1. Cafe

3.3K 195 39
                                    

Cup


Seulgi mengecup bibir pengantin wanita nya Bae Joohyun, tepuk tangan pun terdengar dari para tamu undangan yang hadir.

"Akhir nya" gumam Wendy, salah satu sahabat dari pasangan Seulrene itu, ia tahu lika liku perjalanan kisah cinta sang pengantin baru yang mereka bina semenjak duduk di bangku senior hight school, cinta kedua nya tak mudah untuk di goyahkan, Seulgi yang lebih muda, mampu mengimbangi Irene yang mood nya sulit di tebak, keras kepala dan tak mau mengalah.



Kini, mereka sedang menikmati manis nya bulan madu, bersama pasangan yang sudah sah menjadi milik nya.



"Kyaaaa. . . " Irene memekik kaget saat tengah asyik bermain air di pantai sang suami tiba-tiba datang dan memeluknya dari belakang lalu memutar tubuh mungil Irene, mereka lalu tertawa bersama.

Setelah menikah, Seulgi dan Irene tinggal di sebuah rumah sederhana mereka, bersama sang dongsaeng Bae Tzuyu, yang merupakan seorang mahasiswi semester tiga.

"Pagi sayang" sapa Seulgi sambil mengecup singkat kepala sang istri.

"Ada Cuwie, oppa" malu Irene karena sang dongsaeng yang tiba-tiba masuk ke dapur untuk bersiap sarapan bersama.

"Ah aku lupa" kekeh Seulgi tanpa dosa.

"Cuwie, ini uang saku mu bulan ini, maaf ya, oppa belum mampu memberi mu lebih" Seulgi menyodorkan amplop coklat pada sang ipar dengan wajah bersalah nya.

"Gumowo oppa, ini juga sudah lebih dari cukup" jawab Cuwie sungkan, karena merasa menjadi beban bagi keluarga unnie nya.

Mereka pun lantas makan bersama walau hanya dengan menu sederhana, dan untuk Seulgi serta Cuwie, mereka juga membawa bekal untuk makan siang mereka di tempat kerja dan kampus, demi menghemat pengeluaran, karena yang bekerja hanya Seulgi saja, dan ia juga masih harus membiayai kuliah Cuwie.

Mereka berangkat bersama, dengan mengendarai motor, tapi pulang nya, Cuwie akan menaiki bus umum, karena Seulgi pulang malam.

Semenjak mengenal Irene, hidup Seulgi memang berubah 180°, ia yang tadi nya hanya hobby berkumpul dengan teman-teman nya pun berlahan mulai serius menata kehidupan nya, mulai bekerja, dan mengumpulkan uang, untuk masa depan nya, itulah kenapa begitu menikah, ia mampu membeli rumah sendiri meski kecil, sedangkan Irene adalah wanita yang selalu mendorong Seulgi ke arah yang lebih baik, ia tak akan memberi ampun jika di rasa Seulgi melakukan kesalahan, tapi Seulgi tak pernah sakit hati, karena tahu, jika Irene begitu adalah wujud dari rasa sayang nya pada Seulgi.

Dan di tempat lain

Rio nampak sedang menikmati kopi nya di sebuah cafe mewah milik hyung kandung nya, Kim Jisoo, ia tentu tak sendiri, sang sekertaris sexy Rosie, pasti menemani nya.

"Aku berencana untuk membuka cabang baru cafe Rock Star" cerita Jisoo pada dongsaeng nya.

"Di mana hyung?" Tanya Rio menanggapi obrolan hyung nya


"Ku pikir dekat kampus, juga ok" jawab Jisoo sambil menerawang memikirkan ide nya.

"Tapi oppa, jangan samakan kampus dengan tempat umum lain nya, karena target pemasaran oppa juga berbeda nanti" ujar Rose ikut terlibat dalam obrolan.


"Ya ya ya, sekarang aku tahu kenapa Rio memaksamu untuk jadi sekertarisnya" kekeh Jisoo.

"Tapi dongsaeng mu itu pelit oppa, aku tak pernah di beri bonus" keluh Rose melirik Rio yang acuh.

"Oh ya? Lalu siapa kemarin yang membeli sepatu baru dengan blackcard ku? Membayar iphone baru nya bulan kemarin? Membayar tunggakan cicilan mobil mu?" Sindir Rio, Rose tertawa kikuk, hubungan sekertaris dan boss nya itu malah lebih terlihat seperti hubungan dongsaeng dan oppa nya.



Jisoo pun serius dengan kata-kata nya, ia mulai membuka cabang baru cafe Rock Star nya, di depan sebuah kampus, tempat ini strategis karena bukan hanya ada satu kampus saja disini, tapi ada tiga, jadi ia tak salah pilih tempat bukan.




Rio turun dari mobil nya bersama Rose, menghampiri sang hyung yang sedang mengawasi pengerjaan dekorasi cafe nya, yang di desaign oleh Jennie Kim, sang istri.


"Bagaimana menurut mu boy?" Tanya Jisoo meminta pendapat sang dongsaeng.



"Like it hyung, tempat nya cozy, anak-anak muda pasti menyukai nya" jawab Rio menatap seluruh sudut cafe.


"Oppa curang, memperkerjakan istri sendiri yang seorang desaign interior, pasti gratis" cibir Rose.




"Eh kata sapa? Aku harus membayar dengan tas dan sepatu channel, Rose" protes Jisoo tak terima, Rio terpingkal dengan perdebatan Rose dan hyung nya.



"Permisi" Rio dan Jisoo langsung menoleh ke sumber suara, Rose sendiri sudah berpindah tempat menghampiri Jennie dan mengganggu nya.


Seorang gadis muda nampak berdiri dengan kikuk dan gugup, ia menunduk gelisah.

Seorang gadis muda nampak berdiri dengan kikuk dan gugup, ia menunduk gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya Jisoo ramah.

"Sebelum nya, saya minta maaf tuan, telah lancang, saya dengar, disini akan ada cafe baru yang buka, apa benar?" Tanya gadis yang tak lain adalah Cuwie.


"Iya benar" jawab Jisoo, Cuwie makin gugup karena ada dua pria muda, tampan dan dari style mereka pun sudah terlihat jelas kedua nya bukan orang sembarangan.

"Apa boleh saya melamar kerja di sini tuan?" Tanya Cuwie lagi, Jisoo menatap bingung pada Rio, karena cafe nya saja baru di design, tapi yang di mintai pendapat malah diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa boleh saya melamar kerja di sini tuan?" Tanya Cuwie lagi, Jisoo menatap bingung pada Rio, karena cafe nya saja baru di design, tapi yang di mintai pendapat malah diam.



"Engghh. . ." Bingung Jisoo tak tahu harus menjawab apa.


"Datang lah lagi minggu depan, dan serahkan data mu dengan lengkap" jawab Rio tegas.

"Tak perlu surat lamaran" lanjut Rio lagi.


"B-baik tuan" jawab Cuwie yang datang di temani Mina sahabat nya.



"Kami permisi tuan" pamit nya.



"Kenapa kamu menerima nya? Aku yang berhak menentukan penerimaan pegawai di cafe ku" kesal Jisoo.

"Hyung yang meminta pendapat ku tadi" acuh Rio berjalan meninggalkan hyung nya.


Set


Jisoo menahan lengan kiri dongsaeng nya itu, ia masih belum puas untuk mengomeli Rio.


"Noona" panggil Rio hendak mengadukan hyung nya pada sang kakak ipar, tapi Jisoo langsung melepas cengkeraman nya, dan Rio pun tersenyum miring, mengejek hyung nya yang takut pada sang istri.





#TBC

OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang