16. Penasaran

774 128 13
                                    

Joy dan Wendy saling bertatapan curiga, tapi tak berani mengawali nya, karena Irene pun juga terlihat mengalihkan pembicaraan.

"Jadi? Kemana makan siang kita kali ini?" Tanya Irene, Wendy dan Joy pun saling lirik merasa aneh dengan kejanggalan Irene yang tak biasa.


"Rock Star" jawab Wendy dan Joy kompak.


"Jangan ke sana, aku sedang bosan dengan menu di sana" elak Irene yang tentu tak ingin jika sampai ia bertemu Rio lagi, dan kedua gadis di kursi depan itu pun kembali saling melirik.


Akhir nya mereka memilih restauran yang lain, dan suasana menjadi semakin aneh, karena Irene yang mendominasi obrolan, tak seperti biasanya, ia seperti ingin menutupi sesuatu.


Hal ini tentu membuat Joy dan Wendy bertanya-tanya dalam hati, karena keanehan Irene yang tak biasa.

"Sebenar nya ada apa dengan unnie dan Limario Kim?" Gumam Wendy bertanya, saat Irene sudah turun dari mobil Joy.



"Iya, bukankah aneh, kita tidak tahu kapan mereka dekat, tapi tiba-tiba menemukan Limario di kantor unnie, dan mereka seperti pasangan yang sedang bertengkar" imbuh Joy


"Tapi jika mereka dekat, kenapa unnie tidak cerita pada kita?" Aneh Wendy



"Kita tanya Cuwie saja" ide Joy


Wendy pun kemudian menghubungi Cuwie, menanyakan kapan Irene lembur, dan Cuwie menjawab jika Irene biasanya lembur empat kali seminggu, hari senin sampai kamis, kesempatan ini di gunakan oleh Wendy dan Joy untuk mengorek apa yang sebenar nya terjadi pada Irene saat ini, dan kenapa dia begitu mencurigakan.



"Juno kemana?" Tanya Wendy yang sore itu sudah mendatangi rumah Kang, sepulang bekerja bersama Joy


"Juno tidur setelah meminum obat nya unnie, dia demam, mungkin karena kaki nya" lirih Tzuyu sambil menunduk sedih dan gelisah.


"Astaga, kasihan sekali Juno" iba Joy sedih.



"Cuwie, aku ingin bertanya pada mu" ujar Wendy tak sabar, karena takut Irene akan segera pulang.


"Tanya apa unnie?" Balas Cuwie.



"Tentang unnie mu dan Limario, ada hubungan apa mereka?" Penasaran Wendy, Joy ikut memasang wajah serius nya.


"Eenngg. . . " Cuwie bergumam untuk menyusun kalimat yang akan memulai cerita nya.



"Awalnya, Juno beberapa kali ikut aku bekerja di Rock Star Campus unnie, disana lah dia bertemu tuan Rio, mereka dekat karena memiliki hobby sama, dan beberapa minggu yang lalu, tuan Jisoo dan tuan Rio datang ke rumah, untuk memintaku kembali bekerja, tapi aku menolak, dan selama disini, Tuan Rio mengobrol dengan Juno, unnie tak masalah, sampai kemarin, mereka ke kantor bersama, tapi sore nya, unnie mengusir tuan Rio, dan melarang nya bertemu Juno" cerita Cuwie, Wendy dan Joy terkejut.


"Selama ini, unnie tak pernah cerita apa-apa pada kami, dan tentang ini pun baru ku dengar dari mu" gumam Joy.


"Alasan dia mengusir dan melarang Rio menemui Juno, apa?" Tanya Wendy, Cuwie menggeleng "aku tak tahu unnie".


"Dan semenjak itu, tuan Rio benar-benar menghilang, Juno sering menanyakan nya, sebab dia lah satu-satu nya orang yang bisa mengimbangi obrolan Juno karena memiliki hobby yang sama" lanjut Cuwie


"Poor Juno" Wendy tahu sebosan apa, Juno di rumah karena tak ada yang bisa ia ajak berbagi tentang hobby nya.


"Kamu tak ingin mencari tahu?" Tanya Joy pada Cuwie


"Caranya, unnie?" Cuwie balik bertanya.



"Dengan menghubungi Rio lah" jawab Joy



"Aku tak punya nomor nya" lirih Cuwie.


"Bertanya pada tuan Jisoo tak mungkin" lanjut nya.


"Kamu bisa mendatangi cafe nya" ide Wendy.


"Aku tak yakin tuan Rio akan mendatangi Rock Star Campus" kata Cuwie pesimis.


"Ada baik nya kita coba" kata Joy.



Dan rasa penasaran pun membuat ketiga gadis itu menjadi lebih kreatif, setiap Irene lembur, dan saat Juno tidur, Joy akan mengantar Cuwie ke cafe milik Jisoo untuk mencari keberadaan Rio, tapi seminggu ini mereka tak menemukan nya.



"Jadi?" Tanya Wendy penasaran, karena ia bertugas menjaga Juno di rumah.


"Tuan Rio sudah lama tak mengunjungi cafe yang di kampus" jawab Cuwie lemas


"Coba ke cafe yang di Gangnam Joy, tempat biasa kita makan siang dengan unnie" ujar Wendy pada sang sahabat.


"Aku kasihan dengan Juno, mungkin dia sangat merindukan Rio, karena ku dengar, dia tadi mengigau kan nama Rio" beritahu Wendy dengan wajah memelas pada Joy.



"Minggu depan ya unnie, ayo kita pulang sekarang, aku takut Irene unnie sebentar lagi akan datang" ajak Joy buru-buru.



Tubuh Juno makin panas, sampai keringat nya bercucuran, tapi tak ada yang bisa Cuwie lakukan kecuali mengompres nya dengan handuk basah, dan Juno sendiri tidur dalam kegelisahan, tubuh nya tak enak, bengkak pada kaki membuat gerakan nya jadi terbatas, ia tak bisa bebas bergerak dan berganti posisi tidur, hanya terlentang.


"Aunty" rintih nya dalam lelap, keseharian Juno dengan sang aunty membuat ia jadi lebih dekat dengan Cuwie dari pada sang mommy sekarang.



"Aunty disini Juno" jawab Cuwie mengusap rambut keponakan nya itu.



"Haus aunty" rengek Juno, tinggi nya suhu tubuh membuat ia kehausan, bahkan wajah nya pun sampai memerah, ingin rasanya Cuwie menangis, tak tega dengan kesakitan yang di rasakan oleh Juno.



Setelah meminum air putih, Juno kembali terlelap, dalam tidur nya ia tiba-tiba tertawa.

"Hyung curang, harus nya pelanggaran" gumam Juno dalam lelap nya, Cuwie sudah bisa menebak, jika Juno pasti sedang memimpikan Rio.




#TBC








OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang