47 : END

110 48 25
                                    

Naya kembali menenggak satu kaleng soda, sekarang mereka sedang berada di mansion keluarga Xavier. Deysy menginginkan Reno tiada dimana kedua orangtuanya di bunuh.

"Ini udah jam 3 pagi, kapan tuh orang sadarnya sih?!"gerutu Naya entah yang sudah keberapa kali.

"Tungguin aja, bentar lagi dia sadar"ucap Deysy santai, Deysy tengah mengisi ulang revolver nya.

Reno di ikat di sebuah kursi yang berada di tengah ruangan itu, ruang tengah mansion yang di penuhi foto kedua orang tua Deysy, ibu Naya, kakeknya, dan Shasa.

Atensi keduanya terpusat kepada Reno yang mulai terbangun dari obat bius, Naya berdiri dari duduknya sedangkan Deysy mendekati Reno sambil membawa sebuah dokumen.

"Sudah sadar hm?"tanya Deysy, Reno menatap Deysy dengan amarah.

"Jangan menatapku seperti itu, karena aku tidak takut sama sekali padamu"ucap Deysy.

Naya ikut mendekat dengan membawa pisau dapur, dengan sekali tebas ia memotong tali yang mengikat Reno.

"Cepat tanda tangan dokumen itu, tangan ku sudah gatal ingin menghabisimu"perintah Naya.

"Cih... Kalian pikir, aku akan menandatanganinya jawabannya adalah tidak"ucap Reno.

"Itu tidak masalah, saat kau mati seluruh harta milik Xavier akan jatuh pada Deysy. Tapi sayangnya, Deysy ingin kau menandatanganinya"ucap Naya.

"Dulu kau yang memaksaku untuk menandatanganinya, maka sekarang aku akan memaksamu untuk menandatangani dokumen peralihan kekuasaan ini"ucap Deysy.

"Sampai aku mati pun, aku tak akan menandatanganinya"ucap Reno.

Kesabaran Naya sudah habis, Naya dengan marah memukul Reno hingga membuat pria itu tambah tidak berdaya.

"Kau harus ku beri pelajaran"ucap Naya, ia lalu mulai membuat pola di pipi Reno menggunakan pisau yang ia pegang.

Deysy diam dan melihat semuanya, ia menikmati teriakan kesakitan Reno.

"Jangan potong jari-jarinya"ucap Deysy, mencegah Naya yang hendak memotong jari-jari tangan Reno.

Naya mendengus ia lalu menancapkan pisaunya pada bahu Reno, dengan santai Naya merobek kulit Reno dari bahu hingga sikutnya.

Naya menghampiri Deysy, ia lalu menyerahkan pisau yang berlumuran darah itu. Deysy menatap Naya bingung.

"Bermain-main lah dengannya dulu"ucap Naya.

Deysy mengambil pisau itu, ia lalu mendekati Reno yang sudah sekarat.

"ARGHH"teriakan Reno kembali menggema saat Deysy menancapkan pisau itu pada paha Reno, bahkan Deysy menekannya hingga menembus paha itu.

Di tempatnya berdiri, Naya tersenyum puas.atau bisa dibilang sangat puas.

Deysy membiarkan pisau itu menancap, ia lalu menjambak rambut Reno. Deysy menatap tajam Reno.

"Tanda tangani dan aku akan melepaskan mu"ucapan Deysy berhasil membuat Naya terkejut.

Naya baru saja ingin melayangkan protesannya, tetapi terhenti saat Deysy melanjutkan ucapannya.

"Jika kau tetap tidak mau, maka aku tidak akan menghentikan Naya untuk melakukan hal yang lebih dari ini, bahkan jika ia akan membunuhmu aku tidak akan menghentikannya"ucap Deysy.

Reno terlihat berpikir sambil meringis, ia telah kehilangan banyak darah. Untuk sekarang ia akan mengalah, tetapi setelah lepas dari genggaman Deysy nanti, ia akan membalas dendam dan merebut kembali hartanya.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang