25

45 50 16
                                    

Ruangan itu hening, hari juga sudah sangat malam. Bahkan Deysy bisa menebak jika hari sudah berganti, ia sedang berpikir bagaimana cara ia bebas.

"Aku ingin buang air!!!"ucap Deysy.

Satu penjaga mendekati Deysy lalu melepaskan ikatan tangan Deysy, ia membawa Deysy keluar dari ruangan itu.

Saat di perjalanan menuju ke toilet, Deysy bisa melihat tumpukan kayu yang sudah di belah-belah, suhu di sana memang dingin dan tidak ada penghangat sama sekali. Jadi mereka menggunakan api unggun untuk menghangatkan diri, Deysy menyeringai saat melihat sebuah kapak.

"Cepatlah"titah penjaga itu.

Deysy masuk ke dalam kamar mandi, di dalam ia membersihkan wajah nya yang sedikit terkena cambukan.

"Mari kita lihat sehebat apa para penjaga itu"ucap Deysy dan keluar dari kamar mandi.

Tepat di tempat kayu-kayu tadi, tiba-tiba Deysy belok dan berjalan mendekati tempat kapak itu membuat penjaga bingung lalu menyusul Deysy.

"Hey!!! Kau mau kemana? Cep—

Jrass!!!

Wajah Deysy kembali kotor oleh darah, tetapi bukan darahnya melainkan darah dari penjaga tadi. Deysy berbalik tiba-tiba tadi dan langsung menebas leher penjaga itu menggunakan kapak, membuat kepala penjaga itu hampir putus.

Deysy berjalan perlahan menuju ruangan yang tadi, dan dengan tidak santainya ia membuka pintu. Semua mata menatapnya terkejut, Deysy tersenyum.

"Maju kalian semua"tantang Deysy.

Para penjaga itu mulai menyerang Deysy, tetapi bagi Deysy mudah menghabisi mereka semua. Bahkan dalam waktu 20 menit ia berhasil mengalahkan mereka semua, dengan keadaan yang mengenaskan. Anggota tubuh mereka tersebar dimana-mana, karena terputus oleh tebasan kapak Deysy.

"Aku seperti melihat psikopat gila"ucap Elyna, membuat Yuna yang di sebelahnya menoleh dan menatapnya sinis.

"Dasar tidak sadar diri"lirih Yuna.

Deysy melempar kapak yang berlumuran darah itu, seluruh tubuhnya sudah penuh dengan darah. Ia lalu mengambil kunci dan membuka rantai teman-temannya.

"Sekarang apa?"tanya Jevan.

"Pulang lah"jawab Yuna.

Mereka semua pergi dari sana, mengikuti lorong gua yang gelap beruntung terdapat beberapa obor untuk penerangan.

"Tunggu"ucap Deysy tiba-tiba, membuat semuanya berhenti dan menatapnya bertanya.

"Gue ngerasa ada sesuatu yang kita lewatin"ucap Deysy.

"Jangan ngadi-ngadi, ini tempat serem cuk"ucap Elyna.

"Kalian duluan aja keluar, gue bakal balik lagi Ke tempat tadi"titah Deysy.

"Sama-sama aja, siapa tahu ada jebakan di sini"usul Yuna.

"Iya bener"ucap Leo.

Setelah debat sesaat, mereka memutuskan untuk kembali ke ruangan tadi bersama-sama, itung-itung meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

"Jadi apa yang buat lo pengen ke sini lagi?"tanya Jevan, saat mereka sudah berada di tempat penyekapan.

Deysy menghampiri kapak yang ia pakai tadi, ia berjongkok begitu pun dengan yang lainnya.

"Kok kayak ada yang aneh ya"ucap Leo.

"Kapaknya tertancap pada lantai, logikanya kapak itu gak akan tertancap karena lantai ini batu"ucap Yuna menjelaskan.

GONE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang