3. Mianhae

875 136 2
                                    

"Sayang, apa kamu tahu di caffe mana Cuwie bekerja?" Tanya Seulgi pada sang istri sambil memakai sepatu kerja nya.



"Di Rock Star caffe oppa" jawab Irene sambil memakai kan jaket bikers pemberian Cuwie tempo hari, pada suami nya.



"Nah, oppa sudah tampan" kekeh Irene lucu, Seulgi hanya senyum-senyum senang mendengar pujian sang istri.


"Gumawo Joohyun-ahh" Seulgi mengecup kening sang istri sebelum berangkat kerja.




Keluarga Kim sedang makan malam bersama.


"Uncle" kesal Ella anak pasangan Jensoo yang di ganggu oleh Rio di meja makan, sang keponakan itu kesal, karena setiap ia hendak mengambil sayur, sang uncle menjauhkan mangkuk sayur nya dari jangkauan si kecil, begitu terus sampai beberapa kali yang berakhir dengan kekesalan Ella, tapi tak ada yang memisahkan mereka, dan selalu, Ella yang masih berusia lima tahun lah yang mengalah dengan keusilan uncle nya.

"Uncle" kesal Ella anak pasangan Jensoo yang di ganggu oleh Rio di meja makan, sang keponakan itu kesal, karena setiap ia hendak mengambil sayur, sang uncle menjauhkan mangkuk sayur nya dari jangkauan si kecil, begitu terus sampai beberapa kali ya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, gadis kecil itu nampak tenang mengunyah makanan nya, tanpa gangguan Rio.


"Rio-yaa" Tae appa memulai pembicaraan nya.



"Kapan kamu akan memperkenalkan kekasih mu pada appa?" Tanya Tae appa, Rio menghela nafas jengah



"Appa, Rio belum ingin menikah, sudah berapa kali Rio mengatakan itu" jawab nya sedikit kesal dan putus asa.


"Appa sudah semakin menua, usia mu juga sudah matang, jadi tunggu apa lagi?" Desak Tae appa.


"Besok aku akan menikahi Rose jika yang appa inginkan hanya lah pernikahan" marah Rio yang kemudian meninggalakan meja makan, Jennie yang tak enak pun segera menghampiri sang putri.



"Sayang, ayo gosok gigi sekarang, ne" ujar nya membawa Ella pergi dari meja makan dengan buru-buru.


Tae appa mengepalkan tangan nya marah, karena Rio selalu menjawab dan mengelak setiap di minta untuk membawa pasangan nya ke rumah.

"Tae" lirih Fanny eomma, menggenggam tangan suami nya, untuk meredakan amarah Taeyeon.


"Rio belum terlalu dewasa oppa, dia masih dua puluh lima tahun" ujar Tiffany.


"Fanny-ahh, aku hanya takut jika aku tak sempat melihat dia menikah dan memiliki anak nanti" jawab Taeyeon sendu.


"Appa, jangan katakan itu, appa baik-baik saja, aku yakin appa pasti akan melihat Rio menikah dan punya anak nanti, jika appa terus menekan nya, Rio bisa stress nanti" bela Jisoo pada dongsaeng nya.



Dan di tempat lain

Irene mengusap-usap perut nya, sambil tersenyum, dengan tangan kiri memegang testpack bergaris dua.


"Oppa, aku punya kabar bahagia untuk mu" gumam Irene, tak sabar menunggu kepulangan suami nya.




Seulgi mengendarai motor nya, sambil terus tersenyum membayangkan dongsaeng ipar nya, yaa, ia berniat untuk mengunjungi Cuwie di tempat kerja nya, dan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka selama ini.

Seulgi turun dari sepeda motor nya, ia menghampiri cafe yang nampak begitu padat oleh pengunjung yang kebanyakan adalah kaula muda, dengan canggung ia berdiri di depan pintu, mengintip ke dalam mencari keberadaan Cuwie, Jisoo sang pemilik cafe pun datang, ia menghampiri Seulgi, karena curiga dengan tingkah nya yang hanya celingak celinguk di luar pintu.



"Selamat malam tuan" sapa Jisoo.


"S-selamat malam tuan, maaf jika mengganggu, silakan" balas Seulgi yang mengira Jisoo adalah pengunjung yang hendak masuk ke dalam cafe.


"Tuan ada keperluan apa di cafe saya?" Tanya Jisoo langsung.



"Oh, anda pemilik cafe ini, maaf tuan maaf, saya mencari dongsaeng saya yang bekerja disini" Seulgi merasa gugup dan takut.

"Siapa nama dongsaeng tuan?" Tanya Jisoo.


"Bae Cuwie, tuan" jawab Seulgi


"Ayo, masuklah, aku panggilkan dongsaengmu" Jisoo membuka kan pintu cafe untuk Seulgi dan meminta nya duduk di bangku sudut ruangan.


"Tunggu sebentar ya" pamit Jisoo.



"Ya, terima kasih tuan" Seulgi membungkuk segan, lalu duduk di sebuah kursi nyaman, tak lama datang pelayan membawakan segelas kopi dan cake untuk Seulgi atas perintah Jisoo, dan sepuluh menit kemudian, Cuwie mematung tak jauh dari tempat Seulgi duduk, tentu ia takut dan dalam hati bertanya kenapa sang oppa tiba-tiba mendatangi nya.


"Cuwie" Seulgi langsung berdiri menyambut sang ipar, dengan langkah ragu Cuwie menghampiri Seulgi sambil menunduk.




"Duduklah" Seulgi pun gugup karena sudah sebulan lama nya mereka tak saling bertegur sapa, canggung sudah pasti, gugup, tentu saja, Cuwie masih belum berani mengangkat kepala nya.


"Tempat kerja mu bagus bukan" kata Seulgi mengamati seluruh sudut ruangan.



"B-begitulah oppa" jawab Cuwie lirih.


"Boss mu juga baik, dia yang mengajak oppa masuk, dan memberi oppa minuman" pamer Seulgi

"Oppa lega kamu bekerja di tempat yang tepat, Cuwie, maaafkan oppa, selama ini oppa diam bukan marah pada mu, tapi oppa tak tahu harus berkata apa padamu, karena belum bisa membahagiakan mu dan unnie mu, oppa jadi merasa bersalah dan tak berani berbicara pada mu, oppa awal nya memang sedikit tidak setuju dengan keputusan mu, karena oppa khawatir, kamu bekerja di tempat yang salah, maafkan oppa ne" ucap Seulgi tulus.


"Maafkan aku juga oppa" Lirih Cuwie mulai terisak.


"Cuwie juga mengira oppa marah padaku, jadi Cuwie tak berani bertemu oppa, maaf oppa" Seulgi pun langsung memeluk nya.


"Sudah, sudah, jangan menangis, yang penting sudah tidak ada kesalahpahaman lagi sekarang" ujar nya sambil megusap-usap lembut kepala Cuwie, Jisoo nampak memperhatikan interaksi Seulgi dan Cuwie dari meja kasir nya.



#TBC

OsteosarcomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang