Tzuyu mengernyit saat kini mobilnya mulai memasuki area hutan yang cukup sepi, hanya ada satu dua kendaraan yang bertemu itupun sangat jarang. Sekilas wanita itu menoleh ke arah GPS di mobilnya, memastikan alamat yang Mina kirim memang benar. Tapi dalam hati ia terus bertanya apa yang gadis itu lakukan di tempat seperti ini.
Mobilnya berhenti tepat di pinggir jalan yang sudah berbatasan langsung dengan hutan, Tzuyu memantapkan hati sebelum menapakkan kakinya keluar. Jujur ada rasa takut dalam dirinya, tapi ia juga mengkhawatirkan Mina yang mungkin sudah menunggunya.
"Apa benar disini?" Monolog Tzuyu pada dirinya sendiri dan kini mulai menyapu pandangan ke segala arah, dan hanya pohon-pohon menjulang juga semak belukar yang ada.
Ia kembali menatap ponselnya dan kini mulai menghubungi Mina, namun lagi panggilannya ditolak. "Apa yang terjadi, kenapa Mina Eonni tidak mengangkatnya?"
Tzuyu kembali mencoba hal yang sama, namun masih tak bisa. Mina kembali menolak panggilannya. Sekilas Tzuyu kembali menatap ke segala penjuru arah karena tiba-tiba rasa takut dalam dirinya yang mulai menyeruak.
Ia menghentikan pandangan pada arah jalan kecil menuju hutan, terlihat sedikit rindang bahkan terkesan gelap karena cahaya matahari yang tidak mampu menyinarinya, terhalang pohon-pohon yang begitu tinggi dan lebat.
Perasaan Tzuyu mulai gusar, menangkap ada sesuatu yang aneh. Mina memang menghubunginya tapi sejak tadi gadis itu menolak panggilan jika Tzuyu balik meneleponnya. Hanya pesan yang gadis itu kirimkan, dan pertanyaan yang kini memenuhi pikirannya adalah, Apa yang Mina lakukan hingga bisa sampai di tempat seperti ini?
"Sebenarnya dimana Eonni?"
Tzuyu kembali menatap arah jalan raya, terasa sepi dan tak ada satu kendaraanpun yang melintas. Namun seutas senyum terbit di wajahnya saat melihat ada mobil yang melintas.
Tak lama mobil itu berhenti tepat di depan mobilnya, membuat Tzuyu mengernyit sesaat. Tzuyu masih berada di tempatnya saat beberapa orang mulai keluar dari dalam mobil itu, tanpa sadar kakinya tergerak mundur saat melihat dua pria berbadan kekar mendekat.
"Nona kenapa kau menjauh?" Tanya salah satu pria yang memiliki tato di bagian lehernya dan kini tersenyum aneh.
Tzuyu hanya menggeleng saat perasaan takut bercampur waspada mulai menguasai dirinya, ia semakin memundurkan langkah dan kini tubuhnya sudah terhantam bagian depan mobilnya.
"Apa kau takut, Nona? Tidak, kami tak akan melukaimu. Hanya saja ini wilayah kami, dan kami hanya akan memberikan sedikit sambutan pada tamu kami, bukankah begitu?" Kini pria yang berambut gondrong yang berbicara, dan hanya ditanggapi sebuah anggukan kecil dari pria lain di sebelahnya.
"Tidak, maaf tuan. T-tapi Kakakku memintaku datang ke tempat ini, dan aku tidak berniat mengganggu sama sekali"
Kedua pria itu terkekeh mendengar nada bicara Tzuyu yang mulai gugup, menangkap jelas gelagat gadis itu yang mulai ketakutan.
"Tapi aku suka diganggu gadis sepertimu, Nona" Ucap pria bertato itu, dan kini berjalan lebih dekat.Tzuyu kembali memundurkan langkah, pikirannya mulai merancau, bukan hanya tentang dirinya sekarang tapi juga tentang Mina yang mungkin sudah bertemu terlebih dahulu dengan para pria ini. Tzuyu mulai khawatir dan takut secara bersamaan.
"Tidak usah takut, Nona. Kami akan membawamu pada Kakakmu"
"Dimana Mina Eonni?" Tanya Tzuyu lebih lantang karena merasa gelagat yang berbeda mulai ditunjukkan dua pria itu.
"Apa kalian meyakitinya?"
Kedua pria itu kembali terbahak, membuat Tzuyu mengernyit tak paham.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Agreement [COMPLETED]
FanfictionDisaat sebuah keterpaksaan menjadi sebuah rasa yang tak bisa dijelaskan. Semua begitu rumit untuk bisa diungkapkan karena semua datang begitu saja bahkan tanpa menyadarinya. Namun, dikala satu persatu masalah dari masa lalu mulai ikut menghakimi, Ak...