Suasana rumah Boo Ra terlihat ramai malam ini, bukan hanya keluarga besar yang hadir tapi juga banyak orang-orang yang datang membantu mempersiapkan pernikahan putri sambungnya, Mina. Resepsi pernikahan itu memang akan dilaksanakan besok pagi di rumah mempelai wanita, dan sejak beberapa hari yang lalu persiapan sudah banyak yang dilakukan sehingga malam ini sudah dipastikan akan selesai.
Boo Ra tersenyum saat melihat ke arah dimana Tzuyu duduk bersama Mina dan juga ada Jungkook yang terlihat bergabung dengan beberapa tumpukan kertas di depannya. Wanita paruh baya itu mendekat dan mendudukkan diri tepat di samping Tzuyu.
"Ini sudah terlalu malam, tidakkah lebih baik kau istirahat dulu, Tzuyu?" Ucap wanita itu lembut membuat Tzuyu menoleh dan menggeleng pelan.
"Semua orang masih ada di sini Ibu, lagipula aku tidak melakukan apapun hari ini" Tolak Tzuyu ramah dan meyakinkan Ibu mertuanya jika dirinya baik-baik saja.
"Tapi biasanya Ibu hamil besar sering kelelahan bahkan tanpa melakukan apapun," Lanjut Boo Ra seraya tangannya bergerak pelan dia atas perut buncit Tzuyu.
"Aku mengakuinya,"
Boo Ra tersenyum dan kini matanya berbinar merasakan pergerakan dari calon cucunya.
"Apa dia selalu aktif seperti ini?" Tanyanya lagi membuat Tzuyu ikut mengusap perutnya dan tersenyum hangat.
"Sepertinya dia sudah tidak sabar ingin keluar,"
Tzuyu kembali menanggapi dengan senyuman seraya tangannya yang terus bergerak halus menyapa sang jabang bayi. Namun beberapa saat pandangan matanya mengarah pada Mina yang terlihat semakin tegang disampingnya.
"Ibu, bukankah sebaiknya Mina Eonni yang lebih dahulu beristirahat. Dia terlihat lebih lelah dariku,"
Tzuyu mengerling membuat Mina tersadar dan memukul lengannya pelan. "Tzuyu kau mengejekku?"
Boo Ra ikut tertawa sebelum menimpali "Tapi sepertinya Tzuyu benar Mina, sedari tadi kau lebih pendiam"
Tzuyu yang merasa satu sekutu dengan sang Ibu mertua kembali tertawa.
"Jelas saja dia tertekan karena harus menikah dengan Jimin Hyung" Celetuk Jungkook yang sedari tadi fokus pada kertas-kertas didepannya. Membuat tiga pasang mata itu mengarah padanya sebelum pria itu meringis kesakitan karena tendangan kecil yang Tzuyu layangkan padanya.
"Sakit Sayang..."
"Makanya kalau bicara jangan asal,"
"Tapi aku benar bukan?" Jungkook membela diri dan menatap istrinya.
"Lihat bahkan sehari sebelum pernikahannya dia menyerahkan begitu banyak tanggungjawabnya padaku, bukankah itu keterlaluan"
Jungkook mengalihkan pandangan pada Mina sekarang. "Mina, masih ada waktu jika kau mau berubah pikiran"
"Yak Jungkook! Jangan mencoba mempengaruhi calon istriku" Seru Jimin lewat telepon yang memang sedari tadi tersambung dengannya.
"Jangan sampai aku tak menganggapmu sebagai saudara ipar nantinya,"
"Aku sama sekali tak peduli. Juga bagaimana bisa kau bertindak tidak sopan pada atasanmu?" Jungkook ikut mengoceh tak mau kalah.
"Wah kau tak adil. Bagaimana bisa kau membicarakan posisi sekarang?" Sahut Jimin lagi membuat para wanita hanya tertawa. Bahkan Mina yang sedari tadi menunjukan wajah tegang juga ikut tertawa.
Sudah menjadi suatu hal yang lumprah bagi mempelai jika merasa gugup sebelum hari pernikahannya. Namun yang membuat Mina semakin merasa demikian adalah karena pada dasarnya dirinya adalah orang asing disini, bahkan untuk keluarga Jeon sekalipun. Dan sekarang ia berada di tengah keluarga ini, keluarga yang bahkan tak memiliki hubungan darah apapun dengannya, namun menerimanya dengan sangat baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Agreement [COMPLETED]
Fiksi PenggemarDisaat sebuah keterpaksaan menjadi sebuah rasa yang tak bisa dijelaskan. Semua begitu rumit untuk bisa diungkapkan karena semua datang begitu saja bahkan tanpa menyadarinya. Namun, dikala satu persatu masalah dari masa lalu mulai ikut menghakimi, Ak...