13. Rindu

662 119 16
                                    

Irene telah selesai membersihkan diri, ia kemudian makan malam sendiri, sambil di temani sang dongsaeng.

"Cuwie, jika kamu ingin kembali bekerja, unnie tak masalah, Juno bisa unnie bawa ke kantor" kata Irene yang tak tega membiarkan dongsaeng nya mengurus Juno sendiri di rumah.

"Tidak unnie, oppa dulu sudah menjaga ku dengan baik, dan kini giliran ku untuk menjaga darah daging oppa, merawat nya semampuku, karena aku belum sempat membalas kebaikan oppa" jawab Cuwie, ia lantas membawa ke belakang bekas makan nya untuk di cuci, Irene sudah tak bisa berkata-kata lagi dengan ucapan Cuwie

Di tempat lain

"Sekarang sudah bertemu kan, pergi" Rio masih berusaha mengusir Rose dari kamar nya.

"Aku tahu kamu tak akan memaafkan ku, dan aku kemari hanya untuk mengobati rasa rinduku pada mu, aku rindu kebersamaan kita, aku rindu melihat senyum mu, rindu mendengar suara mu, rindu dengan semua yang biasa kita lewati bersama, hanya itu" isak Rose, Rio terdiam, baru kali ini dia melihat gadis itu menangis.

"Lebih baik aku mendengar omelan mu sepanjang hari, dari pada kamu diamkan seperti ini, bahkan kamu pun menghindar, itu menyiksa ku Rio, itu menyiksa ku, dan ini sudah berbulan-bulan" rancau Rose dalam tangis nya, ia putus asa, hingga akhir nya nekat menunggu Rio di kamar nya, Rose memang sudah seperti keluarga sendiri, makanya dia bebas di rumah Rio.

"Jika semua karena Yoong oppa, apa dengan mengakhiri hubungan kami akan mampu memperbaiki situasi kita sekarang?" Tanya Rose dengan air mata bercucuran.

Rio tak menjawab, dan Rose mengartikan jika itu berarti iya, gadis itu pun mengambil ponsel nya yang tergeletak diatas ranjang Rio, untuk menghubungi Yoong dan memutuskan hubungan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio tak menjawab, dan Rose mengartikan jika itu berarti iya, gadis itu pun mengambil ponsel nya yang tergeletak diatas ranjang Rio, untuk menghubungi Yoong dan memutuskan hubungan mereka.

Set


Rio merebut ponsel Rose, dan memeluk tubuh gadis itu, sahabat nya semenjak mereka masih kecil.

Tangis Rose semakin kencang, tapi tangis yang sekarang adalah tangis bahagia dan lega, Rio tak mengatakan apa-apa, ia hanya diam sambil memeluk Rose, dan gadis itu membalas pelukan mantan boss nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangis Rose semakin kencang, tapi tangis yang sekarang adalah tangis bahagia dan lega, Rio tak mengatakan apa-apa, ia hanya diam sambil memeluk Rose, dan gadis itu membalas pelukan mantan boss nya.



OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang