Suasana rumah Jungkook siang ini cukup ramai karena kedatangan Jimin dan Mina bersama putri kecil mereka, Yuna. Namun karena Jimin memiliki beberapa urusan yang harus dikerjakan, pria itu lebih dahulu undur diri dan meninggalkan istri dan anaknya di rumah Jungkook.
"Aku merasa bersalah bersantai disini sedangkan Jimin Hyung bekerja sendiri"
Jungkook menoleh pada Jaehyun yang duduk di sebelahnya. Pria itu hanya tersenyum dan mengangguk.
"Itu karena dia sendiri yang memilih cuti di awal. Jadi ya begitulah konsekuensinya"
"Sebenarnya kau ini bersikap profesional atau balas dendam padanya?"
Jungkook terkekeh diikuti Jaehyun yang juga tertawa.
"Sebenarnya dia banyak mengoceh setelah aku beri proyek itu, tapi aku juga tidak memaksanya. Dan kau tau bukan, dia sendiri yang akhirnya datang dan memintanya?"
"Ya aku ingat dengan jelas, bahkan dia hampir memohon karena itu"
Keduanya kembali tertawa membuat suasana hangat terbangun di rumah megah ini. Jungkook dan Jaehyun mengalihkan pandangan saat mendengar teriakan dari arah luar. Ayah muda itu hanya melambaikan tangan saat sang putra mengisyaratkan dirinya untuk bergabung bersama.
Di halaman belakang rumah Jungkook ada sebuah lapangan kecil yang di desain khusus untuk bermain dan sekedar bersantai saat akhir pekan seperti ini. Area itu sebenarnya Jungkook buat untuk Junseo yang sangat aktif dalam segala hal namun kurang leluasa jika harus tetap di dalam rumah. Apalagi jika Jungkook libur, biasanya bocah itu akan mengajak sang Ayah untuk bermain bersamanya.
Tapi sepertinya hari ini kehadiran Jungkook terlupakan oleh Daehan dan Yuna yang menggantikannya. Bahkan ketiganya terlihat tak acuh dan tertawa riang dengan dunia mereka.
"Jadi bagaimana? Sudah menemukan informasi tentang Ibunya Daehan?" Jungkook akhirnya kembali bersuara dan mengalihkan pandangan pada Jaehyun.
"Belum,"
"Apa tidak ada jejak sama sekali?"
Jaehyun menggeleng dan kini menatap Daehan yang tertawa lepas disana. Pria kecil itu seolah lupa sejenak dengan dunianya yang hancur saat sang Ibu tak kunjung ditemukan. Bahkan hampir delapan bulan ini pencarian Jaehyun tak membuahkan hasil tentang keberadaan orang tua Daehan. Tapi kini ia sudah menganggap Daehan seperti anaknya sendiri, apalagi sejak ia menemukan dan merawat anak itu rasa sayangnya semakin besar. Bahkan dia tak keberatan untuk mengangkat Daehan menjadi anak angkatnya jika memang Ibu Daehan tak ditemukan.
"Dia pasti sangat kecewa," Jungkook ikut menatap ke arah Daehan yang sedang berlari bersama Junseo. Anak sekecil itu sudah harus hidup seorang diri tanpa siapapun disisinya. Dan itu membuat Jungkook ingat dengan dirinya dahulu. Bahkan saat itu sang Kakek masih selalu ada di sisinya dan ia punya orang-orang disekitarnya tapi ia masih merasakan rasa kecewa yang sangat besar. Lalu bagaimana dengan Daehan yang benar-benar sendiri tanpa siapapun. Sungguh itu pasti lebih menyakitkan, dan Jungkook tak sampai hati jika harus melihat seseorang dengan penderitaan yang sama seperti yang dirasakannya. Merasa terbuang oleh sosok yang kita anggap paling berharga. Tanpa sadar air mata Jungkook jatuh saat melihat Daehan.
"Aku sudah mempertimbangkannya," Jaehyun membuka suara membuat Jungkook sekilas menyeka air matanya yang hampir menetes.
"Aku akan mengangkat Daehan menjadi putraku,"
"Lalu bagaimana jika Ibunya ditemukan?"
Jaehyun kembali menatap Daehan. "Aku akan membiarkan Daehan memilih, untuk tetap tinggal bersamaku atau kembali pada Ibunya"
Jaehyun menoleh pada Jungkook yang kini juga menatapnya. "Sekarang yang terpenting Daehan harus tumbuh selayaknya anak di usianya, dia juga harus sekolah dan belajar bersama yang lain. Jadi aku akan menjadi walinya dan mengurus semua yang dia perlukan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Agreement [COMPLETED]
FanficDisaat sebuah keterpaksaan menjadi sebuah rasa yang tak bisa dijelaskan. Semua begitu rumit untuk bisa diungkapkan karena semua datang begitu saja bahkan tanpa menyadarinya. Namun, dikala satu persatu masalah dari masa lalu mulai ikut menghakimi, Ak...