata.
"Kenapa?"tanya Deysy bingung.
Mereka bertiga masih memandangi tubuh Rafael yang sudah tidak bernyawa itu tak percaya, sampai para dosen datang beserta tim kepolisian dan membubarkan kerumunan.
Ketiga sahabat itu berjalan pergi dengan pikiran masing-masing, mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Eh Elyna mana?!"tanya Yuna.
"Dia tadi pulang duluan"jawab Deysy, yang memang tadi ia sempat berpas-pasan dengan Elyna.
"Oh~~"
"Pala gue puyeng, pulang yuk"ajak Naya.
"Gue juga, kita pulang aja deh"setuju Yuna.
*****
Yuna merebahkan tubuhnya di ranjang, ia masih bingung kenapa Rafael bisa tiada. Entah Laki-laki itu bunuh diri atau di bunuh.
"Diliat dari keadaannya tadi, gak mungkin kalau Rafael dibunuh. Gue gak liat tanda-tanda pembunuhan, kayaknya dia murni bunuh diri. Tapi apa alasannya?"monolog Yuna.
"Gak mungkin kan tuh cowok frustasi gimana ngedeketin gue"
Yuna mengusap wajahnya kasar, pikirannya penuh dengan pertanyaan mengapa dan kenapa Rafael melakukan bunuh diri.
Baru saja matanya terpejam, handphonenya berdering menandakan ada orang menelponnya. Yuna mendengus saat melihat kontak yang menelponnya.
"Mau apalagi nih orang?! Sebulan lebih ngilang sekarang ada lagi"gerutu Yuna.
Yuna mengangkat telepon itu, wajahnya mengeras saat orang di sebrang sana kembali memberinya tugas, dengan embel-embel uang.
"Aku mengerti, kau akan mendapatkan berita meninggalnya besok"ucap Yuna lalu mengakhiri sambungan telepon.
Yuna bangun dari tidurannya, ia lalu mulai bersiap untuk melakukan tugasnya. Tak lupa ia juga mengasah pisau miliknya agar tajam, hari ini ia akan menyelesaikan tugas dengan cepat.
*****
Brak!!!
Dengan penuh amarah, Elyna membanting handphonenya ke dinding setelah menerima telepon dari si 'dia'.
"ARGHH!!!! kenapa hidup gue jadi gini sih!!!!"teriak Elyna.
Dengan kesal Elyna mengambil sebuah kotak, dan membukanya. Ia mengambil pistol yang berisi beberapa peluru itu. Elyna memasukan pistolnya itu ke dalam saku jaketnya, ia lalu mengambil kunci mobil nya dan pergi dari sana.
*****
' kau bisa langsung masuk, karena satpam disana merupakan orangku'
Yuna berjalan masuk ke sebuah gedung perusahaan yang akhir-akhir ini naik daun, Yuna melirik satpam yang membukanya pintu. Satpam itu memberinya perintah untuk segera masuk menggunakan matanya, Yuna berjalan masuk tanpa harus bertanya ke resepsionis karena resepsionis itu juga merupakan orang dari kliennya.
Elyna turun dari mobilnya lalu berjalan masuk ke dalam sebuah gedung perusahaan yang cukup besar itu, ia melirik ke arah satpam dan resepsionis lalu mulai berjalan ke arah lift.
Elyna mengernyit bingung saat sampai di lantai tempat ruangan targetnya, banyak tubuh penjaga yang sudah tewas dengan darah dimana-mana. Bahkan Elyna tidak yakin jika yang melakukan itu hanya satu orang, mengingat jumlah penjaga yang sangat banyak.
Elyna mengeluarkan pistol nya dan berjalan menuju satu-satunya ruangan di sana, Elyna menendang pintu ruangan itu dan bersiap menembak siapa pun di depannya. Tetapi apa yang ia lihat membuatnya terkejut setengah mati, begitupun dengan orang yang berada di dalam.
"Elyna/Yuna!!!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE ✔️
Mystery / Thriller'GONE' kata yang selalu ada di dalam hidup semua orang. Begitupun dengan kehidupan seorang gadis yang hidupnya selalu di bayangi oleh kata itu, ia telah banyak kehilangan. ⚠️18+ ⚠️cerita pure dari imajinasi author ⚠️vote+Comment