"Kami hanya tinggal bertiga, dan maaf, gaji unnie lebih tinggi, jadi saya saja yang resign, biar unnie yang bekerja" Cuwie menjelaskan alasan dia berhenti kerja dan kuliah.
Ceklek
"Eh, ada tamu rupa nya" kaget Irene yang baru pulang kerja malam itu, wajah nya nampak begitu lelah, tapi itu tak melunturkan kecantikan nya.
"Nyonya Kang" sapa Jisoo berdiri menyalami sang pemilik rumah.
"Tuan Kim" balas nya, Irene mengerutkan kening nya karena Rio yang terus menatapnya tanpa ekspresi dan tanpa membalas uluran tangan nya.
Dug
Jisoo menyenggol lengan Rio dengan siku nya, karena seperti nya, Rio terpesona pada Irene.
"Noona" Rio berusaha untuk tetap terlihat cool menyalami tangan Irene yang tersenyum, wanita itu pun akhir nya ikut bergabung dengan para tamu dongsaeng nya, dan Rio diam-diam mencuri pandang ke arah Irene, dia kagum dengan perjuangan nya sebagai single parent yang masih harus menanggung beban dongsaeng nya.
"Boleh aku menemui Juno?" Tanya Rio, Irene menoleh menatap putra nya.
"Tentu, silakan tuan, dan maaf jika rumah masih berantakan" ujar Irene, Rio acuh, ia berjalan mendekati Juno, yang membelakangi nya, merasa ada yang datang, bocah itu pun menoleh.
"Hyung" sapa nya kaget, ia lalu menengok ke ruang tamu, dan menemukan mommy serta aunty nya sedang mengobrol dengan pemilik cafe tempat Cuwie dulu bekerja.
"Nonton apa?" Tanya Rio duduk di sofa sebelah kursi roda Juno.
"Berita olah raga hyung, seperti nya AC Milan tidak lolos liga champion" lirih Juno tentang club favorit nya.
"Tapi di liga itali, Milan masih memiliki peluang scudetto" hibur Rio.
"Hyung sendiri menjagokan mana di liga champion?" Tanya Juno yang tahu jika Rio juga punya hobby yang sama, yaitu sepak bola.
"Jagoan hyung sudah kalah semenjak babak penyisihan" kekeh Rio.
"Barcelona" tebak Juno, Rio menggeleng, Juno mengerutkan kening nya bertanya.
"MU" singkat Rio, Juno terkekeh meledek, mereka pun kemudian larut dalam obrolan tentang sepak bola, Juno memang menyukai olah raga si kulit bundar itu, tapi, sakit pada kaki nya membuat ia gagal mencapai cita-cita nya.
Dan di ruang tamu, Jisoo mencoba merayu Cuwie untuk kembali bekerja pada nya.
"Maaf tuan, tapi aku lebih memilih Juno, dia dunia ku, sudah seperti dongsaeng ku sendiri, dan aku tak mungkin tega membiarkan ia di penitipan anak, Juno tidak akan pernah merasa nyaman di tempat asing" tolak Cuwie yang membuat Irene terharu.
"Nanti malam, ada pertandingan liga spanyol, dan itu el classico, hyung pegang mana?" Tanya Juno semangat, karena merasa menemukan teman yang klik karena memiliki hobby yang sama, jadi obrolan mereka selalu nyambung.
"Tentu saja madrid" jawab Rio percaya diri.
"Ok, aku Barca" tantang Juno
"Kita taruhan?" Tanya Rio, Juno mengangguk.
"Taruhan nya apa?" Tanya Rio lagi.
"Eenngg. . . " Juno nampak berpikir.
"Juno mau apa?" Tanya Rio lagi, karena bocah itu tak kunjung menjawab, dan malah menunduk sedih.
"Juno mau sembuh" lirih nya.
Hati Rio terasa ditusuk jarum, mendengar permintaan Juno, anak itu ternyata ingin sembuh, tapi terhalang biaya karena himpitan ekonomi yang menimpa keluarga nya.
"Tapi, Juno rasa itu tak mungkin, biaya nya terlalu mahal kata mommy, Juno mau es krim saja hyung, boleh kan?" Bocah itu cukup tahu diri, biaya pengobatan nya yang tak sedikit, tak sepadan dengan taruhan mereka.
"Tentu, apa pun untuk Juno, jika Barca menang nanti" jawab Rio.
"Rio" panggil Jisoo
"Ya hyung" jawab nya.
"Ayo kita pulang" ajak nya.
"Hyung pulang dulu ne" pamit Rio sambil mengacak rambut Juno.
"Jangan lupa taruhan nya hyung" ujar Juno mengingatkan, Rio pun menjawab sip dengan acungan ibu jari kanan nya
"Taruhan apa?" Tanya Irene curiga, mendekati sang putra.
"Rahasia momm, ini hanya untuk para pria" goda Juno pada ibu nya.
"Sekarang berani ya, mulai main rahasia sama mommy" Irene pura-pura kesal, ia menggelitik leher sang putra, sampai bocah itu terpingkal.
"Jadi?" Tanya Rio pada hyung nya, dalam perjalanan pulang dari rumah Irene.
"Cuwie tetap menolak kembali bekerja, karena ia ingin menjaga Juno di rumah" jawab Jisoo dengan nada kecewa nya.
"Aku memakhlumi nya hyung, aku pun akan melakukan hal yang sama jika di posisi Cuwie" balas Rio.
"Aku jadi kepikiran Ella, setelah bertemu Juno tadi" gumam Jisoo
Mobil mereka pun tiba di kediaman Kim, Rio pun memasukan mobil nya ke garasi, dengan langkah santai memasuki rumah nya, karena ia yakin appa dan eomma nya juga pasti sudah terlelap, Jisoo sendiri sudah ke kamar nya.
Ceklek
Rio memasuki kamar nya, melepas jaket nya yang menggantung nya di capstock, lalu membuka seluruh baju nya dan menggantinya dengan piyama tidur, ia tak sadar jika sedari tadi ia masuk, ada sepasang mata terus mengawasi nya sambil berbaring diatas ranjang.
"Sudah pulang?" Tanya suara orang yang berbaring diatas ranjang Rio, mampu membuat si empunya kamar terhenyak, terkejut bukan main, wajah Rio berubah dingin.
"Pergi" usir Rio
"Tidak, aku sudah tiga jam menunggu mu" tolak wanita yang tak lain adalah Rose itu.
"Aku tidak menyuruh mu untuk menunggu ku" dingin Rio.
"Aku tahu, tapi aku hanya ingin bertemu dengan mu" ujar Rose menahan tangis.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Osteosarcoma
Fanfictionosteosarcoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang menyerang pada tulang panjang, seperti tulang kering atau tulang paha, yaitu tumbuh nya sel-sel tulang baru yang tidak di butuhkan, sehingga menimbulkan tekanan pada sekitar yang menyebabkan ra...