55. Better

986 110 12
                                    

Jungkook masih terjaga saat malam sudah beranjak larut. Ia dengan setia menggenggam tangan Tzuyu dan tak mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari sang istri, walau mata cantik itu tak kunjung terbuka.

Setelah mendengar cerita dari sang Ayah tentang masa lalu Tzuyu, ia membisu. Jungkook tak tahu bahwa selama ini sang istri menyimpan banyak duka dan trauma yang membuat keadaanya bisa terpuruk seperti ini. Kenapa Jungkook bahkan tak bisa mengerti sorot ketakuatan sang istri setiap kali kenangan buruk itu kembali padanya, dan dengan bodohnya ia malah menjadi penyebab kenangan buruk itu kini hadir lagi pada Tzuyu. Memori kelam yang bahkan tak ingin untuk dikenang.

"Aku berjanji akan menjagamu dan tak lagi membiarkanmu sendirian, Tzuyu" Ucapnya lirih dan kembali mengecup singkat punggung tangan Tzuyu. Air matanya kembali menetes merasakan tangan dingin istrinya.

"Maafkan aku, maaf karena sudah membuatmu seperti ini" Jungkook kembali meneteskan air mata, ia tak mampu lagi berkata. Hatinya berdenyut sakit melihat kepiluan yang terus menghatam hidup Tzuyu. Sedangkan ia tak bisa melakukan apapun untuk istrinya.

Air matanya terus mengalir setiap mengingat ucapan sang Ayah mertua tentang Tzuyu yang mengalami trauma hebat akibat kecelakaan itu, ditambah kepergian sang Kakak yang menjadi orang terdekatnya terjadi di depan matanya. Jungkook tak bisa membayangkan sehancur apa Tzuyu saat itu, walau gadis itu masih anak-anak tapi rasa sakit itu benar-benar menikam tajam. Ia sendiri tahu betul bagaimana sakitnya kehilangan, bahkan orang yang paling kau sayangi.

Dan lagi Tzuyu bahkan harus kehilangan segala kenangan manis yang masih bisa menghubungkannya dengan keberadaan sang Kakak dalam hidupnya karena amnesia asosiatif yang didapatkannya akibat kejadian traumatis itu. Kini setelah gadis itu berhasil mendapat ingatannya kembali, Jungkook bahkan tak mampu membayangkan seberapa besar rasa sakit dan rasa bersalah yang Tzuyu alami.

Jungkook memahami mengapa kedua orang tua Tzuyu membiarkan putrinya melupakan masa kelam itu, bahkan tak berusaha untuk mengembalikan ingatannya. Orang tua Tzuyu mengharapkan gadis itu tak merasakan kehilangan mendalam lagi walau itu juga berarti mereka harus merelakan kenangan bersama putra sulung mereka, dan tentu saja itu sangat menyakitkan.

Sedangkan tanpa sadar kini Jungkook lah yang membangkitkan ingatan tentang masa kelam itu, bukan hanya pada istrinya tapi juga kedua orang tua Tzuyu yang mau tak mau harus kembali menyayat luka yang hampir mengering di hati mereka. Tapi Jungkook bersyukur mereka masih memahami dan tak menyalahkannya atas insiden ini, karena bagaimanapun semua ini juga pasti terjadi, walau kini baik Tuan dan Nyonya Chou merasa bersalah pada Tzuyu karena menutupi semuanya. Dan Jungkook paham mereka hanya menginginkan yang terbaik untuk Tzuyu, walau mungkin itu tak berjalan seperti harapan.

Jungkook mengusap air matanya yang lagi-lagi menetes, ia ikut tersayat seakan ia juga merasakan derita keluarga Tzuyu. Dan kini ia hanya berharap agar Tzuyu dapat menerima semuanya dan melanjutkan hidupnya tanpa beban dan rasa bersalah lagi.

"Aku harap kau selalu bahagia, Tzuyu"

🏵🏵🏵

Jungkook membuka pintu perlahan dan tersenyum mendapati wanita yang selalu dirindukannya sedang berdiri membelakanginya. Ia berjalan mendekat dan mendekap tubuh ramping itu dari belakang membuat sang empu berjingit terkejut.

"Apa yang kau lakukan, hmm?"

Tzuyu tak menjawab juga tak merespon Jungkook yang kini menempelkan dagu di pundak kirinya.

Pergerakan mata Jungkook yang sedari tadi mengamati Tzuyu terhenti pada benda yang sedang dipegang sang istri. Tangan Tzuyu bergerak mengusap kaca figura yang menampilkan dua sosok anak berbeda gender yang terlihat tersenyum ceria. Jungkook tau betul siapa sosok itu, karena sejak kepulangan Tzuyu beberapa hari lalu wanita itu tak pernah lepas dari foto mendiang kakaknya dan selalu berakhir dengan menengis setelah terdiam lama.

Love Agreement [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang