15. Afraid

1.1K 147 2
                                    

Jungkook menatap langit malam yang tampak pekat, udara dingin tak sedikitpun mengusik hatinya yang tengah berkelana mencari kekosongan dan juga jawaban akan dirinya. Kemanakah ujung jalan ini sebenarnya, semua dalam dirinya semakin berkecambuk meronta meminta tempat singgah, sekedar untuk kembali mempersiapkan diri akan kenyataan baru yang akan datang.

Putaran piluan masa lalu tak pernah pudar dalam otaknya menciptakan sejuta rasa sakit yang semakin bertambah, namun juga tak bisa untuk dilupakan.
Semua memang bagian dari dirinya, bagian dari hidupnya yang menunjukkan hingga jalan ini, membuatnya secara tidak sadar menjadi beton kuat yang tak mudah terobohkan. Namun sekali lagi bayangan bagaimana rasanya menjadi sendiri, bersama kegelapan dan terus berharap akan secercah harapan yang tak kunjung datang, membuatnya kembali bimbang akan memutuskan.

Jalan yang telah dilaluinya memberi kesimpulan bahwa harapan itu tak nyata dan tak pernah datang dalam hidupnya.
Waktu yang berlalu begitu menyiksa akan kah bisa tertebus dengan sebuah harapan yang datang bersama rasa memaafkan, bagaimana dengan semua luka di hatinya dapatkah tersembuhkan atau semakin memperdalam. Rasa tak ingin lagi mengulangi bagaimana hari yang kelam, membuatnya masih urung untuk melakukan apa yang Istrinya sarankan.

Mataya kembali memandang gelapnya pemandangan di atas sana, tak ada satupun bintang yang menampakkan dirinya. Bagaikan hatinya yang selama ini gelap, tak ada sedikitpun yang dapat meneranginya. Namun dia masih mencoba disana, tak pergi atau berpindah dan menunggu agar kabut malam segera pergi dan membebaskan dirinya untuk bisa bersinar di langit yang gelap. Tapi apakah itu akan sama dengannya, walau mencoba bertahan hingga kini namun semua itu tak pernah sedikitpun terlupakan.
Semua masih berputar di otaknya, tentang bagaimana jalan yang akan ia ambil. Memberi kesempatan pada semua dan percaya pada harapan yang tak pernah diyakininya atau tetap membiarkannya di dasar hati seperti selama ini.

Terlepas dari semua kebimbangan itu, masih ada sesuatu di dalam dirinya yang terasa pergi.

Ya, Tzuyu.

Semua rasa bersalah mulai menumpuk dihatinya menyaksikan bagaimana gadis itu menangis karenanya.

Jarak yang pernah tertepis antara keduanya kembali menjauh dan itu hanya karena sebuah emosi yang mencuat dari dasar hatinya. Memang sulit untuk bisa memahami setiap hati yang pada dasarnya tercipta tak sama, tapi cinta ada untuk menyatukan perbedaan itu.

Hatinya tak bisa dipaksa untuk terus mengabaikan Tzuyu, namun juga tak bisa melupakan rasa kecewa yang gadis itu ciptakan. Terlalu sakit rasanya saat menitih harapan namun kembali terpuruk karena harapan itu tak pernah memenuhi janjinya.

Jungkook terus berpikir apa dirinya terlalu keterlaluan dengan mengabaikan Tzuyu hanya karena rasa sesak di dadanya. Bukankah gadis itu tak berniat melukainya apa lagi membuat harapannya sirna. Walau memang hatinya tak menerima semua yang Tzuyu lakukan, tapi tetap saja semua ini terjadi karenanya. Ini adalah masalanya dan Tzuyu hanya berusaha membantu, walau gadis itu tak tahu bahwa usahanya semakin membuat Jungkook terluka.

Jungkook juga tak bisa mengabaikan hatinya yang terus diselimuti rasa bersalah terhadap Tzuyu. Namun juga belum bisa memahami dan menerima apa yang gadis itu lakukan, karena pada dasarnya Jungkook memang berharap banyak pada Tzuyu. Dan apa yang gadis itu lakukan telah membuat hati Jungkook meragu.

Sejak kehadirannya, Jungkook merasa Tzuyu adalah bagian penting dari hidupnya, memenuhi setiap ruang kosong dalam hatinya. Dan waktu menjadikannya semakin berkuasa, dengan mulai menyingkirkan segala rasa perih dan derita yang selama ini ada. Namun keduanya masih tak menyadari dan terjebak dalam rasa yang keduanya tak mengerti.

Namun benar adanya jika Tzuyu sudah mengambil separuh kuasa di hati Jungkook dan membuatnya terus tersiksa jika mengabaikannya. Jadi apa yang harus Jungkook lakukan sekarang?
.

Love Agreement [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang