24

45 48 32
                                    

Sudah 2 jam lebih, Reno hanya diam dan melihat ke sekelilingnya. Dan Deysy yang hanya menatap Reno datar.

"Kalian diam selama 2 jam lebih apa tidak bosan?! Kami saja yang disini bosan menunggunya"celetuk Leo.

"Hey diam!!"bentak salah satu penjaga pada Leo.

Reno tersenyum dan berdiri dari duduknya, ia mengisyaratkan sesuatu kepada sekretarisnya. Sekretarisnya itu mengeluarkan sebuah dokumen, Reno mengambil dokumen itu dan menaruhnya di meja depan Deysy.

Deysy menatap dokumen di depannya, lalu kembali menatap tajam Reno.

"Bacalah, baca dengan sangat teliti"perintah Reno.

"Tanpa aku baca pun aku sudah tahu jika isinya merupakan pemindahan kuasa perusahaan XVC."ucap Deysy.

Reno kembali tersenyum, "kau pintar sekali, kalau begitu kau pasti tahu untuk apa aku menculik kalian bukan"

"Kau menyekap diriku untuk menandatangani dokumen itu, dan kau menyekap mereka untuk alat ancaman"ucap Deysy.

"Fantastis!! Otak mu itu sangat pintar"Deysy merotasikan bola matanya malas.

"Jadi cepat tandatangan sekarang"perintah Reno.

"Tidak mau"tolak Deysy mentah-mentah.

"Aku tidak menerima penolakan"desis Reno.

"Dan aku tidak menerima perintah dari bajingan seperti mu"

Wajah Reno memerah pertanda jika ia sudah tersulut emosi, dengan menggunakan isyarat ia memerintahkan seorang penjaga untuk mengguyur Deysy dengan air.

Byur!

Satu ember penuh air mampu membuat tubuh Deysy basah, tetapi selain membuat tubuh Deysy basah, air itu juga membuat kulit Deysy memerah karena suhu air yang sedikit panas itu walaupun bukan air mendidih.

"Masih tidak mau?"tanya Reno pada Deysy yang mengatur nafas.

"Hanya ini yang kau bisa?"tanya balik Deysy, membuat Reno mengeraskan wajahnya.

"Cambuk dia"perintah Reno, lalu dua orang penjaga mulai mencambuk Deysy tanpa ampun.

Suara cambukan terdengar nyaring di ruangan itu, bahkan teman Deysy hanya diam dengan rasa menyesal tidak bisa berbuat apapun.


Tubuh Deysy sudah penuh dengan luka cambukan bahkan di beberapa area darah mulai mengalir.

"Berhenti"

Dua penjaga itu berhenti untuk mencambuki Deysy, mereka mundur menjauh dan tak lama seorang penjaga kembali mengguyur tubuh Deysy dengan air yang sangat dingin.

Deysy meringis merasakan perih di sekujur tubuhnya, ia seperti tidak bisa merasakan lagi tubuhnya. Rasanya ia akan menemui ajalnya sebentar lagi.

"Bagaimana masih keras kepala?!"tanya Reno.

"Kau lupa jika keras kepala sudah mendarah daging di dalam diriku"jawab Deysy dengan lancar tanpa adanya nada suara yang menunjukkan kesakitan.

"Apa yang harus aku lakukan untuk membuat tikus kecil sepertimu menurut"ucap Reno.

Reno menatap tajam ke arah mata Deysy yang menatapnya tak kalah tajam dan penuh kebencian.

"Aku lupa jika kau tidak tunduk pada rasa sakit maupun kematian, kau berani walaupun seorang perempuan. Tetapi kau lupa jika kau memiliki satu kelemahan, kelemahan yang menjijikkan dan tidak bermutu...."

"......bawa dia kemari"

Pintu terbuka menampilkan seorang pria yang sudah babak belur, Deysy melebarkan matanya tak percaya.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang