6

135 55 8
                                    

Deysy menghela nafas bosan sambil memainkan cangkir jus jeruknya, sekarang ia tengah berada di acara peresmian kerja sama antara perusahaannya dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Sedari tadi hidungnya menghirup aroma alkohol, jika di pikirkan wajar saja jika ada minuman beralkohol karena rata-rata yang datang ke pesta pria-pria paruh baya.

Deysy melihat ke arah sekitarnya, matanya tak sengaja melihat pamannya tengah mengobrol dengan salah satu petinggi perusahaan lain. Perlahan Deysy berdiri dan menghampiri pamannya itu.

"Paman"panggil Deysy.

"Ya, Deysy ada apa? Kau perlu sesuatu?"tanya pamannya sambil mengelus kepala Deysy.

"Aku bosan, boleh aku pulang duluan?"

"Baiklah, lagi pula acara inti nya juga sudah selesai"

"Kalau begitu aku pamit"

"Tunggu, biar sopir mengantar mu pulang"

"Tidak perlu paman, aku membawa motor sendiri"

"Ya sudah, hati-hati"peringat sang paman, Deysy mengangguk dan pergi dari sana.

Faktanya Deysy berbohong jika membawa motornya, ia malah berjalan kaki menuju taman dekat sana. Kepalanya terasa berat karena memikirkan kehidupannya juga perusahaan yang akan resmi jadi milik nya seutuhnya tak lama lagi. Karena terlalu asyik memikirkan kehidupannya, ia sampai tidak sadar menabrak seseorang.

"Ck! Lo buta atau gimana?! Jalan tuh pake mata!!!"bentak Deysy.

"Maaf"

Deysy terdiam sambil menatap orang itu, kaki nya melangkah mundur beberapa langkah.

Deysy menggeleng kan kepalanya, lalu melangkah untuk berdiri di depan orang yang telah ia tabrak.

"Gue yang harusnya minta maaf, tadi gue yang salah jalan sambil ngelamun"ucap Deysy sambil menatap mata yang menatapnya kosong.

"Gue juga minta maaf, gue gak bermaksud....."

"Gak papa, bukan salah kamu"ucap orang itu memotong ucapan Deysy.

Deysy menunduk dalam hati ia merutuki dirinya yang sudah ceroboh, dan tanpa sengaja menyakiti hati orang di depannya.






Entah bagaimana awalnya, Deysy dan orang itu sudah duduk bersebelahan di bangku taman dengan di terangi bulan dengan bintang-bintang juga lampu taman.

"Yang tadi gue bener-bener minta maaf, gue gak bermaksud ngehina lo"ucap Deysy membuka pembicaraan.

"Aku udah biasa kok, jadi gak perlu di permasalahkan"ucap orang itu.

"Oh iya kita belum kenalan, siapa nama kamu?"tanya orang itu sambil mengulurkan tangannya walaupun arahnya salah, dengan senang hati Deysy menjabat tangan orang itu.

"Deysy Xaviera, panggil aja Deysy. Lo?"

"Nama aku Jino Alexander, kamu bisa panggil aku Jino"

Deysy mengangguk walaupun percuma karena Jino tidak bisa melihatnya, jabatan tangan mereka terlepas dan mulai menatap ke depan kembali.

Deysy mengambil bungkus rokoknya dan mulai menghisap nikotin itu, tanpa sadar jika orang di sebelahnya mengernyit tak suka.

"Dari pada menghisap rokok yang bahaya mending kamu menghisap permen ini, permen ini gak kalah dari rokok yang bisa menghilangkan stress kok"ucap Jino sambil menyodorkan permen karet.

Deysy malah melongo menatap Jino tak percaya, entahlah mungkin karena terlalu banyak pikiran ia jadi lemot.

"Deysy aku buta dan tidak bisa melihat, tetapi aku bisa menghirup aroma"ucap Jino.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang