18. Salah Paham

799 120 18
                                    

From Cuwie:
Tuan, bisakah kita besok bertemu? Aku tunggu di taman kota, setelah jam kerja.

To Cuwie:
Tentu



Cuwie akhir nya membuat janji dengan Rio seperti yang di interuksikan oleh Wendy, setelah sambungan telpon nya dengan Cuwie berakhir, Joy pun penasaran.

"Ada apa unnie?" Tanya Joy


"Cuwie ternyata sudah mendapatkan nomor kontak Rio, aku menyuruh nya membuat janji dengan Rio besok" beritahu Wendy.


"Bagus unnie, semakin cepat semakin baik" balas Joy



Keesokan hari nya

Rio sedang menikmati sarapan nya saat Rose datang, kebetulan dia telah selesai, pemuda itu pun bangkit dari duduk nya, bersiap untuk ke kantor.



"Kenapa buru-buru?" Tanya Rose yang merasa Rio menghindari nya setelah perdebatan lewat telpon kemarin



"Aku banyak pekerjaan di kantor" jawab Rio sebelum meninggalkan meja makan, ia memang ingin menyelesaikan semua pekerjaan nya secepat mungkin, agar bisa segera bertemu dengan Cuwie, Rose pun menatap sendu punggung Rio yang melangkah pergi meninggalkan rumah.



Rio begitu fokus bekerja, sampai tidak terasa, jam kantor sudah berakhir, ia pun segera membereskan meja nya, dan keluar ruangan, semua pegawai nya pun juga sudah bersiap hendak pulang setelah Rio meninggalkan kantor nya, sebelum ke taman kota, Rio membeli dua cup kopi latte terlebih dahulu, untuk nya dan Cuwie



Sementara itu, Joy mengendarai mobil nya, mengantar Cuwie ke taman kota untuk bertemu Rio.


"Aku seperti sedang mengantar sepasang kekasih yang akan pergi kencan" canda Joy



"Unnie, jangan menggoda ku" protes Cuwie malu, Joy malah terbahak, seolah lupa dengan misi nya dengan Wendy, mobil mereka pun tiba, tapi Rio belum datang, Joy menunggu di dalam mobil, dan Cuwie nampak mengedarkan pandangan nya, mencari-cari pria yang di tunggu nya.



"Cuwie" sapa Rio menghampiri gadis itu, yang di sambut senyuman tipis.

"Tuan" balas Cuwie membungkuk, Rio lantas mengulurkan cup ditangan kanan nya pada Cuwie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan" balas Cuwie membungkuk, Rio lantas mengulurkan cup ditangan kanan nya pada Cuwie.


"Terima kasih tuan" ucap nya.


"Jangan panggil tuan, rasanya terlalu kaku" kata Rio.


"Ya oppa" gugup Cuwie menunduk sungkan, mereka duduk berdampingan, di sebuah bangku yang terbuat dari semen.

"Apa kabar dengan Juno?" Tanya Rio sambil meminum latte nya.



"Itu yang akan aku bicarakan dengan o-oppa" jawab Cuwie, Rio pun memasang wajah serius nya untuk mendengar cerita Cuwie.



"Sakit Juno semakin parah, dia beberapa kali menanyakan oppa, pernah mengigau dengan menyebut nama oppa, aku tak tahu harus berbuat apa untuk menghibur nya, bengkak di kaki nya juga semakin membesar, oppa, aku mohon, temui Juno, karena mungkin, dengan bertemu oppa, itu akan membuat nya bersemangat untuk sembuh" cerita Cuwie dengan wajah sudah menahan tangis


"Aku tak tega mendengar aduan nya yang kesakitan oppa, hati ku ikut sakit mendengar cerita dia yang ingin menjadi pemain sepak bola" lanjut Cuwie yang kini mulai terisak, Rio pun mengulurkan sapu tangan yang berada di saku atas jas nya pada Cuwie.



Rose yang baru pulang dari cafe pun tanpa sengaja melihat mobil Rio yang terparkir di taman kota, ia pun mencoba mencari keberadaan pria itu sambil menyetir mobil nya, dan



Jreng



Rose terkejut tak percaya melihat Rio mengulurkan sapu tangan nya pada gadis yang tentu ia tahu siapa, mantan pegawai Rock Star Campus.

Rose terkejut tak percaya melihat Rio mengulurkan sapu tangan nya pada gadis yang tentu ia tahu siapa, mantan pegawai Rock Star Campus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose terus menoleh pada sepasang pria dan wanita dewasa itu untuk beberapa saat, ia menghela nafas, hati nya sesak.


"Jadi dia yang di maksud Yoong oppa, mantan pegawai cafe, yang kini bekerja di kantor Im" batin Rose sakit, karena merasa diabaikan Rio demi Cuwie.




Kembali ke taman, Rio dan Cuwie  masih duduk berdampingan di bangku taman.


"Cuwie, sebenar nya, aku sudah berniat ingin membawa Juno ke dokter, tapi unnie mu melarang nya, mungkin dia tersinggung, dan dia malah melarang ku untuk menemui Juno" jelas Rio mengenai alasan nya tidak lagi mengunjungi Juno.


Krriiinggg. . .


Ponsel Cuwie berdering, Wendy menelpon memberi tahu jika sebentar lagi waktu nya Irene pulang.



"Oppa, aku harus pergi, sebentar lagi unnie pulang" pamit Cuwie terburu-buru.


"Tolong oppa, aku mohon, sebelum semua nya terlambat untuk Juno" mohon Cuwie, ia lalu berlari meninggalkan Rio yang terus tertegun menatap gadis itu tak tega, pikiran Rio terasa kosong, mengingat ekspresi wajah gadis itu tadi, yang berarti, keadaan Juno memang parah.


Irene tiba di rumah setelah Wendy dan Joy pulang, dalam perjalanan pulang tadi, Cuwie sudah menceritakan semua nya pada Joy, alasan kenapa Rio tak mengunjungi Juno, dan Joy langsung berasumsi, mungkin pertengkaran Irene dan Rio di lobby kantor waktu itu karena Rio mengutarakan niat nya, dan Irene menolak.


Wanita dewasa itu memasuki kamar sang putra, tempat pertama yang selalu ia tuju setelah pulang bekerja, Irene mengusap kepala sang putra.


"Sabar ya, yang kuat, mommy sedang bekerja keras untuk mu, yakinlah, mommy pasti akan mampu mengumpulkan uang untuk pengobatan mu" bisik Irene diakhiri kecupan di kening Juno.



Sementara di tempat lain, Rio nampak galau, memikirkan semua cerita Cuwie, tentang Juno, Rio bingung, harus berbuat apa, dan di rumah Rose, gadis itu menangis sesenggukan diatas ranjang nya, membayangkan adegan yang ia lihat di taman kota tadi, ia kesal dan merasa tak dianggap oleh Rio, yang mulai bermain rahasia dengan nya sekarang.





#TBC



OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang