3. ZIDAN﹐XI IPS 1﹐& ZEYNA

23 13 10
                                    

3. ZIDAN, XI IPS 1, & ZEYNA
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Pagi-pagi sekali Zeyna sudah berangkat ke sekolah. Sengaja, karena ia harus melanjutkan tugas yang tidak terselesaikan semalam karena sudah sangat mengantuk.

Zeyna ketiduran, terakhir ia melihat jam saat mengerjakan tugasnya tepat pada jam satu malam.

"Eh ada nweng geulis, mojang sunda mau ke kelas ya?" sapa Fadlan kepada Zeyna.

Zeyna menatap Fadlan dengan senyuman tipis, "Iya Dlan. Boleh gue masuk?" tanya Zeyna membuat Fadlan tersadar.

"Oh iya lupa Zey, lo cantik banget sih jadinya gue cuma fokus ke lo doang" goda Fadlan sambil menggeser posisinya yang berada di depan pintu, tapi Zeyna tidak menggubrisnya.

Jordik geleng-geleng kepala, jengah melihat tingkah laku Fadlan. "Gak usah godain Zeyna lah Dlan. Lo kan tau kalau Gevano sama Gilang demen sama dia, bahkan Kenzo juga pernah suka sama tuh cewek. Udalah gausah aneh-aneh lo," Jordik menghela nafas lelah, kapan temannya yang satu itu akan berubah?

"Lagak lo Dlan Dlan, gak dimana-mana." ujar Farhan menimpali. Merasa jengkel dengan tingkah laku temannya yang sering kali menggoda banyak wanita dan merekalah yang akan di jadikan sasaran empuknya.

"Gak kasian apa lo sama kita-kita? Cocok lo kalo temenan sama si Naufal. Klop banget Dlan." tambah Reynaldi membuat Fadlan tertawa kencang.

"Ya allah gitu banget lo sama gue Nald. Sadis!" ujar Fadlan pura-pura sakit hati dengan tangan memegang dada, tapi masih sempat tertawa.

"Sinting lo!" ujar Jordik kepada Fadlan yang di sambut dengan gelak tawa ketiga teman-temannya.

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

Sedangkan dikelas Zeyna sedang mengerjakan tugasnya dengan teliti, bahkan memeriksanya berulang kali. Takut-takut jika nanti ada yang salah, apalagi jika ada soal yang tidak dikerjakan karena terlewat.

Saat Zeyna sedang memeriksa ulang jawabannya, tiba-tiba Ghesya dan Amara mengagetkannya. Namun Zeyna tetap mencoba bersikap biasa saja dan fokus kepada tugasnya.

Cukup lama Zeyna memeriksa tugasnya, hingga beberapa menit kemudian ia selesai dan merapihkan kembali alat tulisnya.

Ghesya yang duduk di sebelah Zeyna menoleh, "lo ngerjain apaan sih Zey serius banget? tumben juga lo dateng pagi-pagi buta kaya gini," tanya Ghesya bertubi-tubi dengan tingkat ke kepoannya yang tinggi.

Amara yang duduk di depan mereka berduapun akhirnya menoleh ke belakang, "lo kaya gatau Zeyna aja sih Mar. Zeyna itu rajin kalau dateng paling siang itu jam setengah tujuh pagi. Kalau insomnya gak lagi kambuh" ujar Amara menggebu-gebu.

Ghesya mengetuk-ngetuk ponselnya pada meja, "iya juga sih." ucap Amara dengan cengirannya.

Sedang asyik mengobrol tiba-tiba ada suara keributan dari luar. Membuat orang-orang dikelas berhamburan keluar untuk menyaksikan hal-hal yang tidak bisa mereka lewatkan.

Saat Zeyna mengintip dari celah pintu yang terhalangi oleh murid, ia melihat Kakak kelasnya sedang beradu fisik dengan sosok yang tidak Zeyna kenali sama sekali. Yang ia rasa jika itu adalah murid baru di sekolah ini

Murid baru itu dengan kuatnya menarik kerah seragam milik Kakak Kelasnya. Dengan mata berkilat marah dengan sorot mata setajam elang.

"Cuman gara-gara gue parkir di tempat biasa lo parkir doang lo nonjok gue? Jangan harap lo bisa gue hargain setelah kejadian ini." ujarnya pelan tapi penuh dengan kecaman.

"Senior kaya lo masih berlaku di sekolah ini? Pecundang lo! Harusnya lo sebagai senior mencontohkan hal baik sesuai dengan pita bendera yang ada di lengan baju lo! Orang kaya lo gak patut untuk jadi Osis." ujar murid laki-laki itu lagi yang membuat Harga diri Azlan sebagai Senior tergores.

Sedangkan disisi lain anak-anak Glory sedang memperhatikan mereka dari jarak yang lumayan pas. Tidak terlalu jauh, dan tidak terlalu dekat. Namun mereka masih bisa mendengar apa yang kedua murid laki-laki itu bicarakan, dan masih bisa melihat apa yang mereka lakukan.

Moment yang tidak akan pernah mereka lupakan. Karena pasalnya anak-anak Glory sangat bermusuhan dengan anggota Osis yang bisanya hanya mengadu dombakan antara anak Glory dengan Guru BK. Membuat anak Glory geram dibuatnya. Karena sudah beberapa kali di beri pelajaran yang setimpal tetap saja mereka selalu menjadi pengacau. Padahal anak Glory tidak pernah mengurusi atau bahkan ikut campur dalam masalah Osis.

"Dia murid baru?" tanya Bara kepada Arvian.

Arvian mengangguk tanda ia setuju, "kayanya sih iya. Gue juga baru liat dia tadi di parkiran tau nya pas masuk udah di ajak ribut aja sama tuh Osis," ujar Arvian yang selalu geram jika melihat anak Osis.

"Sakit mental beneran kayanya si Azlan, murid baru udah di ajak ribut duluan," sahut Rezvan ikut kesal.

"Van!" tegur Kenzo membuat Rezvan nyengir.

"Maaf lah, kesel gue liatnya!"

Naufal menatapnya lekat-lekat, "beranian juga tuh murid baru ya?" Naufal terkekeh pelan.

Gilang berlalu dari gerombolan siswa SMA RAJAWALI. Membuat ketujuh teman-temannya mengikutinya.

Saat sudah sampai di kelas Gilang tiba-tiba menginginkan Glory untuk membuka penerimaan anggota baru. Membuat keenam teman-temannya bingung, kecuali Kenzo.

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

Fara yang baru saja datang berteriak histeris, "IHHHH GILA SIH COWOK TADI CAKEP BANGET YA AMPUNN!"

Zeyna yang melihat ke sekeliling pun akhirnya menetapkan pandangan-nya kepada Fara.

"Sttt! Fara kecilin suara lo!" ujar Zeyna dengan mata yang menunjuk kesekeliling, membuat Fara mengikuti arah pandang Zeyna.

Fara tertawa pelan, "hehe, iyaudah maaf-maaf," ucapnya dengan mencebikan bibir.

"Mulut lo tuh manyun-manyun! Gemes kaga, ilfil iya!" uja Lily sadis dengan tangan yang masih sibuk menyalin jawaban dari buku Zeyna.

"Yee biarin!" jawab Fara kesal. "Tapi btw, yang tadi berantem sama Azlan itu murid baru ya?"

"Iya Faraa... mending sekarang lo duduk yang manis deh pusing gue. Lo berisik banget." celoteh Ghesya merasa terganggu karena fokusnya terpecah saat Fara datang dengan heboh.

Fara melihat temannya satu persatu yang sedang sibuk dengan buku catatan dan buku LKS mereka masing-masing kecuali Zeyna.

"Lagi pada ngerjain apaan sih? Serius banget gue perhatiin," tanya Fara bingung karena pasalnya dia tidak tahu apa-apa.

Agista mendengus kesal, "lo lupa kalau sekarang itu ada ulangan harian? Terus tugas yang lagi kita kerjain ini harus dikumpulin sekarang Fara sayangg!" ujar Agista berusaha tenang meski sudah kesal setengah mati.

"OH YA AMPUN GUE LUPA! LIAT DONG. BERBAGI ITUKAN INDAH," ujar Fara hiperbola.

Amara yang sudah kepalang kesal memukul lengan Fara menggunakan cepuk miliknya, "berisik Fara! Kalau mau liat yaudah liat aja gak usah teriak-teriak. Penging tau!" ujar Amara membuat Fara nyengir dengan jari membentuk huruf 'V' yang berartikan 'peace'

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

XI IPS 1 sedang kedatangan murid baru yang tidak mereka duga, karena orang yang membuat keributan di pagi hari akan masuk ke kelas mereka.

Saat Pak Saman selaku guru Sosiologi menyuruh Zidan memperkenalkan diri, semua murid kelas memfokuskan pandangan-nya kedepan.

"Silahkan Zidan" ujar Pak Saman mempersilahkan Zidan untuk memperkenalkan diri.

"Terimakasih sebelumnya Pak," ujar Zidan sopan kepada Pak Saman yang hanya dibalas dengan anggukan singkat.

"Perkenalkan, saya Zidan Syamalik. Saya pindahan dari SMA JATI BANGSA, kota Semarang." jelasnya singkat dan cukup untuk di fahami.

Setelah Zidan memperkenalkan diri akhirnya Pak Saman mengambil alih kembali untuk berbicara dan memulai pelajaran.

"Terimakasih Zidan, silahkan duduk di bangku yang masih kosong," ujar Pak Saman.

Akhirnya Zidan memilih duduk di meja belakang Zeyna. Sebelumnya mereka sempat melempar pandang kearah satu sama lain. Namun Zeyna dengan cepat mengalihkan pandangan nya ke arah papan tulis, lurus ke depan memperhatikan Pak Saman yang sedang menuliskan materi pembelajaran di depan untuk Ulangan Harian .

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang