20. Osteosarcoma

779 129 8
                                    

"Dokter" sapa Seo begitu memasuki ruangan sang ahli ortopedi, bersama Rio, gadis dingin itu awalnya terkejut dengan siapa ia bertemu, tapi ia mampu menguasai dirinya sendiri.

"Ini foto x-ray nya" dokter Seo menyerahkan hasil x-ray Juno pada Krystal yang akan menangani Juno.


"Saya permisi dok" pamit dokter Seo, ia berlalu sambil menepuk-nepuk lengan Rio.

"Putra mu" tanya Krystal dingin, tanpa menatap Rio karena ia sibuk menganalisa foto x-ray di yang di pegang nya.

"Bukan, anak nya teman ku" jawab Rio

"Aku sudah memeriksa nya tadi" ucap Krystal


"Dan sudah di pastikan jika ia menderita osteosarcoma" beritahu Krystal.

"Tunggu tunggu" potong Rio, ia lalu memanggil Irene, dan saat wanita itu sudah masuk, Krystal melirik mommy nya Juno itu dari atas sampai bawah tanpa sepengetahuan.


"Silakan lanjutkan" ujar Rio.


"Apa itu osteosarcoma?" Tanya Rio.

"Osteosarcoma adalah tumbuhnya jaringan sel baru pada tulang, yang seharus nya sudah tidak kita butuhkan" jelas Krystal.

"Mengenai bengkak itu?" Tanya Rio lagi.


"Itu peradangan yang terjadi karena pertumbuhan tulang yang terus menekan daging pasien" terang Krystal.




"Kenapa penyakitnya di biarkan sampai separah ini?" Heran Krystal menatap tajam ke arah Rio yang tak bisa menjawab apa-apa.


"Kasihan dia, ia pasti tersiksa selama ini merasakan nyeri dan demam karena peradangan nya" omel Krystal lagi, Irene tak menjawab, ia hanya diam seribu bahasa.




"Lalu pengobatan apa yang bisa kita lakukan?" Tanya Rio lagi mewakili Irene, dan untuk mengalihkan omelan Krystal.


"Sebelum nya, kita lakukan biopsi dulu, untuk mengetahui apakah kanker nya itu tipe jinak atau ganas, dan setelah nya kita lakukan operasi pengangkatan sel-sel kanker dan terapi radiasi" balas Krystal.

"Ok, lakukan apa pun untuk kesembuhan nya" pinta Rio.



Dan mulai hari itu, Juno pun menjalani perawatan, untuk penyembuhan nya, Rio keluar mencari Cuwie.



"Cuwie, ayo aku antar pulang, siapkan keperluan Juno, dia akan mulai di rawat untuk menjalani pengobatan mulai hari ini" beritahu Rio, Cuwie membeku, bibir nya bergetar menahan tangis haru, karena Juno akhir nya akan sembuh.




"Ayo" ajak Rio lagi.


"Ne oppa" jawab Cuwie mengusap kasar air mata nya.


"Unnie, mau ku bawakan apa?" Tanya Cuwie, yang seolah lupa jika Irene tadi menghardiknya sampai menangis.




"Baju ganti saja" jawab nya lirih nyaris tidak terdengar, sepertinya ia masih gengsi, Rio dan Cuwie kemudian keluar bersama, dan setelah mengambil apa yang di butuhkan, Rio juga mengajak Cuwie menbeli makan siang, karena ini bahkan sudah lewat dari jam dua siang.



Cuwie mendekati Irene di ruang tunggu, ia menyerahkan paper bag berisi makan siang pada unnie nya, setelah itu Cuwie kembali mendekati Rio dan memilih duduk dengan pemuda itu untuk menikmati makan siang mereka, Juno sendiri sedang menjalani biopsi, sesuai dengan apa yang Krystal bicarakan tadi.


Sore nya Wendy dan Joy pun datang setelah di hubungi oleh Cuwie.


"Unnie, kenalkan dia Rio oppa, dan oppa, ini Wendy unnie, dan Joy unnie" Cuwie memperkenalkan Rio dengan sahabat unnie nya.


"Hallo" sapa Rio ramah, Wendy membungkuk malu sambil bersalaman dengan Rio, Joy sendiri sudah salah tingkah, tersenyum-senyum sendiri tak jelas, dengan tangan yang gemetar dan dingin menjabat tangan Rio.

"Unnie dimana?" Tanya Wendy cemas, Cuwie kemudian menceritakan semua nya, lalu menunjuk dimana keberadaan Irene, di sudut ruang tunggu sendirian, Wendy dan Joy pun hanya bisa menatap nya iba, mereka kemudian menghampiri Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Unnie dimana?" Tanya Wendy cemas, Cuwie kemudian menceritakan semua nya, lalu menunjuk dimana keberadaan Irene, di sudut ruang tunggu sendirian, Wendy dan Joy pun hanya bisa menatap nya iba, mereka kemudian menghampiri Irene.


"Unnie" sapa Joy, tapi Irene tak menyahut, tatapan nya kosong, ia melamun.

"Irene-ahh" kini suara Wendy yang terdengar, sambil meremas tangan Irene.



"Eh" kaget Irene, ia lalu menatap sendu pada kedua sahabat nya itu bergantian.


"Semua salah ku" tangis nya pun pecah


"Kini Juno harus menjalani banyak pengobatan karena kesalahan ku" sesal Irene, Wendy dan Joy pun langsung memeluk nya.


"Sudah unnie, tak ada yang perlu di sesali sekarang, semua sudah terjadi, yang penting Juno sudah berada di tangan yang tepat" hibur Wendy.

"Aku sedang mengumpulkan uang untuk pengobatan Juno, tapi penyakitnya terlanjur parah" adu Irene pilu, merasa bersalah karena tak kunjung membawa Juno ke dokter, karena kekerasan kepala nya.

"Sudah unnie, Juno pasti sembuh" ucap Joy, Cuwie melirik sang unnie dari kejauhan, Rio sendiri sedang berbicara dengan Krystal.



Rio mendekati Cuwie sambil menghela nafas, gadis itu menatap Rio penuh tanya.


"Besok hasil tes biobsi nya baru bisa keluar, hari ini Juno akan di pindahkan ke kamar rawat inap lebih dahulu" beritahu Rio, ia mendaftarkan Juno di kamar VIP, agar mereka lebih nyaman.


"Aku pulang dulu, ajak unnie mu ke kamar nya Juno" ujar Rio.



"Ne oppa" balas Cuwie, Irene yang masih bercucuran air mata hanya bisa diam menatap punggung Rio yang meninggalkan rumah sakit malam itu.



Proses pengobatan Juno yang panjang, membuat Rio mengabaikan Rose, bukan niat Rio, tapi dia memang seperti lupa dengan gadis itu karena pernah marahan sampai berbulan-berbulan, dan Rose bukan nya tak menghubungi Rio, pemuda itu selalu mengechek ponsel nya menjelang tidur, tapi Rio lebih dulu tertidur sebelum sempat membalas pesan Rose, dan keesokan nya, ia lupa.








#TBC



OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang